Ikan gurami merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang
banyak dibudidayakan oleh petani di eks karesidenan Banyumas. Hal ini karena
ikan gurami mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, harga stabildan permintaan
pasar juga tinggi.
Meskipun cukup menjanjikan, menjalankan bisnis budidaya ikan
gurami tidak boleh dilakukan dengan sembarangan, dan juga tanpa pengetahuan
yang memadai. Pasalnya, keberhasilan pembudidayaan ikan gurami dimulai dari
teknik pemberian pakannya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh
pembudidaya agar pembudidayaan ikan guraminya dapat berhasil dan menghasilkan
omzet yang tidak sedikit.
Berikut teknik tepat pemberian pakan ikan gurami:
Pemberian pakan yang teratur dengan kualitas dan kuantitas
yang tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan tubuh ikan lebih cepat. Induk-induk
gurami yang sehat dan terjamin makanannya dapat dipijahkan dua kali setahun
berturut-turut selama 5 tahun.
Untuk merangsang pertumbuhan gurami, perlu diberikan pakan
hewani dan nabati dalam komposisi yang ideal. Gurami tidak dapat diberi 100%
pakan pabrik karena dagingnya akan menjadi lembek. Untuk memenuhi pakan nabati,
bisa disediakan berbagai jenis hijauan seperti daun sente, kangkung, daun ubi
kayu, dan tanaman air atau daun tanaman darat yang lunak serta masih muda.
Jika ditambah enzim kompleks, komposisi pemberian pakan
hewani dan nabati yang baik adalah 2% per kg. Berdasarkan pengalaman beberapa
petani, pemberian daun sente (Alocasia machoriza), sejenis talas-talasan,
menunjukkan pertumbuhan yang paling baik. Pemberian pakan nabati dimulai saat
benih seukuran korek atau kira-kira berumur 3,5 bulan.
Pakan diberikan berupa pelet dengan kandungan protein yang
disesuaikan dengan ukuran ikan jika:
Ukuran ikan 3—5 cm kadar proteinnya 38%
Ukuran ikan 5—15 cm kadar proteinnya 32%
Ukuran ikan >15 cm kadar proteinnya 28%
Ransum harian pakan buatan dilakukan secara berkala dengan
dosis 1—3% dari bobot biomass per hari dengan frekuensi pemberian 1—2 kali per
hari, yaitu pagi dan sore. Adapun pakan hijauan diberikan dengan dosis 1—2%
dari bobot biomass per hari dengan frekuensi satu kali per hari.
Dengan acuan dosis tersebut, bobot pakan per hari dapat
berubah seiring dengan penambahan bobot ikan dalam kolam. Penambahan bobot
tersebut sering disebut dengan pertumbuhan. Besarnya pertumbuhan dapat
diketahui melalui teknis sampling (mengambil beberapa ekor ikan dan menimbang
bobotnya).
Bobot total ikan dalam kolam adalah perkalian antara bobot
rata-rata ikan yang di-sampling dengan jumlah ikan yang dipelihara. Penyesuaian
jumlah pakan disesuaikan dengan hasil sampling bobot total ikan yang dilakukan
setiap dua minggu sekali.
0 komentar: