Suhu
Suhu
air adalah salah satu sifat fisik yang dapat mempengaruhi nafsu makan dan
pertumbuhan badan ikan. Suhu air dapat
mempengaruhi pertukaran zat-zat atau metabolisme makhluk hidup dan dapat
mempengaruhi kadar oksigen terlarut dalam air. Semakin tinggi suhu perairan,
semakin sedikit oksigen yang dapat terlarut di dalamnya.
Suhu
air optimal untuk daerah tropis umumnya berkisar 25-30 oC. Menjaga suhu optimal untuk pertumbuhan
merupakan suatu hal yang penting. Fluktuasi suhu yang terlalu besar akan
menyebabkan ikan stress yang dapat mengakibatkan kematian pada ikan.
Kekeruhan
Air
Kekeruhan
air dapat dilihat dan dirasakan oleh panca indra kita. Air yang terlalu keruh
tidak baik untuk kehidupan ikan. Kekeruhan yang disebabkan oleh lumpur dapat
mengganggu pernapasan dan mempengaruhi nafsu makan ikan. Namun apabila
kekeruhan tersebut disebabkan oleh plankton justru sangat diharapkan karena
selain sebagai sumber pakan alami juga dapat menjadi produsen primer penghasil
oksigen (phytoplankton).
Cara
termudah untuk membedakan kekeruhan tersebut adalah dengan mengambil contoh air
dalam gelas kaca dan membiarkannya beberapa saat. Apabila terlihat endapan
lumpur dasar gelas, berarti kekeruhan disebabkan oleh lumpur. Sebaliknya bila
air masih terlihat berwarna seperti awalnya tanpa endapan lumpur, berarti Kekeruhan
disebabkan oleh plankton.
Parameter Kimia
Oksigen
Terlarut / Dissolved Oxygen (DO)
Ikan
memerlukan oksigen terlarut yang cukup untuk hidup dan pertumbuhannya. Kadar
minimum oksigen terlarut yang diperlukan untuk kelangsungan hidup ikan
bervariasi. Ikan kadang-kadang sanggup hidup dalam keadaan kadar oksigen
terlarut rendah selama beberapa jam tanpa menimbulkan pengaruh yang berarti,
tetapi akan segera mati bila keadaan tersebut berlangsung selama beberapa
hari. Untuk memperoleh produksi optimal, kandungan oksigen harus dipertahankan
diatas 5 ppm. Bila kandungan oksigen
tetap sebesar 3 atau 4 ppm dalam jangka waktu yang
lama, ikan akan menghentikan makan dan pertumbuhannya.
CO2
Bebas
Ikan
mempunyai toleransi terhadap CO2 yang tinggi di dalam air. Karena
adanya hubungan yang erat antara CO2 dengan respirasi dan
fotosintesa, maka konsentrasi CO2 ini biasanya meningkat pada waktu
malam hari dan menurun pada waktu siang. Konsentrasi CO2 meningkat
terutama bila fitoplankton mati karena hilangnya stratifikasi suhu dalam air
dan juga bila cuaca mendung (Cholik dkk., 1991).
Parameter Biologi
Biota
air yang terdapat dalam perairan juga perlu diperhatikan. Biota yang diamati
tidak hanya yang dijumpai pada badan air saja namun juga di dasar perairannya.
Semakin banyak dan beragam biota dalam suau perairan berarti semakin tinggi
pula tingkat kesuburan perairan tersebut.
Alkalinitas
Tersedianya
CO2 untuk pertumbuhan plankton berkaitan dengan alkalinitas air.
Perairan dengan total alkalinitas kurang dari 15 atau 20 mg/l biasanya
mengandung sedikit CO2 sedangkan yang total alkalinitasnya 20 – 150
mg/l mengandung jumlah CO2 yang cukup untuk produksi plankton pada
budidaya ikan. (Cholik dkk., 1991).
pH
Keasaman
air atau populer dengan istilah pH sangat berperan bagi kehidupan ikan. Umumnya
pH yang cocok untuk semua jenis ikan antara 6,7 – 8,6. Namun ada beberapa jenis
ikan yang daat bertahan hidup pada kisaran pH yang sangat tinggi maupun rendah,
sekitar 4-9, karena lingkungan hidup aslinya di rawa misalnya ikan sepat siam.
Amonia
Amonia
merupakan zat buang terlarut hasil metabolisme ikan oleh perombakan protein,
baik dari kotoran ikan sendiri maupun dari sisa pakan. Sisa pakan biasanya akan
membusuk sehingga kadar amonia meningkat. Pada air kotor karena terlalu
banyak ikan biasanya mempunyai kadar nitrit (NO2) yang tinggi. Kandungan amonia dan nitrit
dapat dikurangi ataupun dihilangkan dengan cara penggantian air, pemberian
aerasi, penguapan, maupun reaksi kimia dengan oksigen. Reaksi amonia dan nitrit
dengan oksigen umumnya terjadi karena dibantu oleh bakteri Nitrosomonas sp sehingga menjadi bentuk nitrat (NO3)
yang tidak beracun.
0 komentar: