Sabtu, 10 September 2022

TEKNIK PEMBERIAN PAKAN IKAN GURAMI



Ikan gurami merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang banyak dibudidayakan oleh petani di eks karesidenan Banyumas. Hal ini karena ikan gurami mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, harga stabildan permintaan pasar juga tinggi.
Meskipun cukup menjanjikan, menjalankan bisnis budidaya ikan gurami tidak boleh dilakukan dengan sembarangan, dan juga tanpa pengetahuan yang memadai. Pasalnya, keberhasilan pembudidayaan ikan gurami dimulai dari teknik pemberian pakannya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pembudidaya agar pembudidayaan ikan guraminya dapat berhasil dan menghasilkan omzet yang tidak sedikit.
Berikut teknik tepat pemberian pakan ikan gurami:
Pemberian pakan yang teratur dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan tubuh ikan lebih cepat. Induk-induk gurami yang sehat dan terjamin makanannya dapat dipijahkan dua kali setahun berturut-turut selama 5 tahun.
Untuk merangsang pertumbuhan gurami, perlu diberikan pakan hewani dan nabati dalam komposisi yang ideal. Gurami tidak dapat diberi 100% pakan pabrik karena dagingnya akan menjadi lembek. Untuk memenuhi pakan nabati, bisa disediakan berbagai jenis hijauan seperti daun sente, kangkung, daun ubi kayu, dan tanaman air atau daun tanaman darat yang lunak serta masih muda.
Jika ditambah enzim kompleks, komposisi pemberian pakan hewani dan nabati yang baik adalah 2% per kg. Berdasarkan pengalaman beberapa petani, pemberian daun sente (Alocasia machoriza), sejenis talas-talasan, menunjukkan pertumbuhan yang paling baik. Pemberian pakan nabati dimulai saat benih seukuran korek atau kira-kira berumur 3,5 bulan.
Pakan diberikan berupa pelet dengan kandungan protein yang disesuaikan dengan ukuran ikan jika:
Ukuran ikan 3—5 cm kadar proteinnya 38%
Ukuran ikan 5—15 cm kadar proteinnya 32%
Ukuran ikan >15 cm kadar proteinnya 28%
Ransum harian pakan buatan dilakukan secara berkala dengan dosis 1—3% dari bobot biomass per hari dengan frekuensi pemberian 1—2 kali per hari, yaitu pagi dan sore. Adapun pakan hijauan diberikan dengan dosis 1—2% dari bobot biomass per hari dengan frekuensi satu kali per hari.
Dengan acuan dosis tersebut, bobot pakan per hari dapat berubah seiring dengan penambahan bobot ikan dalam kolam. Penambahan bobot tersebut sering disebut dengan pertumbuhan. Besarnya pertumbuhan dapat diketahui melalui teknis sampling (mengambil beberapa ekor ikan dan menimbang bobotnya).
Bobot total ikan dalam kolam adalah perkalian antara bobot rata-rata ikan yang di-sampling dengan jumlah ikan yang dipelihara. Penyesuaian jumlah pakan disesuaikan dengan hasil sampling bobot total ikan yang dilakukan setiap dua minggu sekali.

Previous Post
Next Post

0 komentar: