PROPOSAL USAHA
PEMBENIHAN
IKAN MANVIS
(Pterophylum scalare)
SECARA
INTENSIF
Dibuat oleh :
PRIYA KUSUMAYADI, S.Pi.
ARUNA FISH FARM
PERUM GRIYA PERWIRA ASRI BLOK O No. 26
DESA BOJANEGARA – KEC. PADAMARA
PURBALINGGA - JAWA TENGAH - INDONESIA
|
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan atas berkat dan rahmat Allah SWT yang telah memberikan
nikmat kesehatan dan kesempatan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan
Proposal Usaha Pembenihan Ikan Manvis (Pterophylum
scalare) secara Intensif ini.
Mengapa lebih memilih Pembenihan Ikan Manvis? Karena selain hobi/senang dengan ikan hias dan
setelah dilakukan analisa pasar akan kebutuhan ikan Manvis serta hasil dari
wawancara dengan beberapa pemain ikan hias di Kab. Purbalingga menunjukkan
bahwa peluang pasar sangat terbuka dan kebutuhan benih ikan sangat besar dari usaha
pembenihan ikan Manvis ini. Periode
reproduksi ikan Manvis juga terhitung cepat sehingga untuk menghasilkan jumlah benih
tidak membutuhkan waktu yang relatif lama, apalagi jika dilakukan secara
intensif dan profesional.
Tujuan kami melakukan
Usaha Pembenihan Ikan Manvis ini adalah :
- Menghasilkan
benih ikan Manvis yang berkualitas dan mencukupi kebutuhan pasar lokal dan
luar kota,
- mendapatkan
keuntungan dari penjualan benih ikan Manvis,
- meningkatkan kondisi
ekonomi keluarga,
- menambah lapangan
usaha ikan hias seperti usaha pembesaran ikan manvis,
- memasok kebutuhan
ikan Manvis ke kota-kota besar.
Kebutuhan modal untuk pengadaan akan sarana dan
prasarana untuk usaha pembenihan ikan Manvis ini cukup besar sehingga kami
memberanikan diri untuk mengajukan Proposal Usaha ini adalah untuk memperoleh
Modal Dana Pinjaman dari Bpk/Ibu/Saudara/i dan pihak manapun yang mana akan
dipertanggungjawabkan sebagai mestinya.
Demikian yang bisa kami sampaikan, besar hati
kiranya Bapak/Ibu/Saudara/i bisa membantu Permodalan (Dana) untuk Usaha Pembenihan Ikan Manvis
ini. Atas perhatian dan kerjasamanya kami
sampaikan terima kasih.
Purbalingga, 27 September 2017
Pemohon,
Priya Kusumayadi,
S.Pi.
BAB I. PROFIL USAHA
1.1.
Nama dan Alamat Usaha :
Nama Usaha
|
:
|
ARUNA FISH FARM
|
Alamat Usaha
|
:
|
Perumahan GRIYA PERWIRA ASRI Blok O No. 26
RT 3 RW 5 Desa Bojanegara – Kec. Padamara - Kab.
Purbalingga
Jawa Tengah – Indonesia.
|
1.2.
Nama dan Alamat Pemilik sekaligus Pengelola Usaha :
Nama Pemilik
|
:
|
PRIYA KUSUMAYADI, S.Pi.
|
Alamat Pemilik
|
:
|
Perumahan GRIYA PERWIRA ASRI Blok O No. 26
RT 3 RW 5 Desa Bojanegara – Kec. Padamara - Kab.
Purbalingga
Jawa Tengah – Indonesia.
|
No. HP
|
:
|
Bentuk Usaha
|
:
|
Perseorangan
|
Bidang Usaha
|
:
|
Pembenihan Ikan Manvis secara intensif
|
Modal Usaha
|
:
|
Pribadi dan Pihak Lain
|
Luas Lahan
|
:
|
60 m2 (indoor Hatchery)
|
Tenaga Kerja
|
:
|
1 orang
|
1.4.
Fasilitas Pendukung :
Listrik
|
:
|
900 watt
|
PDAM
|
:
|
24 jam
|
Jarak ke Kota
|
:
|
3 Km
|
Jarak
ke Pasar Ikan
|
:
|
2,5
Km
|
BAB II. DESKRIPSI USAHA
2.1. Latar Belakang
Ikan Manvis (Pterophyllum scalare) merupakan
salah satu jenis ikan air tawar yang berasal dari perairan Amazon Amerika
Selatan, tetapi telah banyak dibudidayakan di Indonesia. Ikan manvis disebut angel
fish, karena bentuk tubuh yang indah dan warnanya menarik serta gerakannya
yang tenang dan anggun oleh karena itu sering dijuluki juga sebagai “The
Queen Of Aquarium” (Lesmana dan Dermawan 2006).
Ikan manvis hidup di perairan air tawar dengan kisaran
pH 6 - 8. Suhu air ideal untuk manvis berkisar 24-30o C. Kisaran
toleransi hidup ikan manvis cocok dengan kualitas air di daerah Purbalingga dan sekitarnya.
Jenis ikan manvis yang dikenal dan berkembang di
Indonesia adalah diamond (berlian), imperial, marble
dan black-white. Ikan manvis banyak diminati di mancanegara, tapi
permintaan pasar ikan manvis tidak diimbangi dengan suplai yang cukup dari
pembudidaya.
Ikan hias
air tawar memiliki potensi untuk dikembangkan, oleh sebab itu dilihat dari segi
permintaan. Tingginya permintaan ekspor dan pedagang pengumpul terhadap ikan
hias air tawar terutama pada permintaan ikan Manvis. Informasi data dari Balai
Ikan Hias Air Tawar Depok pada tahun 2013 permintaan dari luar negeri maupun
dari dalam negeri sebanyak 360.000 ekor
tiap tahunnya. Namun para pengusaha budidaya ikan hias maupun Balai hanya
memproduksi ikan Manvis sekitar 175.320 ekor
tiap tahunnya.
Usaha pembenihan merupakan salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan benih
ikan manvis dan menunjukkan bahwa sektor usaha yang menguntungkan dan akan
mampu bertahan dalam kondisi apapun.
Oleh sebab itu kami memilih usaha di pembenihan ikan manvis dalam
naungan ARUNA FISH FARM.
2.2. Tujuan Usaha
Dengan usaha pembenihan ini penulis mempunyai tujuan diantaranya yaitu
:
1.
Menghasilkan benih ikan Manvis yang
berkualitas dan mencukupi kebutuhan pasar lokal dan luar kota,
2. mendapatkan keuntungan
dari penjualan benih ikan Manvis,
3. meningkatkan kondisi
ekonomi keluarga,
4. menambah lapangan
usaha ikan hias seperti usaha pembesaran ikan manvis,
5. memasok kebutuhan ikan
Manvis ke kota-kota besar.
2.3. Deskripsi Umum Usaha
Pemilihan jenis usaha pembenihan ikan Manvis karena usaha
sektor ini belum banyak dilakukan oleh masyarakat. Selain karena belum memasyarakat juga karena
dibutuhkan teknologi pemeliharaan yang intensif untuk menghasilkan benih
berkualitas dan dalam jumlah yang banyak.
Besarnya biaya investasi untuk keperluan budidaya dan resiko kematian
yang cukup tinggi juga menjadikan usaha ini belum banyak diminati oleh
masyarakat.
Dalam pemeliharaannya, ikan manvis akan dipelihara dalam
media akuarium untuk proses pemijahan.
Tiap satu akuarium akan diisi oleh sepasang indukan ikan Manvis dan
dilengkapi media penempelan telur. Dalam
usaha pembenihan ini akan membutuhkan sekitar 30 buah akuarium pemijahan. Setelah bertelur maka telur akan ditetaskan
pada wadah akuarium yang lain. Penetasan
telur dan perawatan larva juga membutuhkan akuarium sebanyak 30 buah. Proses pemeliharaan dalam akuarium sangat
membutuhkan aerasi dari blower yang berjumlah 1 buah. Kesediaan listrik juga harus terpenuhi
sepanjang waktu, untuk mengantisipasi kebutuhan listrik yang terkadang
“byar-pet” dibutuhkan 1 buah genset. Pemeliharaan benih selanjutnya dilakukan pada
bak-bak semen sejumlah 13 petak dan kolam pemeliharaan calon induk ada 4 petak.
Pakan larva/benih dengan menggunakan Artemia juga harus dilakukan pemeliharaan
tersendiri secara intensif. Pakan
lanjutan setelah 2-3 minggu kemudian menggunakan cacing sutra. Setelah larva berumur 4 minggu baru dilakukan
pembesaran di bak semen untuk mencapai ukuran yang diinginkan konsumen.
Dalam pelaksanaan usaha pembenihan ini akan berlangsung
sepanjang tahun karena ikan manvis ini akan terus memijah/bertelur kembali dengan
interval 2-3 minggu dengan pemeliharaan induk yang baik dan benar. Benih
yang dihasilkan nantinya sampai berukuran koin seratus rupiah dengan waktu
pemeliharaan sejak menetas yaitu 5-6 minggu.
BAB III. ASPEK PEMASARAN
3.1. Sasaran Pemasaran
Sasaran pemasaran yang penulis pilih dalam usaha ini adalah :
1.
Para penghobi/pecinta ikan Hias di Purbalingga,
2.
Para pembudidaya ikan khususnya pembesaran ikan Manvis di Kab. Purbalingga,
3.
Para pedagang atau toko/kios ikan hias di pasaran lokal maupun luar Kab. Purbalingga,
4.
Para Eksportir ikan hias di kota besar seperti Yogyakarta, Bandung dan
Jakarta.
4.2.
Strategi Pemasaran
Pemasaran usaha ikan Manvis ini lebih ditekankan pada kualitas benih yang prima (bersertifikat)
dengan harga yang terjangkau oleh pembeli.
Jika permintaan benih meningkat dan belum saatnya waktu panen tiba maka
benih bisa di jual ke pasaran tetapi jumlahnya terbatas. Kerjasama atau
kemitraan dengan pembudidaya khususnya pembesaran juga akan dilakukan untuk
menjamin benih yang dihasilkan terserap semua.
Penganekaragaman jenis/strain ikan Manvis juga akan
dilakukan untuk menghindari kejenuhan pasar dan juga bisa menjadi pilihan akan
jenis-jenis ikan Manvis. Tren pasar luar
kota juga akan dipantau untuk melihat pangsa pasar ikan Manvis beberapa bulan
ke depan.
Promosi produk berupa benih ikan Manvis bersertifikat
dengan mengikuti Pameran atau Gelar Expo Perikanan yang diadakan Dinas Terkait.
4.3.
Persaingan Usaha
Usaha yang didirikan penulis ini belum banyak yang menggeluti karena belum banyak pembudidaya yang
mengetahui teknik budidaya ikan Manvis apalagi yang dilakukan secara
intensif. Kalaupun ada yang
membudidayakan saat ini, jumlah benih yang dihasilkan masih kurang untuk serapan
pasar Kab. Purbalingga. Melakukan
Sertifikasi CPIB benih ikan Manvis dan CBIB pada sistem budidaya akan dilakukan
supaya benih atau ikan yang dihasilkan lebih mempunyai daya saing.
4.4.
Perkiraan Bagian Pemasaran
Kami memperkirakan peluang pasar bisa lebih luas, karena dari hasil survey dan wawancara ke beberapa
pembudidaya ikan hias di Kab. Purbalingga siap menampung benih untuk dibesarkan
di lahan yang mereka punya. Paguyuban pembudidaya ikan hias yang
anggotanya cukup banyak juga merupakan bagian dari pemasaran benih ikan Manvis
ini.
Permintaan luar kota seperti Semarang dan Jakarta juga
cukup besar hanya saja untuk tiap wilayah mempunyai kebutuhan akan jenis/strain
Manvis yang berbeda-beda. Seperti wilayah Semarang saat ini lebih cenderung ke
jenis BW (Black White), Jakarta lebih cenderung ke jenis Platinum.
BAB IV. ASPEK PRODUKSI
4.1. Analisis Lokasi Usaha
Lokasi usaha pembenihan ikan Manvis ini terletak di
belakang rumah milik kami sendiri karena untuk mempermudah dalam pengawasan dan
pelaksanaan kegiatan produksi benih. Kontur lahan yang menurun sangat baik untuk
sistem pembuangan air (drainase) sehingga tidak ada air tergenang dan akan
selalu terlihat bersih.
Tersedia jaringan PDAM yang lancar dan bersih sepanjang
tahun sehingga memudahkan dalam mendapatkan air bersih untuk pengisian akuarium dan bak/petak kolam.
Jaringan PLN (Listrik 900 watt) dirasakan cukup untuk mengoperasionalkan
1 buah blower dan perlu penambahan genset listrik untuk mengantisipasi putusnya
aliran listrik di saat musim penghujan.
4.2. Bahan dan Peralatan
4.2.1. Bahan :
1. Induk Ikan
Manvis
2. Pakan Pelet
3. Cacing sutera (Tubifex)
4. Artemia
Kalengan
5. Garam Krosok
6. Air Bersih
4.2.2. Peralatan :
1. Blower
2. Akuarium Kaca
3. Media Penempel
Telur
4. Pipa jaringan
aerasi
5. Rak Besi
6. Pompa
Submersible
7. Seser/Serok
8. Pipa/Selang
Siphon
9. Ember
10. Corong Penetasan
11. Seser/Serok
Plankton
12. Genset Listrik
13. Bak Pembesaran
14. Instalasi Pembuangan
15. Tabung Oksigen
4.3. Pembuatan Tempat Usaha
Adapun tahapan pembuatan tempat usaha pembenihan ikan Manvis ini
adalah sebagai berikut :
4.3.1. Pembuatan Rak Besi dan Akuarium Pemijahan beserta
instalasi aerasi.
Akuarium
pemijahan yang dibutuhkan berjumlah 15 buah dan diletakkan pada rak besi. Ukuran akuarium adalah 60x35x35 cm, dengan
ketebalan kaca 5 mm. Rak besi ukuran
panjang 350 cm, tinggi 140 cm dan lebar 40 cm dibuat susun 3 tingkat. Akuarium disekat menjadi 2 bagian sehingga
terdapat 30 petak pemijahan untuk 30 pasang ikan Manvis. Instalasi pipa aerasi dipasang berikut
pengatur bukaan aerasi supaya gelembang air tidak terlalu besar. (lihat pada gambar lampiran 1.)
4.3.2. Pembuatan Rak Besi dan Akuarium Penetasan dan
Perawatan Larva beserta instalasi aerasi.
Akuarium
penetasan dan perawatan larva yang dibutuhkan berjumlah 9 buah dan diletakkan
pada rak besi. Ukuran akuarium adalah
60x35x35 cm, dengan ketebalan kaca 5 mm.
Rak besi ukuran panjang 200 cm, tinggi 140 cm dan lebar 40 cm dibuat
susun 3 tingkat. Akuarium disekat
menjadi 2 bagian sehingga terdapat 18 petak penetasan telur. (lihat pada gambar
lampiran 2.).
4.3.3. Pembuatan Bak Pembesaran dan
Instalasi Pembuangan.
Bak pembesaran
di buat pada lahan yang tidak terlalu luas yaitu sekitar 35 m2. Ukuran bak yang dibuat kurang lebih 17
petak, terdiri dari 4 petak berukuran 150x150x40 cm untuk calon induk, 13 petak
sisanya berukuran bervariasi antara 150x100x40 cm untuk kolam pembesaran. Instalasi pembuangan bak/kolam dibuat
bersamaan dengan pembuatan bak/kolam. Bahan
yang digunakan untuk pembuatan bak/kolam pembesaran dan calon induk adalah
pasangan batako dan bata merah. (lihat pada gambar lampiran 3.).
4.3.4. Pembuatan Pagar Keliling
(BRC).
Pagar
Keliling dibuat sepanjang 15 meter dengan ketinggian 100 cm merupakan pagar
lokasi usaha yang bersebelahan dengan sungai yang bertujuan untuk mencegah kebanjiran dan untuk keamanan dari hama
binatang maupun manusia. (lihat pada gambar lampiran 4.).
4.3.5. Tahapan
Lanjutan berupa penambahan jumlah akuarium dan rak besi untuk pemijahan dan
perawatan larva.
4.4. Proses Pembenihan Ikan
1. Akuarium diisi
air bersih hingga mencapai 30 cm dan instalasi aerasi dipasang dengan benar.
2. Siapkan induk ikan Manvis yang sudah berpasangan untuk
dimasukkan dalam akuarium yang sudah diberi media penempelan telur lalu lakukan
perawatan hingga ikan bertelur.
3. Jika sudah bertelur maka akan tampak butiran telur
menempel pada media, lalu pindahkan media tersebut ke dalam akuarium penetasan
yang sudah dipersiapkan.
4. Beri pakan induk ikan dengan cacing tubifex atau
jentik nyamuk selama masa perawatan, jumlahnya sesuai kebutuhan. Induk akan memijah kembali setelah 2-3 minggu.
4.5. Proses Penetasan Telur dan Perawatan Larva Ikan
1. Telur yang
bagus akan menetas setelah 2 hari. Karena
masih terdapat cadangan makanan maka tidak perlu di beri pakan. Setelah 3 hari sejak menetas, perlu
dipersiapkan wadah untuk penetasan Artemia yang akan digunakan keesokan harinya
(hari ke 4).
2. Pemberian pakan artemia dilakukan sampai benih
bisa makan cacing sutera (setelah umur 2 minggu).
3. Pemeliharaan
di akuarium ini kurang lebih 4 minggu dan benih siap dipindahkan ke bak/kolam
pembesaran. Terkadang masa fase ini
sudah ada yang membeli untuk dibesarkan oleh pembudidaya. Harga bisa mencapai Rp. 200-300/ekor.
4.6. Proses Pembesaran Ikan
1. Bak/kolam dipersiapkan untuk proses pemupukan
terlebih dahulu dengan pemberian pupuk kandang 250 gram/m2 lalu
diisi air setinggi 15-20 cm dan diberi
pakan alami berupa Daphnia sebagai bibit pakan alami kemudian dibiarkan selama
1 minggu.
2. Setelah air
pada bak/kolam berwarna hijau dan pakan alami berkembangbiak, benih ikan dapat
dimasukkan ke dalam bak/kolam.
3. Pemberian pakan berupa cacing sutera dilakukan setelah 4-5 hari sampai benih
berumur 25-30 hari.
4. Pemanenan di
lakukan pada saat benih berukuran koin seratusan lama (besar). Harga bisa mencapai Rp. 1.000,-/ekor.
4.7. Target Produksi
v Rata-rata
satu kali pemijahan per induk
mengeluarkan 500 butir telur
§ FR = 85% x 500 = 425 telur
§ HR = 85% x 450 = 360 ekor
§ SR = 85% x 360 = 307 ekor
v Produksi per induk betina dalam 1 tahun = 307 x 30 = 9210 benih
BAB V. ASPEK KELEBIHAN DAN KEKURANGAN USAHA
5.1. Aspek Kelebihan Usaha
Pemeliharaan di akuarium mulai dari pemijahan hingga
perawatan larva memberikan banyak keuntungan diantaranya yaitu :
- Penggunaan lahan sempit bisa lebih efektif.
- Perawatan mudah dan terkontrol karena bisa melihat
aktifitas benih di akuarium baik pada saat pemberian pakan ataupun adanya gejala
serangan hama dan penyakit ikan.
- Jika ada serangan penyakit hanya pada satu akuarium
saja.
- Penggunaan air yang relatif lebih efisien karena
bisa dilakukan padat tebar tinggi.
5.2. Aspek Kekurangan Usaha
Adapun kekurangan dalam usaha ini adalah :
1. Biaya investasi yang cukup besar untuk kebutuhan bahan
dan peralatan budidaya.
2. Teknologi yang digunakan harus benar-benar menguasai.
BAB VI. ASPEK FINANSIAL
6.1. Kebutuhan dan Sumber Dana
Dengan asumsi penggunaan akuarium pemijahan 15 (30 pasang induk), akuarium penetasan 9 (18 petak) dan bak/kolam 17 petak.
Dengan
melihat tabel Analisa Usaha di atas dapat dilihat bahwa kebutuhan dana investasi untuk usaha ini
adalah sebesar Rp. 20.106.000,-; Operasional per periode sebesar Rp.
1.557.500,-; total kebutuhan anggaran yaitu Rp. 21.663.500,-.
6.2. Perhitungan Pendapatan
Setiap satu
pasang induk menghasilkan telur 500 butir, diperkirakan 85% terbuahi jadi 425; menetas 85% jadi 405 dan selama pemeliharaan, jumlah
yang hidup menjadi 300
ekor benih. Jadi jumlah ikan yang hidup dalam satu
siklus pemijahan adalah 300
x 30 pasang = 9.000 ekor.
Dari 9.000 ekor, dijual 6000 ekor dengan harga Rp. 300,- mendapatkan hasil Rp.1.800.000,-.
Sisa 3.000 ekor dibesarkan pada bak/kolam semen dan dipelihara selama 3-4
minggu dan dijual dengan harga Rp. 800,-
maka menghasilkan Rp. 2.400.000,- Maka hasil penjualan setiap periode
pemijahan adalah :
Rp. 1.800.000,- + Rp. 2.400.000,- = Rp. 4.200.000,-
Pendapatan bersih
setiap periode adalah = Penjualan - Penyusutan – Operasional
= Rp. 2.365.000,-
Dari Perhitungan Break Event Point (BEP) :
v BEP Jumlah Benih yang dihasilkan = Biaya Operasional : Jumlah benih
= Rp. 1.557.500
: 9.000
= Rp. 151,85,-. Artinya harga benih yang dijual harus diatas
Rp. 151,85- untuk mendapatkan keuntungan.
v BEP Produksi Benih
yg dihasilkan = Biaya Operasional :
Harga benih
= Rp. 1.557.500
: Rp.300
= 5.191,671 ekor, Artinya jumlah benih yang dihasilkan harus
diatas 5.192 ekor1 untuk mendapatkan keuntungan.
PENUTUP
Semoga
proposal ini dapat memberikan gambaran akan analisa usaha Pembenihan Ikan
Manvis secara intensif. Besar harapan
kami kepada para pembaca untuk dapat membantu pendanaan sesuai kebutuhan
penulis. Penulis akan memperbaiki
analisa usaha tersebut manakala terjadi kesalahan ataupun kekurangan penulisan.
Kegagalan
usaha bukan disebabkan oleh orang lain namun berasal dari diri sendiri, dengan
demikian ketekunan dan keuletan dalam menjalankan usaha merupakan suatu
keharusan.
Demikian
yang bisa kami sampaikan dan disampaikan terima kasih atas partisipasi dan
kerjasamanya.
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
Lampiran 2.
Tata Letak Akuarium Pemijahan
Lampiran 3.
Tata Letak
Akuarium Perawatan Larva
Lampiran 4.
Letak akuarium pemijahan
Letak akuarium perawatan larva
Lampiran 5.
Calon Lokasi Bak pendederan :
Lampiran
6.
Denah tata letak akuarium dan bak/kolam
Lampiran
7.
No.
|
Uraian
Kegiatan
|
Pebruari
|
Maret
|
April
|
Mei
|
Juni
|
|||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1.
|
Penggumpulan Dana
|
||||||||||||||||||||
2.
|
Pemasangan Akuarium
|
||||||||||||||||||||
3.
|
Pembuatan Bak/Kolam
|
||||||||||||||||||||
4.
|
Pembelian Induk Manvis
|
||||||||||||||||||||
5.
|
Pemijahan Ikan
|
||||||||||||||||||||
6.
|
Penetasan Telur
|
||||||||||||||||||||
7.
|
Pemberian Artemia
|
||||||||||||||||||||
8.
|
Pemberian Cacing
|
||||||||||||||||||||
9.
|
Penyortiran (bisa dijual)
|
||||||||||||||||||||
10.
|
Pemupukan Bak/kolam
|
||||||||||||||||||||
11.
|
Penebaran benih
|
||||||||||||||||||||
12.
|
Pemeliharaan benih
|
||||||||||||||||||||
13.
|
Penyortiran (bisa dijual)
|
||||||||||||||||||||
0 komentar: