Senin, 04 Juli 2016

Pemberian Santunan IPKANI Purbalingga Ke Panti Asuhan Mandhanisiwi Kabupaten Purbalingga


bansos, baksos, bantuan
Sebagai sebuah organisasi yang belum lama terbentuk, IPKANI Purbalingga belum memiliki program dengan agenda kegiatan definitif yang terjadwal setiap tahun. Kecuali Rapat Kerja (Raker) IPKANI yang dilakukan setiap empat bulan sekali, kegiatan-kegiatan saat ini yang sudah dilaksanakan adalah hasil keputusan yang di ambil dalam Raker. Dan itu biasanya adalah kegiatan yang waktu pelaksanaannya adalah jangka pendek.

Seperti kegiatan yang baru-baru ini dilaksanakan, yaitu memberikan santunan kepada Panti Asuhan yang ada di Kabupaten Purbalingga. Adalah kegiatan yang merupakan program kerja bidang sosial hasil keputusan Rapat Kerja IPKANI pada bulan April 2016 dan telah dilaksanakan pada tanggal 28 Juni 2016 dan bertepatan dengan Bulan Ramadhan tanggal 24 tahun 1937 Hijriyah.

Bentuk santunan yang telah diberikan adalah berupa beras sebanyak satu kwintal. Dana yang dipakai untuk kegiatan ini adalah dari sebagian kas IPKANI dan sumbangan dari para Penyuluh Perikanan Kabupaten Purbalingga. Sedangkan yang ikut serta dalam penyerahan santunan adalah perwakilan IPKANI Purbalingga.

Menurut Ketua IPKANI Purbalingga, Win Pulasmono, kegiatan ini adalah salah satu bentuk kepedulian kita kepada mereka yang kurang beruntung. Apalagi moment-nya bertepatan dengan Bulan Ramadhan, sehingga dengan keikhlasan dan ketulusan, nantinya dapat diperoleh pahala yang berlipat.

ipkani purbalingga

Panti asuhan yang sudah di bantu adalah Panti Asuhan Mandhanisiwi yang terletak di Kelurahan Penambongan Kecamatan Purbalingga Kabupaten Purbalingga. Sebuah panti asuhan yang sudah lama berdiri yaitu sejak tahun 1960 dan telah banyak membantu anak-anak warga panti untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik. Bahkan almamater panti asuhan tersebut sebagian telah menjadi Pegawai Negeri, Tentara, Ustadz, dan Pengusaha. Dan saat ini sebagian dari mereka ada yang seringkali datang berkunjung dan memberikan bantuan kepada Panti Asuhan sebagai bentuk terimakasih mereka.

Yang menjadi warga Panti Asuhan Mandhanisiwi adalah anak-anak yatim piatu, anak terlantar, anak-anak dari keluarga tidak mampu, yang berada di sekitar Kabupaten Purbalingga. Untuk saat ini ada 15 anak laki-laki dan 35 anak perempuan. Mereka di sediakan asrama, dibekali pengetahuan agama, ketrampilan berkebun, bahkan diberikan pengetahuan tentang teknologi informasi. 

Target dari panti asuhan ini adalah menyantuni mereka dan memberikan bekal pengetahuan serta bekal pendidikan hingga setara SMA. Adapun harapannya adalah menyuport mereka hingga perguruan tinggi. Menurut Bapak Suparna yang merupakan Pimpinan Panti Asuhan, beberapa tahun kebelakang bahkan beberapa anak telah mendapatkan beasiswa, baik itu dari Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta. Pada tahun ini ada anak yang sudah dinyatakan dinyatakan di terima di Universitas BINUS dan UMY.

Semoga mereka menjadi orang yang sukses ya.

Makli - Penyuluh Perikanan Kabupaten Purbalingga


Kamis, 26 Mei 2016

Perkuat Pasokan Pakan Ikan, KKP Bangun Pabrik Mini di Banjarbaru


Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP hari ini meresmikan pengoperasian pabrik pakan ikan mandiri berskala mini di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin, Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Pabrik pakan ikan mini ini dibangun lantaran selama ini masyarakat kesulitan mendapatkan pakan ikan.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto menuturkan, selama ini salah satu masalah untuk budidaya ikan air tawar adalah pakan. Pasalnya, pakan membutuhkan biaya yang paling tinggi atau sekitar 70% sampai 80% dari biaya budidaya ikan.

"‎Bisa 70%-80% (cost) dari pakan. Kalau di daerah yang lebih dalam lagi, bukan karena harganya saja. Tapi ketersediaan pakan juga jadi tantangan. Sangat langka sekali," katanya di BPBAT Mandiangin, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Rabu (25/5/2016).

Dia menilai, keberadaan pabrik pakan ikan mandiri ini menjadi sangat strategis di tengah kondisi masyarakat yang kesulitan mendapatkan pakan ikan. Pabrik ini sendiri memiliki kapasitas sekitar 200 kilogram (kg) per hari.

"‎Makanya kita bangun disini, sebagai tempat percontohan, pelatihan, sekaligus disini memproduksi dan didistribusikan kepada masyarakat," imbuh dia.

Sementara itu Koordinator Laboratorium Pakan BPBAT Mandiangin Ahmad Rifai menyebutkan, bahan baku yang digunakan untuk produksi pakan ikan ini antara lain, teping ikan, dedak, gandum (polard), bungkil kelapa sawit, vitamin, dan mineral. "‎Kita juga menggunakan bio aktivator untuk membantu pencernaan pakan. Sebelum memasukkan bahan itu, kita formulasi dulu untuk menentukan berapa jumlah protein yang kita inginkan," tuturnya.

Pakan ikan yang diproduksi di pabrik‎ seluas 400 meter persegi (m2) ini dibagi menjadi dua, yaitu pakan tenggelam dengan kapasitas produksi sekitar 1 ton per hari dan pakan apung sekitar 400 kg. "Pakan ikan yang diproduksi disini bisa untuk ikan lele, patin, dan pakan induk ikan nila," tandasnya.

sindonews.com

Menteri Susi : Kejahatan Perikanan Harus Dijadikan Kejahatan Transnasional Terorganisir


Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menegaskan pentingnya menjadikan kejahatan perikanan masuk ke dalam daftar kejahatan transnasional terorganisir.
“Mengapa kejahatan perikanan harus masuk kejahatan transnasional terorganisir? Ini sangat penting, karena akan memudahkan untuk mengejar dan menghukum para pelakunya,” ungkap Susi saat bertemu dengan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Diaspora Indonesia di kantor KBRI Wina, Minggu (22/5).
Sebelum berbicara di sidang Commission on Crime Prevention and Criminal Justice – CCPCJ dan menjadi keynote speaker di High Level Side Event (HLSE), Menteri Susi menyempatkan diri bertemu dengan para WNI dan Diaspora Indonesia. Menteri Susi bercerita mengenai illegal fishing dan kejahatan transnasinal terorganisir.
Menteri Susi juga menjelaskan tujuan kedatangannya di Wina, yakni untuk mendorong agar kejahatan perikanan dapat dimasukkan ke dalam kejahatan transnasional tergorganisir. Menteri Susi mengatakan, selama ini, pelaku kejahatan perikanan hanya dijerat dengan aturan hukum masing-masing negara dan hukuman yang dijatuhkan selama ini pun sangat rendah.
“Mengapa kejahatan perikanan harus masuk kejahatan transnasional terorganisir? Ini sangat penting, karena akan memudahkan untuk mengejar dan menghukum para pelakunya,” kata Susi.
Selama ini, pelaku kejahatan perikanan hanya dijerat dengan aturan hukum masing-masing negara dan hukuman yang dijatuhkan selama ini pun sangat rendah. Dalam merealisasikan upaya ini, Indonesia perlu menggalang kerjasama dengan negara-negara lain. (MD)