Jumat, 10 Januari 2020

Pembenihan Ikan Tawes Secara Sederhana


tawes

Ikan tawes adalah salah satu ikan khas Indonesia. Ikan tawes ditemukan disungai-sungai besar didaerah jawa, Sumatra, dan Kalimantan. Penyebarannya ikan tawes cukup luas, meliputi laos dan Vietnam.

Ikan tawes termasuk golongan ikan herbivora, yang memakan daun-daun atau hijauan. Oleh sebab itu, merupakan ikan yang patut di kembangkan di pedesaan karena di sana banyak terdapat sumber pakan yang melimpah. Dengan meanfaatkan sumberdaya yang ada, biaya produksinya yang relative lebih murah dibandingkan ikan karnivora.

Adapun teknik budidaya ikan tawes relative mudah, pemijahan ikan tawes secara alami maupun buatan. Berikut ini tahap pembenihan ikan tawes yang baik dan efisien.

Pembenihan ikan tawes dapat dilakukan dikolam maupun bak. Adapun teknik pembenihan meliputi beberapa tahap kegiatan berikut.  

A. Pemilihan induk 

Induk yang digunakan dalam pemijahan mempunyai berat 300 - 500 g/ekor dan umur matang gonad 8 - 12 bulan. Jumlah telur yang dihasilkan berkisar 1000 butir/g berat badan.  

B. Pemijahan 

  1. Pembenihan secara alami dilakukan secara masal dikolam. Adapun jumlah induk betina dan jantan yang digunakan yaitu 25 ekor dan 50 ekor. Sebelum dipijahkan, induk diberok atau di puasakan terlebih dahulu selama 2 - 3 hari.
  2. Sebelum budidaya ikan tawes berlanjut, untuk mempercepat pemijahan, induk dirangsang dengan menaikkan ketinggian air dikolam.
  3. Induk-induk dimasukkan saat ketinggian air kolam mencapai 20 cm dipagi hari. Pada saat sore hari, air mulai dimasukkan hingga ketinggiannya mencapai 80 - 100 cm.
  4. Berdasarkan habitat kebiasaannya di alam bebas, biasanya, induk tawes akan memijah pada pukul 19.00 - 22.00.
  5. Ciri induk yang memijah yaitu berkejar - kejaran pada siang hari didekat pintu air masuk.
  6. Pembenihan di bak dilakukan dengan memasangkan induk jantan dan betina dengan perbandingan 1 betina : 2 jantan.
  7. Kepadatan yang digunakan yaitu 3 ekor/bak ukuran 2 m x 1 m x 1 m. Mula - mula, air dimasukkan ke dalam bak secara bertahap hingga mencapai ketinggian 85 cm.
  8. Bersamaan dengan itu, percikkan air ke permukaan kolam sebagai tiruan air hujan. Induk akan memijah sekitar 10 jam kemudian.
  9. Rangsangan lain yang juga umum digunakan untuk ikan tawes yaitu penggunaan hipofisa atau hormone ovaprim.
  10. Perbandingan antara donor dan resipien yang digunakan hipofisa yaitu 1:1,5.
  11. Sementara hormone ovaprim diberikan dengan dosis 0,35 ml/kg induk betina.
  12. Penyuntikan dapat dilakukan satu sampai dua kali. Penyuntikan hormone hanya diberikan pada induk betina. Pemijahan akan terjadi pada saat 6-14 jam setelah penyuntikan pertama.
  13. Pemijaan dapat dilakukan secara buatan dengan cara mengumpulkan telur-telur lewat pengurutan perut induk betina.
  14. Sementara sperma diperoleh dengan cara mengurut perut induk jantan. Telur dan sperma yang terkumpul dicampur, diaduk dengan bulu ayam, dan diaktifkan dengan air.
  15. Selanjutnya, telur-telur ditetaskan dicorong penetasan yang terbuat dari fiber.

B. Pemeliharaan larva

  1. Setelah induk tawes selesai memijah, kecilkan air masuk ke kolam agar telur tidak terbawa arus. Telur di monitor agar tidak terkumpul disatu tempat. Telur akan menetas setelah 2-3 hari. Larva diberikan pakan cacing sutera hingga mencapai umur 20-21 hari.
  2. Selanjutnya, benih dipindahkan ke kolam pendederan kedua yang telah diolah secara standar.
  3. Padat tebar benih yang digunakan yaitu 10 - 20 ekor/m2. Pemeliharaan dilakukan selama 3-4 minggu. Kemudian benih dijual atau dipindahkan ke kolam pendederan berikutnya.



Previous Post
Next Post

0 komentar: