Sistem
resirkulasi adalah sistem budidaya ikan dimana air yang terdapat dalam kolam
budidaya disirkulasi kembali melalui berbagai proses sehingga kotoran ikan,
sisa pakan, dan senyawa, serta gas beracun hasil efek samping dari kotoran ikan
dapat dijebak dalam tangki pengendapan sehingga air yang kembali ke kolam sudah
bersih dan aman dari berbagai kotoran.
Dengan
demikian air yang sehat dan stabil tersebut dapat mencegah bakteri jahat berkembang,
daya tahan dan kesehatan ikan terjaga, nafsu makan ikan meningkat, serta
pertumbuhannya berjalan maksimal sehingga meminimalisir tingkat kematian.
Berikut
10 cara budidaya ikan dengan sistem resirkulasi agar anda memahami proses dan
tahapannya.
1. Pahami Sistemnya
Dalam
budidaya ikan dengan sistem resirkulasi anda wajib memahami dulu sistem yang
digunakan, yaitu dengan menggunakan aliran air yang dapat dikendalikan serta
pompa untuk mengalirkan air tersebut. Hal pertama yang harus dilakukan ialah air
dipompa dan dimasukkan ke dalam kolam, selanjutnya buangan air dari kolam tadi
dimasukkan ke dalam bak. Bak tersebut ialah bak filter yaitu yang bertugas menjernihkan air
sehingga setelah melewati filter air dapat digunakan kembali untuk mengisi air
di kolam. Air yang telah difilter tersebut kembali menjadi bersih dan bebas dai
kotoran.
2. Ganti Secara Berkala
Pergantian
air yang dipompa dan difilter tersebut dilakukan secara berkala sesuai jumlah
presentasi air. Pergantian air umumnya dilakukan dengan menambahkan air dari
tandon yang telah dipersiapkan sehingga lebih mudah dalam menjalankan
prosesnya.
3. Pembuangan Air
Pembuangan
air dilakukan dengan metode sipon yaitu menggunakan selang yang telah diberi
alat penyaring pada ujung yang berada di kolam sehingga ikan tidak ikut
tersedot atau terbuang. Partikel artikel yang berada dalam air tersebut akan
dibuang sehingga tidak kembali dan tida tercampur dengan air yang telah
dibersihkan.
4. Sumber Listrik dan
Kekuatan Pompa
Dalam
budidaya ikan dengan sistem resirkulasi, dibutuhkan sumber listrik yang memadai
sebab alat yang digunakan beroperasi dengan menggunakan tenaga listrik. Jika
tenaga listrik yang dimiliki lemah akan berpengaruh pada pompa dan filter air
sehingga dikhawatirkan hasil tidak maksimal dan menimbulkan bahaya bagi
kesehatan air atau ikan di kolam tersebut. Sisa pakan dan kotoran
dalam air kolam akan mengalami proses perubahan dan perbaikan komposisi setelah
melewati 1 jam, sebab itu sebisa mungkin kotoran sudah tersedot ke dalam pompa.
Untuk itu anda wajib memiliki pompa yang kekuatannya melebihi kapasitas kolam.
Perbandingannya ialah misalnya volume kolam 2.500 liter maka kekuatan pompa
harus di atar 2.500 liter per jam.
5. Alat Filter (Penyaring
Air)
Jumlah
pakan ikan yang diberikan dan kekuatan pompa memperngaruhi kapasitas filter
atau alat penyaring air. Volume kapasitas filter harus dapat menahan lanju air
sehingga air tida terlalu cepat mengendap di dasar tangki.
Pilih
filter dengan desain yang mampu menejbak dan mengendapkan kotoran, umumnya ada
dua yaitu dengan disaring secara langsung menggunakan tekanan dan dengan cara
melambatkan aliran air sehingga air kehilangan kecepatan dan kotoran mengendap.
Yang
ideal ialah filter yang berbentuk melingkar sebab tidak ada sisi yang mati, arus
dibuat berputar dan ikan akan terus berputar pula mengikuti arus.
6. Lakukan Disinfeksi
Ada
jenis jenis ikan tertentu yang lebih sensitif jika dibudidayakan dengan sistem
resirkulasi, diantaranya ialah ikan hias dan ikan laut. Disinfeksi perlu
dilakukan secara berkala sebelum air masuk kembali ke dalam kolam. Caranya dapat dilakukan dengan penggunaan lampu UV, air yang kembali
masuk ke dalam kolam dilewatkan mellaui pipa yang diselubugi lampu UV sehingga
bakteri yang terpapar radiasi sinar UV tersebut akan mati dan air yang keluar
lebih jernih.
7. Tempat atau Kolam yang
Mendukung
Budidaya
ikan dengan sistem resirkulasi membutuhkan tempat atau kolam di lokasi yang
agak tertutup, tetap membutuhkan siar matahari dalam dosis kecil untuk membunuh
bibit penyakit, menghangatkan air, memacu pertumbuhan dan kesehatan tulang
ikan, serta memberikan rasa segar pada ikat agar nafsu makan bertambah.
Dibutuhkan atap atau tutup pada beberapa bagian yang tembus pandang. Sinar
matahari tidak boleh masuk secara penuh dari pagi hingga sore sebab memacu
pertumbuhan ganggang atau alga.
8. Penguapan
Air
dalam kolam tetap akan berkurang sebab terjadi penguapan, tetapi tidak terlalu
masalah karena daat ditambahkan air yang baru. Budidaya ikan dengan sistem
resirkulasi cocok untuk daerah dengan air minim atau ketika musim panas. Dalam musim
tersebut umumnya penguapan lebih banyak terjadi, anda dapat menyediakan
persediaan air dalam jumlah yang cukup di tandon air yang telah disediakan
9. Lakukan Perawatan
Dalam
menjalankan budidaya ikan dengan sistem resirkulasi, dibutuhkan kedisiplinan
setiap hari dalam melakukan pemeriksaan dan perawatan alat alat yang berperan
dalam sistem tersebut. Periksa secara rutin alat pompa dan filternya, kotoran
yang mengendap, kualitas air, dan lain lain. Sebab jika terjadi
masalah seperti pipa bocor atau pompa rusak tentu akan menjadi kendala besar
dalam proses resirkulasi dan akan menganggu kenyamanan ikan di kolam tersebut
serta berpengaruh pada kebersihan dan kesehatan air.
10. Berikan Pakan dengan
Kadar Tepat
Sebelumnya
teah dijelaskan secara lengkap proses budidaya dalam sistem resirkulasi, dalam
menggunakan cara ini, anda wajib menjaga kebersihan air, air yang kotor akan
lebih memperberat tugas alat alat yang berperan. Kebersihan air dapat anda
maksimalkan dengan memberikan pakan pada ikan dengan kadar yang pas, tidak
dengan sengaja dilebihkan. Hal ini penting sebab pakan yang tidak dimakan
oleh ikan akan terbuang dan menjadi kotoran yang menumpuk di air, jika terus
menerus demikian, maka akan memperberat beban alat alat resirkulasi. Berikan
segala sesuatu dengan kadar yang sesuai dan gunakan alat secara bijak sehingga
dapat bertahan lebih lama dan memberikan keuntungan lebih maksimal untuk anda.
0 komentar: