Pengelolaan Kesehatan Ikan adalah bagaimana menjaga keadaan kesinambungan antara ikan dan lingkungannya sehingga ikan dapat menjalani fungsi fisiologisnya secara penuh. Dalam pengelolaan kesehatan ikan ada 2 kegiatan, dilakukan yaitu :
1. Pencegahan penyakit, yang tindakan dilakukan sebelum terjadi penyakit
2. Kontrol/pengobatan terhadap ikan yang sakit, merupakan kegiatan setelah ditemukan adanya penyakit pada tubuh ikan
Pencegahan penyakit adalah tindakan yang dilakukan sebelum terjadi penyakit, sedangkan kontrol (pengobatan) penyakit adalah merupakan kegiatan setelah ditemukannya penyakit pada ikan. Pencegahan penyakit ikan lebih diutamakan karena dapat menekan biaya produksi.
Prinsip 1, lebih baik mencegah dari pada mengobati
Prinsip 2, Tindakan pengobatan adalah jalan yang terakhIr.
Resiko pengobatan adalah : biaya tinggi, efek residu pada ikan, lingkungan dan konsumen.
Jaminan kualitas produk perikanan : food healthy, food safety & animal walfare
MEKANISME TERJADINYA PENYAKIT
Inang : ikan yang dibudidayakan
Lingkungan yg buruk : air, tanah, udara, makanan
Pathogen : kuman (parasit, bakteri jamur dan virus/organisme yang menimbulkan penyakit
Penyakit terjadi apabila : terjadi ketidakseimbangan dari ketiga faktor tersebut
Inang/ikan : dalam keadaan lemah, mutu
genetik rendah
JENIS PENYAKIT
A. PENYAKIT INFEKSI
1. Parasit
2. Jamur
3. Bakteri
4. Virus
B. PENYAKIT NON INFEKSI
1. Genetik
2. Pakan
3. Kualitas air
CARA MENDETEKSI IKAN SAKIT
A. Dari perubahan tingkah laku :
1. ikan cenderung naik ke permukaan air
2. Operculum bergerak cepat
3. Berenang lambat
4. Cenderung memisahkan diri
5. Nafsu makan berkurang
6. menggosok-gosokan tubuh ke dinding kolam
B. Dari gejala klinis ;
1. warna tubuh abnormal
2. mata menonjol
3. sisik terkuak
4. tubuh pucat/kasap
5. borok dipermukaan tubuh
6. insang rusak
7. sirip terinfeksi
8. hati abnormal
PENGENDALIAN PENYAKIT
A. Preventif/pencegahan
1. Inang/ikan
2. Lingkungan/media hidup
3. Pathogen/organisme penyebab penyakit
B. Kuratif/Pengobatan
1. Obat ikan berbahan kimia dan biologi (gunakan OIKB yang terdaftar di KKP)
2. Herbal (alami)
C. Pengendalian dengan manajemen induk dan benih unggul :
1. produksi induk unggul (bersertifikat)
2. spesifik pathogen free / SPF
3. bebas terhadap suatu pathogen tertentu
4. bebas dari lingkungan yang tercemar
5. penaeus vnnamei bebas penyakit TSV
D. Spesifik Pathogen Resisten / SPS
1. tahan terhadap suatu pathogen
2. penaeus vnnamei tahan WSSV dan TSV
3. bebas dari lingkungan yang tercemar
E. Pengendalian penyakit dengan manajemen lingkungan :
1. Persiapan lahan dengan benar
2. padat tebar optimal
3. Pakan berkualitas
4. Penggantian air secara berkala
5. Biosecurety
F. Pengendalian penyakit dengan manajemen pathogen
1. Cegah masuknya pathogen
* Desinfeksi
* Isolasi
2. Cegah penyebaran penyakit ke tempat lain :
* Isolasi ikan
* Isolasi Air
* Isolasi Sarana
G. Upaya kuratif/pengobatan ada 4 aspek keamanan :
1. Aman terhadap species (ikan)
2. Aman terhadap operator
3. Aman terhadap consumer/konsumen
4. Aman terhadap lingkungan
H. Efek penggunaan obat yang tidak tepat :
1. Mengakibatkan resistensi
2. Residu pada tubuh ikan
3. Gangguan pada manusia
4. Akumulasi pada lingkungan
APLIKASI PENGOBATAN
A. Perendaman
B. Penyuntikan
1. Intra muskular
penyuntikan dimasukan ke otot/daging : sudut
kemiringan jarum suntik kira2 30 derajat
2. Intraperitoneal
penyuntikan dimasukan ke rongga perut
C. Oral
1. Melalui pencampuran pakan
2. perlu binder untuk melapis
3. Masalah homogenitas
D. Oles
Contoh pengobatan :
ppm : part per million (sepersejuta bagian)
Misal untuk obat bentuk ciar :
1 ppm = 1 ml obat / 1.000.000 ml air
= 1 ml obat / 1.000 L air
= 1 ml obat / 1 m kubik air
EFEKTIVITAS OBAT IKAN
1. Ketepatan diagnosis
2. Cara pemberian obat
3. Waktu pemberian obat
4. Jenis obat dan dosis
5. Kualitas air
6. Jenis dan umur hewan akuatik (ikan)
PRINSIP APLIKASI PENGOBATAN
1. Kondisi ikan/inang
2. Kondisi lingkungan budidaya : kolam, bak,
akuarium
3. Volume air
4. Struktur dasar kolam
5. Konstruksi
6. Saluran pemasukan
7. Kondisi cuaca
8. Dosis obat dan masa kadaluarsa
EFEK PENGGUNAAN OBAT YANG TIDAK TEPAT
1. Mengakibatkan Resistensi
2. Akumulasi/residu pada tubuh ikan
3. Akumulasi pada lingkungan
4. Gangguan pada manusia
APLIKASI PENGOBATAN
A. Secara eksternal/Ofensif : menekan resiko infeksi
pathogen :
1. Desinfektan (kaporit)
2. Garam ikan
3. Abate
4. Fitofarmako/obat herbal (Eceng gondok, dll)
5. Probiotik (menekan bakteri merugikan) untuk
lingkungan
B. Secara internal/Defensif : bertahan (meningkatkan
daya tahan/kekebalan tubuh ikan
B. Secara internal/Defensif : bertahan (meningkatkan
daya tahan/kekebalan tubuh ikan
1. Vaksin : hydrovac untuk Aeromonas hydrophila
2. Vitamin C atau multivitamin dan mineral
3. Pengembangan vaksin DNA
4. Immunostimulan : ragi dan fitofarmako (b. Putih,
a. eceng gondok, daun pepaya, dll)
5. Rekayasa genetik : gen MHC (Major Histocompatibility Complex) untuk daya tahan terhadap penyakit
Peningkatan daya tahan tubuh ikan (sistem kekebalan)
1. Vaksin : memberikan kekebalan tubuh melalui
pembentukan antibody spesifik
2. Immunostimulan : merangsang kekebalan non
spesifik misal : aktivitas fagositosis (sel pembunuh
kuman)
3. Vitamin C :
- mencegah kelainan tulang pd benih
- meningkatkan ketahanan terhadap penyakit
- mengurangi stres
- mempercepat penyembuhan luka
- mempercepat pertumbuhan
4. Probiotik (meningkat kecernaan/daya cerna)
VAKSINASI IKAN
Syarat :
1. umur ikan lebih 3 minggu
2. ikan sehat
Tahapan pemberian :
1. Priming (vaksin pertama)
2. Booster (vaksin pengulangan)
Cara pemberian Vaksin
1. Perendaman :
- cocok untuk benih
- lama 15 – 30 menit
- dosis : 10 cc/100 L air untuk 75 – 100 ekor
- selama perendaman di aerasi
2. Suntik
- Cocok untuk induk/calon induk
- Dosis 0,1 cc/kg ikan
3. Pakan
- Cocok untuk ikan di kolam (booster/vaksin ulang)
- Dosis : 5 cc/kg pakan selama 3 – 7 hari
Bagaimana dan kapan sebaiknya vaksin dapat diberikan pada ikan ?
Ikan berumura 3 minggu atau lebih
(kurang dari 3 minggu organ ikan yang berperan dlm sistem pembentukan antibodi belum sempurna)
Ikan yang divaksin harus sehat
Suhu air diatas 26 sd 28 derajat celcius
(vaksinasi & pemeliharaan ikan pd suhu ≥ 28 dc
respon antibodi terbentuk lebih cepat dibanding suhu air yang rendah)
Air untuk vaksinasi dan pemeliharaan tidak tercemar
( air yang mengandung unsur polutan akan menghambat proes pembentukan antibodii dlm tubuh ikan)
Teknik aplikasi vaksin pada ikan
1. Aplikasi vaksin melalui perendaman
Teknik perendaman biasanya diaplikasikan untuk ikan yang ukurannya kecil dan dalam jumlah banyak. Ikan yang akan divaksinasi dimasukkan/direndam kedalam larutan yang telah diberi vaksin selama 15 – 30 menit. Selama proses vaksinasi sebaiknya dilengkapi dengan aerasi dan kepadatan ikan tidak terlalu tinggi (antara 100 – 200 gram/L air).
2. Aplikasi vaksin melalui pakan
Teknik ini lebih sesuai untuk ikan-ikan yang sudah dipelihara dalam kolam pemeliharaan ataupun sebagai upaya vaksinasi ulang (booster). Dosis vaksin yang digunakan untuk teknik ini sesuai dengan dosis yang direkomendasikan (sebagai contoh untuk vaksin HydroVac adalah 3-5 ml/kg bobot tubuh ikan) dan pemberian vaksin melalui pakan sebaiknya dilakukan selama 5 – 7 hari berturut-turut.
3. Aplikasi vaksin melalui suntikan
Cara pemberian vaksin dengan melalui suntikan lebih tepat untuk ikan-ikan yang berukuran relatif besar, jumlahnya tidak terlalu banyak dan berharga, misalnya induk ikan. Keuntungan pemberian vaksin melalui penyuntikan adalah 100% vaksin dapat masuk ke dalam tubuh ikan. Cara penyuntikan yang biasa dilakukan, yaitu dimasukkan ke rongga perut (intra peritoneal) dan dimasukkan ke otot/daging (intra muscular) dengan sudut kemiringan jarum suntik (needle) kira-kira 30o.
0 komentar: