Pada
habitat aslinya, ikan lele merupakan ikan yang berkembang biak di musim
penghujan. Sungai yang merupakan tempat yang digemari oleh ikan lele karena air
yang mengalir membawa segala macam jasad renik dan mikroorganisme dari tanah yang notabene adalah makanan alami lele.
Selain itu disaat musim kemarau, tanah yang kering membuat banyak
makhluk kecil beraktivitas disana. Nah, saat musim hujan datang, air mengalir
membawa segala macam bekas aktivitas banyak organisme kecil tadi dan akan
timbul bau tanah yang sangat menyengat setelah tersiram air hujan. Bau tanah
atau bau ampo inilah yang memancing ikan lele menjadi matang dan siap
memijah. Lele berkembang biak secara ovipar, jadi pembuahan telur
terjadi di luar tubuhnya. Di alam bebas, ikan lele jantan / induk jantan
memilih sendiri pasangannya. Dan setelah mendapatkan induk lele betina yang
cocok, kedua indukan lele tersebut akan memijah, dan selanjutnya cenderung
setia. Setelah memijah biasanya akan ada telur yang bakal menjadi burayak, dan
kedua indukan akan terus menjaga telur tersebut sampai menetas.
Mengenal Berbagai Teknik Pemijahan
Lele
Beternak
Lele Itu Mudah Asal Tahu Tekniknya
|
Pada dasarnya pembiakan lele / pemijahan lele
dibagi menjadi dua. Yang pertama, pemijahan lele secara alami / tradisional, dan yang kedua adalah pemijahan
lele buatan, biasanya disebut semi-intensif. Dahulu memang cara
alami yang banyak digunakan, namun lama - kelamaan seiring dengan perkembangan
zaman, para ahli mulai menemukan dan mencoba pembiakan lele buatan dan
berhasil. Berikut ini beberapa teknik pemijahan lele yang umum digunakan.
Pemijahan Lele Secara Alami
Asas yang digunakan dalam pemijahan lele alami adalah bahwa
semua makhluk hidup akan berkembang biak dan tugas kita hanya memberikan sarana
dan prasarana sehingga terjadilah proses perkembang biakan tersebut. Artinya,
teknik yang digunakan sama seperti yang ada di alam, ikan lele yang sudah
matang gonad dan siap induk kita pasangkan dengan lele betina yang sudah matang
gonad pula. Nantinya kedua indukan akan kawin dan proses pemijahan akan terjadi
secara alami.
Para peternak lele masih banyak yang menggunakan cara ini
dalam memijahkan lele mereka. Mereka sangat yakin bahwa proses perkawinan lele
secara alami tanpa bantuan zat - zat kimia tertentu akan menghasilkan bibit
yang lebih bagus dan unggul daripada bibit hasil pemijahan buatan. Jika kita
nalar memang begitu, karena telur yang keluar bukan merupakan hasil paksaan zat
kimia dan perangsang. Tetapi murni karena ikan lele tersebut sudah benar -
benar matang sebagai induk.
Pemijahan Lele Buatan
Kemajuan ilmu pengetahuan mengenai makhluk hidup telah
membawa kita pada banyak cara yang lebih praktis dan mudah dalam berbagai hal. Termasuk
tentang cara pemijahan ikan lele. Pemijahan lele buatan / intensif adalah
pemijahan lele yang dilakukan melalui penyuntikan zat dan hormon tertentu pada
induk lele sehingga indukan tersebut dapat mencapai puncak kematangan gonad.
Tujuan utama nya adalah produksi telur dan prosentase hidupnya lebih besar
daripada proses pemijahan alami.
Pemijahan lele buatan yang paling sering digunakan adalah
dengan menyuntikkan hormon yang merangsang indukan matang gonad. Jenis yang
umum dipakai adalah ovaprim, karena terbukti tidak ada mengandung resiko.
Penyuntikan dilakukan pada indukan jantan dan betina pada bagian punggung kanan
dan kiri. Setelah disuntik nanti, pembuahan tetap dilakukan secara ovipar atau
di luar tubuh sang induk sama seperti cara alami.
|
Pemijahan
Lele Buatan dengan Suntik Hormon
|
Ada pula pemijahan buatan dengan cara pemberian suntikan
hipofisa. Cara ini sedikit rumit karena membutuhkan ikan lain sebagai obyek
untuk diambil kelenjar hipofisanya. Prinsipnya sama seperti suntikan perangsang,
agar sel telur lebih cepat matang dan tumbuh lebih cepat. Ikan yang diambil
kelenjar hipofisanya biasa disebut sebagai ikan donor. Bobotnya pun harus sama
dengan ikan yang akan kita suntik hipofisa. Proses pengambilannya juga
membutuhkan ketelitian dan takarannya harus sesuai dengan ikan yang akan
disuntik.
Selain dua cara diatas ada cara lain dengan cara in vitro.
Yaitu pembuahan telur dilakukan oleh manusia sebelum terjadinya pemijahan.
Syaratnya kedua indukan harus matang gonad. Pemijahan in vitro dilakukan dengan
memaksa keluar sel telur dari induk betina dan induk jantan dibunuh untuk
diambil kantung sperma-nya untuk kemudia dicampurkan dalam sebuah wadah.
Tujuannya adalah jumlah telur yang dibuahi lebih maksimal.
Ketiga cara pemijahan lele buatan tadi sudah dibuktikan dan
membuahkan hasil yang maksimal. Walaupun resiko tetap ada dan butuh ketelitian
dan pengetahuan lebih mengenai ikan lele.
Memilih Indukan Lele Yang Bagus
Untuk Pemijahan
Penting sekali bagi kita untuk dapat mengerti grade / nilai
dari suatu indukan. Jika kita bertujuan untuk menciptakan bibit dan benih lele
yang unggul, maka dalam pemasangan indukan tidak boleh asal - asalan. Kedua
indukan harus sama - sama berkualitas unggul dan telah matang gonad. Untuk
sobat yang masih belum mengerti cara membedakan kelamin ikan lele. Silahkan
sobat lihat pada gambar di bawah ini. Pada lele jantan ada tonjolan kecil
memanjang, yaitu lubang kelamin di dekat sirip bawah. Sedangkan pada lele
betina tidak ada tonjolan.
|
Perbedaan
Lele Jantan dan Betina
|
Ingat sobat, kesalahan dalam setting indukan akan berakibat
pada pertumbuhan anakannya yang tidak maksimal dan jumlah produksi yang rendah.
Karena biasanya dalam sekali pemijahan lele dumbo betina dapat menghasilkan
sekitar 50.000 sampai 100.000 telur. Sayang sekali jika jumlah sebanyak itu
bukan berasal dari indukan yang bagus. Oke, berikut ini ciri - ciri indukan
lele yang unggul :
- Umur
sudah mencapai 1 sampai 2 tahun
- Bobot
hampir mencapai 1kg atau bahkan lebih.
- Lincah
dan tidak banyak diam.
- Badannya
merah mengkilap dan gemuk tanda ikan sehat.
- Tidak
ada cacat pada mata, sirip dan kulitnya.
- Pertumbuhan
tidak terlambat dari saudara - saudaranya.
Untuk ciri indukan lele yang sudah siap dan matang kelamin /
matang gonad adalah sbb :
- Lele
jantan alat kelamin akan membesar/bengkak dan berwarna kemerahan ada
bintik berwarna putih.
- Lele
betina lubang kelaminnya akan memerah dan membesar.
- Lele
betina akan keluar telur jika diurut dari perut ke anus.
- Lele
betina perutnya membesar dan cenderung lembek.
Indukan ikan lele yang bagus juga berasal dari nenek
moyangnya yang bagus. Jadi pastikan bahwa peternak lele tempat kita membeli
ikan lele sudah jelas genetik dan asal - usulnya. Untuk info peternak, bisa
coba kita cari di Balai Benih Ikan setempat. Sekarang kita masuk pembahasan
utama, tentang cara pemijahan / mengawinkan indukan lele.
Cara Pemijahan Indukan Lele
Cara pemijahan yang akan kita gunakan sekarang adalah cara
pemijahan alami atau biasa diebut tradisional. Selain mudah dan aman, bahan -
bahan yang akan kita gunakan juga tidaklah mahal. Dikarenakan biayanya yang
dapat ditekan, cara pemijahan ini banyak sekali digunakan oleh para kaum
pedesaan untuk merintis usaha ternak lele. Hanya berbekal lahan sempit kita
sudah dapat membuat kolam untuk pemijahan. Untuk mengawinkan ikan lele,
step-by-step yang harus kita lakukan adalah :
Mengkondisikan dan Merawat Indukan
Lele
Sebelum kita mulai memijahkan kedua indukan, patut diketahui
bahwa indukan lele jantan maupun betina harus kita kondisikan terlebih dahulu.
Jangan sampai kita mengalami kegagalan dalam pemijahan karena indukan tidak
terawat atau bahkan sakit. Caranya simpel sekali, Indukan jantan dan betina
wajib kita pisahkan terlebih dahulu. Jadi kita membutuhkan dua buah kolam untuk
indukan. Yang mana padat tebarnya adalah maksimal 2kg /m², lebih kurang lebih
bagus.
|
Indukan
Lele Betina Yang Matang Telur
|
Pastikan indukan selalu fit dengan membuat sirkulasi air yang
baik di kolam induk. Ada air yang masuk, dan ada air yang keluar. Untuk air
yang masuk kita bisa menggunakan air sisa limbah rumah tangga maupun air dari
sungai. Karena induk lele biasanya sudah sangat tahan dengan berbagai kondisi
air. Ada baiknya juga kolam tidak ditutup total, agar air hujan dapat masuk
langsung ke kolam indukan.
Berikan pakan yang bergizi pada indukan sehari sekali atau
dua kali. Memang untuk indukan lele, pemberian pelet dirasa terlalu berat jika
jumlah indukan sangat banyak. Caranya bisa kita akali dengan pemberian sisa
makanan di rumah yang tidak habis, bisa kita masukkan ke dalam kolam. Ada juga
beberapa petani yang memasukkan ayam tiren / ayam mati sebagai makanan utama
lele. Untuk indukan lele kita tidak perlu terlalu selektif dalam pemberian pakan,
makhluk kecil apapun yang ada di sekitar kita dapat dijadikan makanan alami.
Setting Pembuatan Kolam Pemijahan
dan Penetasan Lele
Oke, sekarang kita mulai dengan pembuatan kolam pemijahan
terlebih dahulu. Berbeda dengan kolam penampungan indukan, kolam pemijahan
tidak harus sebesar kolam indukan. Hanya dengan ukuran 2 m² sudah cukup untuk
dibuat kolam pemijahan lele. Jenis kolam yang paling mudah dan hemat biaya
adalah dengan sistem lele kolam terpal. Dimana kita tinggal menyusun batubata
maupun bambu/kayu sebagai tanggul kolam yang berbentuk persegi dan kita tutupi
dengan terpal. Untuk kolam pemijahan, tinggi air yang diperlukan hanya sekitar
60cm. Namun jangan lupa sebelum kita isi air, kolam kita keringkan selama
beberapa hari sehingga bersih dan dapat birahi indukan bisa maksimal.
|
Kolam
Pemijahan Lele
|
Setelah kolam siap, tepatnya sebelum diisi air, kita perlu
memasangkan kakaban di kolam pemijahan. Kakaban ini adalah tempat menempelnya
telur yang akan menetas nantinya. Biasanya para petani menggunakan ijuk yang
diapit dengan bambu. Panjangnya bisa disesuaikan dengan ukuran kolam pemijahan
yangkita buat. Untuk satu kolam kita perlu menggunakan tiga atau empat kakaban
agar telur yang nantinya keluar tidak berserakan. Untuk membuat kakaban itu tenggelam,
kita bisa menindihnya dengan batu bata. Ingat, kakaban harus bersih dan
tenggelam terus, karena telur lele nanti akan menempel disitu. Jika tidak,
dikhawatirkan telur tidak menetas / mati.
|
Kakaban
dari ijuk harus tenggelam di dasar kolam
|
Selain menggunakan ijuk, ada pula petani yang menggunakan
paranet sebagai kakaban di kolam pemijahan lele. Ada yang bilang kakaban dari
ijuk gampang rusak dan susah dibersihkan. Oleh karena itu penggunaan paranet
sebagai kakaban banyak diuji coba dan hasilnya juga maksimal. Selain itu
penataan pada kolam juga menjadi lebih rapi, semua jengkal dasar kolam bisa
tertutupi oleh paranet. Untuk pembuatannya tidak jauh beda dengan ijuk, paranet
dipotong persegi panjang menyesuaikan lebar kolam. Biasanya ukuran 1 meter x
1/2 meter lalu digapit dengan kayu / bambu.
|
Kakaban
dari paranet
|
Setelah kolam pemijahan sudah bersih dan kering, kita bisa
mulai membuat kolam penetasan telur. Kenapa perlu kita buatkan juga kolam untuk
penetasan telur? Karena nantinya indukan dan telur kita pisahkan dan telur yang
sangat banyak nanti juga butuh tempat yang luas. Telur lele yang menetas akan
menjadi larva/burayak lele. Pada fase inilah kita dituntut untuk teliti agar
larva bisa hidup sampai dewasa.
Ukuran yang baik untuk kolam penetasan adalah 3 x 2 meter
dengan tinggi sekitar 30cm. Jika tidak ada kolam semen, struktur dan bentuk
kolam bisa kita buat dari batubata maupun kayu yang kita lapis dengan terpal.
Prinsipnya sama seperti kolam pemijahan. Penempatan yang paling bagus untuk
kolam penetasan adalah di tempat yang teduh (tidak terkena sinar matahari
langsung) dan tidak banyak terjadi perubahan suhu secara signifikan. Benih lele
masih sangat lemah dan rentan dengan perubahan suhu, ada baiknya jika kolam
berada di dekat rumah atau di dalam kandang. Usahakan kolam bersih dan steril
dari kotoran sebelum kita isi air.
Melepas & Mengawinkan Indukan
Lele di Kolam Pemijahan
Setelah kolam pemijahan bersih dan kakaban terpasang rapi,
kita isi kolam pemijahan dengan air bersih. Air yang baik biasanya adalah air
sumur karena tidak mengandung bahan kimia dan sesuai dengan habitat ikan lele.
Untuk proses pemindahan indukan lele dari kolam indukan ke kolam pemijahan juga
harus dilakukan dengan hati - hati. Jika biasanya kita menggunakan saringan
yang besar dan kasar untuk memindahkan ikan lele, maka untuk pemindahan indukan
sebisa mungkin menggunakan saringan halus atau digiring menggunakan wadah yang
besar. Tujuannya adalah mengatasi tingkat stress indukan sebelum proses
perkawinan dimulai.
Untuk jumlah indukan dalam satu kolam, sebaiknya kita gunakan
cara alami saja, satu kolam untuk satu pasang indukan. Karena jika kita
memasukkan lebih dari satu pasang, resiko indukan akan saling bertarung dan
hasil akhirnya indukan menjadi lemah dan rusak. Jangan lupa indukan harus benar
- benar matang dan siap untuk dikawinkan. Jangan sampai usianya terlalu muda
ataupun telah afkir.
Waktu pelepasan indukan lele sebaiknya berada diantar pagi
dan siang. Agar suhu air tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas, berikan
waktu pada indukan untuk beradaptasi dengan suhu air yang normal. Kita bisa
memasukkan lele ke kolam pemijahan pada pukul 9 - 10 pagi. Sehingga suhu air
tidak terlalu ekstrim. Untuk mencegah indukan meloncat keluar, kolam bisa kita
tutup dengan triplek maupun jaring kawat. Asalkan tidak mengganggu proses
perkawinan lele.
Indukan lele biasanya akan kawin / memijah pada malam hari,
lebih tepatnya dini hari sampai waktu shubuh. Proses yang terjadi ketika
pemijahan adalah indukan lele betina nantinya melepaskan telur yang jatuh
menempel pada kakaban yang telah kita buat. Sedangkan si induk jantan bertugas
membuahi telur yang keluar dengan mengeluarkan sperma secara bersamaan. Seluruh
pembuahan atau fertilisasi terjadi diluar. Namun tidak semuanya telur
yang keluar berhasil dibuahi. Telur yang gagal dibuahi tersebut dapat
dipastikan tidak akan menetas.
|
Proses
Pemijahan Ikan Lele
|
Biasanya pemijahan terjadi selama satu malam saja. Kita bisa
mencoba mengecek apakah terjadi pemijahan atau tidak di pagi hari. Jika ada
telur yang menempel di kakaban. Sebisa mungkin kita angkat kedua indukan dan
kita karantina ke dalam bak. Tujuan pemisahan indukan dan telur adalah mencegah
jika sewaktu - waktu indukan memakan telurnya sendiri. Hal ini rawan terjadi
jika indukan sedang stress atau sudah keturunan genetik yang suka memakan
telurnya sendiri.
Penetasan Telur & Perawatan
Larva Lele
Pada fase penetasan ini, telur yang sudah dibuahi dan
menempel pada kakaban harus kita angkat dari kolam pemijahan. Kita pindahkan ke
dalam kolam penetasan. Dalam mengangkat kakaban kita harus sangat berhati -
hati jangan sampai telur berserakan dan rusak. Air pada kolam penetasan juga
sebisa mungkin memiliki parameter yang relatif sama dengan air pada proses
pemijahan. Setelah air pada kolam penetasan siap, kakaban beserta telur kita
masukkan ke dalam. Pastikan seluruh telur dan kakaban tenggelam.
Telur lele biasanya akan menetas antara 22 - 36 jam. Oleh
karenanya secepat mungkin kita pindahkan pada pagi hari setelah pemijahan
selesai. Untuk supply oksigen bagi telur dan larva nantinya, kolam penetasan
bisa kita beri sirkulasi air yang halus dan aerator. Setelah telur menetas,
akan banyak sekali larva lele yang berkumpul di dasar kolam. Ini menandakan
bahwa telur tersebut berhasil menetas dan kita berhasil memijahkan lele.
|
Proses
Perkembangan Telur Lele Menjadi Bibit
|
Setelah kita pastikan bahwa semua telur yang dibuahi
telah menetas. Kita angkat kakaban perlahan agar telur yang tidak
menetas/dibuahi tidak membusuk dan mengotori kolam penetasan. Burayak lele yang
telah menetas kita biarkan sampai 3 hari. Mereka masih mendapatkan asupan
makanan dari sisa telur yang ada di tubuh mereka. Barulah selepas 3 hari kita
beri mereka pakan alami seperti kutu air maupun cacing sutra. Berikan pakan
secara teratur dan tidak terlalu banyak. Karena sisa pakan yang tidak dimakan
akan menjadi kotoran dan meracuni burayak.
|
Penggantian air juga perlu untuk menunjang kebersihan kolam, lakukan sifon kotoran dan seperempat air kolam kita gantikan dengan air yang baru. Pemeliharaan larva lele pada kolam penetasan akan berlangsung selama dua hingga tiga minggu. Baru setelah itu larva tersebut sudah bisa kita sebut bibit lele dan siap kita pindahkan ke kolam pendederan. |
Demikian tadi sobat, cara pemijahan / mengawinkan ikan lele mulai dari persiapan sampai perawatan bibit yang telah menetas. Cara ini bisa kita buat dalam skala kecil maupun skala besar. Kita sesuaikan dengan skala produksi dan lahan yang kita miliki. Praktek pemijahan ini dapat kita gunakan pada pemijahan lele sangkuriang maupun lele dumbo. Sah - sah saja jika anda menggunakan cara pemijahan lele buatan maupun alami. Itu semua demi kemajuan industri perikanan nasional dan ekonomi kerakyatan di negara kita.
0 komentar: