Budidaya Ikan Karper Ikan karper
atau ikan mas (Cyorinus carpio, L.) merupakan spesies ikan air tawar yang sudah
lama dibudidayakan di Kabupaten Tabanan, Bali dan di Indonesia Berdasarkan
keanekaragaman genetik, ikan karper memiliki keistimewaan karena banyak
strain/ras. Hal ini disebabkan karena: 1) penyebaran daerah asal mulai dari
Cina sampai ke daratan Eropa sangat luas dengan keadaan lingkungan yang
bervariasi dan secara geografis terisolasi, 2) daya adaptasi yang tinggi
terhadap lingkungan, 3) akumulasi mutasi dan 4) seleksi secara alami maupun
oleh karya manusia. Daya adaptasi yang tinggi juga menyebabkan ikan mas dapat
hidup dalam ekosistem dataran rendah sampai dataran tinggi (sampai ketinggian
1800 m dpl.). Strain tersebut tampak dari keragaman bentuk sisik, bentuk tubuh
dan warna. Beberapa strain yang sudah di kenal di tanah air diantaranya adalah
Majalaya, Punten, Sinyonya, Domas, Merah/Cangkringan, Kumpai dan sebagainya.
Usaha pemeliharaan ikan mas makin berkembang, dengan ditemukannnya teknologi
pembesaran secara intensif di KJA (karamba jaring apung) dan KAD (kolam air
deras). Dengan demikian kebutuhan benih makin meningkat. Usaha Pembenihan A.
Persiapan Kolam Persiapan kolam untuk kegiatan pemijahan ikan nila antara lain
perbaikan pematang agar pematang tidak bocor, meratakan dasar kolam dengan
kemiringan mengarah ke kemalir, membersihkan bak kobakan, menutup pintu
pengeluaran dengan paralon, pemasangan saringan di pintu pemasukan serta
pengisian kolam dengan air. Pemasangan saringan dimaksudkan untuk menghindari
masuknya ikan-ikan liar sebagai predator atau kompetitor yang dapat
mempengaruhi kuantitas hasil produksi maupun kualitas benih yang dihasilkan. B.
Pembenihan 1. Seleksi Induk Induk dipelihara di kolam khusus secara terpisah
antara jantan dan betina. Pakan yang diberikan berupa pellet dengan kandungan
protein 25%. Dosis pemberian pakan sebanyak 3% per bobot biomas per hari. Pakan
tersebut diberikan 3 kali/hari. Ikan betina yang diseleksi sudah dapat
dipijahkan setelah berumur 1,5 - 2 tahun dengan bobot >2 kg. Sedangkan induk
jantan berumur 8 bulan dengan bobot > 0,5 kg. Untuk membedakan jantan dan
betina dapat dilakukan dengan jalan mengurut perut kearah ekor. Jika keluar
cairan putih dari lubang kelamin, maka ikan tersebut jantan. Ciri-ciri ikan
betina yang siap pijah di antaranya adalah: Pergerakan ikan lamban, Pada malam
hari sering meloncat-loncat, Perut membesar/buncit ke arah belakang dan jika
diraba terasa lunak, Lubang anus agak membengkak/menonjol dan berwarna
kemerahan. Sedangkan untuk ikan jantan mengeluarkan sperma (cairan berwarna
putih) dari lubang kelamin bila di stripping. 2. Pemijahan Dalam pemijahan,
ikan dirangsang dengan cara membuat lingkungan perairan menyerupai keadaan
lingkungan perairan umum dimana ikan ini memijah secara alami atau dengan
rangsangan hormon. Sehubungan dengan hal itu, maka langkah-langkah dalam
pemijahan ikan mas adalah : Mencuci dan mengeringkan wadah pemijahan
(bak/kolam), Mengisi wadah pemijahan dengan air setinggi 75-100 cm, Memasang
hapa untuk mempermudah panen larva di bak atau di kolam dengan ukuran 4 x 3 x 1
meter. Hapa dilengkapi dengan pemberat agar tidak mengambang. Memasang kakaban
di tempat pemihajan (dalam hapa). Kakaban dapat berupa ijuk yang dijepit
bambu/papan dengan ukuran 1,5 x 0,4 m. Memasukkan induk jantan dan betina siap
pijah. Jumlah induk betina yang dipijahkan tergantung pada kebutuhan benih
lepas hapa dan luas kolam yang akan digunakan dalam pendederan 1. Bobot induk
jantan sama dengan induk betina namun dengan jumlah yang lebih banyak
Mengangkat induk yang memijah dan memindahkannnya ke kolam pemeliharaan induk
3. Perawatan Larva Kakaban diangkat 3 hari setelah telur menetas atau setelah
larva tidak menempel di kakaban. Pakan larva berupa suspensi kuning telur
dengan frekuensi 5 kali per hari (satu telur untuk 100.000 ekor larva). Waktu
perawatan larva ini selama 5 hari sehingga larva sudah tahan untuk ditebar di
kolam. 4. Pendederan Kolam yang akan digunakan untuk pendederan seharusnya
sudah dipersiapkan sebelumnya. Persiapan kolam meliputi pengolahan dasar kolam
dan perbaikan pematang. Kolam perlu dipupuk dengan pupuk organik dengan dosis
berkisar 150 – 500 gram/M2 dan dikapur dengan kapur tohor dosis 50 gram/M2.
Selesai pengolahan kolam, air dimasukkan setinggi 30 – 50 Cm. Seminggu kemudian
benih ditebarkan. Padat penebaran benih disesuaikan dengan ukuran benih yang
didederkan. Benih berukuran 1-3 Cm padat tebar 50 ekor/M2, ukuran 3-5 Cm padat
tebar 25 ekor/M2 dan ukuran 5-8 Cm padat tebar 20 ekor/M2. Selama pemeliharaan
pakan bermutu berupa pelet (berbentuk tepung dan atau butiran) perlu diberikan
secara berkala sehari dua kali. Di kolam pendederan ini benih dipelihara
sekitar sebulan. C. Pembesaran 1. Pembesaran di KAD Pemeliharaan ikan mas di
kolam air deras harus mempertimbangkan beberapa hal antara lain lokasi dekat
dengan sumber air (sungai, irigasi, dll.) dengan topografi yang memungkinkan
air kolam dapat dikeringkan dengan cara gravitasi, kualitas air yang digunakan
berkualitas baik dan tidak tercemar (kandungan oksigen terlarut 6-8 ppm) dan
dengan debit air minimal 100 liter permenit. Bentuk kolam air deras bermacam
macam tergantung kondisi lahan, bisa segitiga, bulat maupun oval. Ukurannya
bervariasi disesuaikan dengan kondisi lahan dan kemampuan pembiayaan. Umumnya
KAD berukuran 10-100 m 2 dengan kedalaman rata-rata 1,0 - 1,5 meter. Dinding
kolam tidak terkikis oleh aliran air dan aktivitas ikan . Oleh karena itu harus
berkontruksi tembok atau lapis papan. Dasar kolam harus memungkinkan tidak
daerah mati aliran (tempat dimana kotoran mengendap). Oleh karena itu
kemiringan kolam harus sesuai (sekitar 2 - 5 %). Padat tebar ikan ukuran 75
-150 gram/ ekor sebanyak 10 - 15 kg /m3 air kolam . Dosis pakan yang diberikan
sebanyak 4% bobot biomass /hari. Frekuensi pemberiannya 3 kali/hari. 2.
Pembesaran di Kolam Selain dibesarkan Jaring kantong terapung dan KAD, ikan
karper juga bisa dipelihara di kolam tanah atau kolam tembok secara semi
intensif. Luas kolam untuk pembesaran, idealnya berukuran minimal 1 are.
Persipan kolam sebelum ditebari benih sama seperti persiapan saat pendederan,
yakni meliputi perbaikan pematang dan pengolahan tanah. Kolam juga perlu
dipupuk dan diberi kapur. Setelah kolam diisi air, benih ikan ukuran 5-8 Cm
(ukuran sangkal) ditebarkan dengan padat tebar 10 – 20 ekor M2. Selama masa
pemeliharaan air diusahakan selalu mengalir. Selain itu, pemberian pakan berupa
pelet dengan dosis 3 persen juga perlu dilakukan setiap hari. Frekunesi
pemberian 3 kali/hari. Di kolam air tenang ini, ikan dipelihara sekitar 4 – 6 bulan
untuk mencapai ukuran konsumsi atau sesuai permintaan pasar.
0 komentar: