Ikan Tawesmerupakan salah satu ikan air tawar
yang mempunyai nilai ekonomis, oleh karena itu ikan ini banyak dibudidayakan di
wilayah Kecamatan Karangmoncol. Salah satu segmen dalam budidaya ikan tawes
adalah pembenihan yang telah dilakukan oleh petani Desa Tamansari dan desa
Tunjungmuli.
Adapun tahapan pembenihan ikan tawes adalah
sebagai berikut :
Seleksi Induk
Benih tawes yang berkualitas berasal dari induk dengan
kualitas baik pula. Jumlah benih yang dihasilkan pun akan sangat dipengaruhi
oleh pilihan induk tawes untuk pemijahan. Secara umum, induk tawes yang
baik mempunyai ciri-ciri tertentu. Jarak antara lubang anus dan pangkal ekor
relatif dekat dengan pangkal ekor yang lebar dan kokoh. Indukan yang ideal
mempunyai kepala dengan ukuran relatif kecil dan meruncing. Sisik pada tubuh
ikan tawes indukan berukuran besar dan tersebar teratur.
Ikan tawes yang siap dijadikan indukan mempunyai umur
ideal yang berlainan. Ikan tawes jantan yang dipilih untuk indukan sebaiknya
sudah berusia lebih dari 1 tahun sedangkan ikan tawes betina yang akan
dijadikan indukan sebaiknya seudah berusia lebih dari 1,5 tahun. Tentunya
indukan yang siap dipijah harus sudah matang gonad atau kelamin. Untuk itu,
beberapa ciri bisa dilihat baik dari ikan tawes jantan maupun ikan tawes
betina.
Ikan tawes betina yang siap dijadikan indukan
mempunyai perut yang mengembang ke arah lubang genital dan terasa lembek jika
diraba. Lubang anus ikan tawes berwarna kemerahan dan tutup insang akan terasa
lebih licin jika diraba. Cairan berwarna kehitaman akan keluar jika perut ikan
diurut ke arah ekor.
Ikan tawes jantan yang siap dijadikan indukan
mempunyai tutup insang yang akan terasa lebih kasar bila diraba dengan tangan.
Meskipun ukuran perutnya lebih kecil, cairan keputihan akan keluar jika perut
ikan diurut ke arah ekor.
Persiapan Kolam Pemijahan
Untuk proses pemijahan, kolam pemijahan yang
digunakan sekaligus digunakan untuk penetasan dan pendederan. Kolam sebaiknya
dikeringkan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk memijah indukan. Pematang
perlu diperbaiki dan dasar kolam perlu dibuat saluran memanjang dari tempat
masuk air ke tempat keluar air. Saluran yang dibuat mempunyai lebar 40 cm
dengan tinggi 20-30 cm.
Pelepasan Indukan
Setelah indukan ikan tawes dipilih dengan seksama,
induk jantan dan betina yang akan dipijahkan ditempatkan dalam kolam
perawatan yang berbeda. Proses ini disebut proses pemberokan yang
dilakukan selama 4-5 hari. Pemisahan ini sekaligus dilakukan sebagai
cara perawatan induk. Setelah itu, barulah induk jantan dan betina
dimasukkan dalam kolam pemijahan saat ketinggian air mencapai sekitar
20 cm. Induk yang dilepaskan mempunyai perbandingan jumlah 1:2 untuk induk
betina dan induk jantan yang sudah siap memijah.
Pada sore hari sekitar pukul empat setelah pemasukan
induk yang siap pijah, aliran air ke dalam kolam diperbesar.
Proses perkawinan induk diawali dengan proses kejar-kejaran di
sekitar tempat masuknya air ke dalam kolam. Antar pukul tujuh dan sepuluh
malam, induk ikan tawes biasanya sudah memijah.
Penetasan Telur Ikan Tawes
Arus air ke dalam kolam pemijahan yang sekaligus
digunakan kolam penetasan dan pemeliharaan setelah induk ikan tawes
menetas sebaiknya diperkecil agar telur tidak hilang terbawa arus. Telur baru
dicek di kakaban pada pagi harinya dengan menggunakan lidi terutama
di area dangkal kolam. Proses penetasan selesai sempurna setelah 2-3
hari. Proses pemeliharaan ikan hasil penetasan ini dilakukan di dalam
kolam yang sama selama sekitar 21 hari dengan pemberian pakan yang sesuai.
Pengambilan Hasil Benih
Panen benih ikan bisa dilakukan pada pagi hari dengan
cara menyurutkan air di dalam kolam. Benih yang terjebak dalam saluran kamalir
atau caren ditangkap menggunakan seser atau waring. Benih yang sudah
dikumpulkan kemudian bisa ditempatkan di dalam hapa yang sudah diletakkan dalam
saluran air yang mengalir tidak begitu deras. Setelah melewati
tahap penyortiran, bibit bisa dijual atau ditebar ke kola pendederan untuk
dibesarkan sebelum siap dijual untuk ikan konsumsi.
0 komentar: