Minggu, 20 November 2022

HAMA DAN PENYAKIT PADA IKAN PATIN

HAMA DAN PENYAKIT PADA IKAN PATIN

 

Salah satu kendala yang sering diahadapi dalam budidaya patin adalah hama dan penyakit. Dalam pengendalian hama dan penyakit pencegahan merupakan tindakan paling efektif dibandingkan pengobatan. Tindakan pencegahan juga tidak memerlukan biaya yang besar. Pencegahan sebaiknya dilakukan sebelum pemeliharaan dimulai.


Hama

Serangan hama biasanya tidak separah serangan penyakit, hanya biasanya berukuran lebih besar daripada ikan dan bersifat pemangsa.

Penyakit

Secara umum penyakit yang menyerang ikan patin digolongkan ke dalam dua golongan yaitu penyakit yang timbul akibat adanya gangguan factor bukan patogen, penyakit ini tidak menular. Yang kedua yaitu penyakit yang timbul karena organisme patogen.

a. Penyakit non infeksi

Contoh penyakit non infeksi yaitu keracunan dan penyakit kekurangan gizi. Beberapa factor yang menyebabkan keracunan yaitu pemberian pakan yang kurang baik kualitasnya atu pencemaran air media akibat tumpukan bahan organic.

b. Penyakit Infeksi

NO

JENIS PENYAKIT

GEJALA

1.

Parasit

(Bintik Putih/White Spot)

  • Ikan berkumpul di tempat yang gelap
  • Menggosok-gosokan tubuhnya

2.

Bakteri

(Aeromonas sp)

  • Menyerang bagian punggung, perut dan pangkal ekor yang disertai dengan pendarahan

3.

Jamur

(Saproglegnia )

  • Luka di bagian tubuh, tutup insang, punggung, dan sirip yang ditumbuhi benang halus seperti kapas berwarna putih

Penanggulangan Penyakit

NO

JENIS PENYAKIT

PENGOBATAN

BAHAN KIMIA

BAHAN ALAMI

1.

Parasit

(Bintik Putih/White Spot)

Formalin 20 ppm

Malachite green 4 gr/lt selama 24 jam

Sambiloto yaitu dengan cara mengambil ekstraknya dan dilarutkan ke dalam air

2.

Bakteri

(Aeromonas sp)

PK 10-20 ppm selama 30-60 menit

Memakai kunyit  dengan cara diparut. Kunyit ini berfungsi untuk mengobati borok atau luka dan mempercepat pengeringan

3.

Jamur

(Saproglegnia )

Malachite green 2-3 gr/m3 air selama 30 menit pengobatan diulang selama 3 hari berturut-turut

Memakai rimpang lengkuas yang diparut dan diambil ekstraknya

 

Kamis, 10 November 2022

BUDIDAYA IKAN NILA

BUDIDAYA IKAN NILA


Ikan nila merupan ikan konsumsi yang sangat bermasyarakat dan juga sudah di budidayakan secara komersil ikan ini juga mempunyai manfaat ikan nila bagi kesehatan tetapi sebagian orang karena tekstur dagingnya yang banyak duri akan tepapi terdapat peluang bisnis dalam budidayaikannila.

Spesies ikan ini tergolong ikan yang mudah berkembang biak meskipun di area yang sempit sekalipun, jadi tidak terlalu sulit untuk budidaya ikan nila ini. ada banyak macam jenis ikan nilayang dapat di budidaya.

Pembesaran ikan nila dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa sistem pemeliharaan, yaitu :

  • Kolam air tenang (KAT)
  • Kolam air deras (KAD)
  • Karamba jaring apung (KJA) di waduk/danau
  • Karamba di sungai/saluran irigasi

A. PEMBESARAN DI KOLAM AIR TENANG (KAT)

1. Konstruksi Kolam

  • Bentuk petakan tidak perlu segi empat
  • Luas petakan kolam (500-1000) MPematang kolam kokoh, kedap air dengan Iebar 50 cm
  • Saluran pemasukan dan pengeluaran terletak pada sisi yang berseberangan
  • Saringan terbuat dari kawat, bambu atau jaring/hapa yang diletakkan pada saluran pemasukan dan pengeluaran
  • Kedalam kolam berkisar antara (0,5-1,5) m
  • Parit keliling atau diagonal dengan kedalaman antara (20-50) cm dengan Iebar berkisar antara (50-200) cm. 

2. Persiapan Pemeliharaan

  • Penjemuran kolam sampai tanah dasar menjadi retak-retak selama 4-7 hari
  • Pemberian kapur tohor dengan dosis 25-50 g/M2
  • Pemupukan dasar berupa pupuk organik dengan dosis 250-500 g/m2 dan pupuk anorganik seperti urea 15 g/ M2, TSP 10 g/ M2, dan NH4NO315 g/M2, untuk menumbuhkan plankton. Pupuk yang digunakan ditebarkan secara merata di dasar kolam.

3. Padat Penebaran Benih

    I 5-10 ekor/  M2 ukuran 8-12 cm atau bobot  ±15-20 g/ekor

4. Pemberian Pakan

  • Selain pakan alami yang tersedia di kolam, diberikan juga pakan tambahan (pellet) dengan kadnugan protein minimal 28%
  • Frekuensi pemberian pakan 2-3 kali sehari yaitu pagi, siang, dan sore hari
  • Jumlah pakan yang diberikan sebanyak 3-5% dari bobot biomassa ikan perhari tergantung dari umur dan bobot ikan

5. Pengelolaan Air

    Sumber air dapat berasal dari sungai, mata air, sumur atau air hujan
    Kondisi air yang ideal memiliki temperatur 28-30°C, pH (7-8,5), debit air ±5 Udetik/1.000 M2


6. Produktivitas

    Ukuran panen sebesar 200-300 glekor dengan lama pemeliharaan 3-6 bulan
     Produksi yang dihasilkan 1-2 Kg/M2/MT

B. PEMBESARAN DI KOLAM AIR DERAS (KAD)

1. Konstruksi Kolam

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal kita yang kita lakukan adalah menerapkan semua ketentuan yang ada di bawah ini :

  • Bentuk kolam segi empat atau oval
  • Volume kolam 1 30 m3
  • Kolam terbuat dari pasangan bata/batu (beton)
  • Kedalaman air berkisar antara 1-1,5 m
  • Saluran air pemasukan dan pengeluaran terletak pada sisi yang bersebrangan
  • Kemiringan dasar kolam sekitar 1% 
  • Saringan pada saluran pemasukan dan pengeluaran terbuat dari kawat atau besii tahan karat

2. Padat Tebar Benih

Pada bagian tebar benih kita lalukan dengan padat tebar 75-100 ekor/Mdengan ukuran 20-30 g/ekor. karena ikan jenis ini termasuk ikan yang suka bergerobol dan akan menjadikan mereka menjadi nafsu makan bertambah.

3. Pemberian pakan

Ikan nila bukan termasuk ikan yang rakus jadi pemberian pakan cukup dengan frekuensi sebagai berkut :

  • Jumlah pakan yang diberikan 3-5%/bobot biomas perhari
  • Frekuensi pemberian pakan 3 kali perhari yaitu pagi, siang dan sore hari

4. Produktivitas

    Bobot ikan hasil panen 600-800 g l ekor dengan lama pemeliharaan 5-6 bulan
    Produksi yang dihasilkan 30-50 Kg/M3/MT
    Volume kolam ± 30 M3

C. PEMBESARAN DI KERAMBA JARING APUNG (KJA)

1. Wadah Budidaya

Kerangka

    Bahan                : kayu tahan air, bambu atau besi yang di cat anti karat
    Ukuran              : 7 x7 M2
    Bentuk              : persegi

Pelampung

    Bahan                : styrofoam, drum
    Bentuk               : silindris
    Volume              : 200 L (0,2 M3)
    Jumlah               : minimal 8 buah per jaring

Tali jangkar

    Bahan                : polyetylena (PE)
    Panjang             : 1,5 kali kedalaman perairan
    Jumlah               : 5 utas perjaring
    Diameter            : 0,75 inchi

Jangkar

    Bahan                : besi, blok beton, batu
    Bentuk               : segi empat
    Berat                  : minimal 40 Kg/buah
    Jumlah               : 5 buah/jarring 6

Jaring

    Bahan                      : polyetylene (PE 210 D/12)
    Ukuran mata jaring : 1 inchi
    Warna                      : hijau
    Ukuran jaring          : (7 x 7 x 2,5) M3

2. Padat Penebaran Benih

    50-70 ekor/ M3 dengan ukuran 30-50 g/ekor

3.  Pemberian Pakan

  • Selain pakan yang tersedia diperairan umum (waduk/danau), harus diberi pakan tambahan buatan dengan kandungan protein minimal 28%
  • Frekuensi pemberian pakan minimal 2-3 kali/hari yaitu pagi, siang dan sore
  • Jumlah pakan yang diberikan 3-5% perhari/bobot biomas

4. Produktivitas

 

Bobot ikan yang dihasilkan 250-300 glekor dengan lama pemeliharaan 3-4 bulan (10-15 Kg/m3/MT) atau 2 500 glekor dengan lama pemeliharaan 6 bulan (20-30 Kglm3/MT)

 

D. PEMBESARAN DI KARAMBA

 

1. Wadah Budidaya

  • Bahan dasar kayu atau bambu
  • Ukuran karamba dapat bervariasi tergantung pada luas dan kedalaman perairan. Untuk saluran irigasi atau sungai kecll umumnya berukuran (2 x 1 x 1) m3, sedangkan untuk sungai sungai berukuran besar atau danau berukuran (4 x 2 x 2) m3‘
  • Pemasangan karamba untuk perairan sungai atau saluran irigasi yang ukurannya kecll dan dangkal dapat diletakkan tenggelam di dasar perairan.
  • Pemasangan karamba untuk perairan sungai yang cukup lebar dan dalam atau perairan danau/waduk dengan kedalaman lebih dari 2 m, maka petakan karamba memerlukan pelampung agar posisi karamba terapung
  • Pelampung yang digunakan antara lain drum atau styrofoam. 

2. Persiapan Pemeliharaan

  • Pembuatan karamba dari bambu atau kayu
  • Untuk karamba yang diletakkan setengah terapung di permukaan air harus dilengkapi dengan pelampung
  • Agar karamba tidak hanyut terbawa arus maka diikat dengan tali yang diikatkan pada pasak di tepi sungai atau memakai jangkar. Untuk karamba yang diletakkan di dasar aungai atau saluran, diikatkan pada (minimal) 4 buah kayu/bambu yang di dekat petakan
  • Pada sisi bagian atas karamba dibuat pintu berukuran (50x50) cmz dan diberi kunci (gembok) yang berfungsi untuk memasukkan benih/pemberian pakan dan panen

3. Padat penebaran Benih

Padat tebar benih dapat di lakukan dengan ketentuan yaitu 30-40 ekor/M3ukuran 75-100 nrnm/nkn karena ikan nila termasuk jenis ikan yang hidupnya menggerombol jadi tidak masalah kepadatan tinggi

4. Pemberian Pakan

  • Pakan yang diberikan berupa pellet dengan kandungan protein minimal 28%
  • Jumlah pakan yang diberikan sebanyak 3-5%/bobot biomass/hari.
  • Frekuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali sehari, yaitu pagi, siang dan sore.

5. Produktivitas

    Ukuran panen : 250-300 g/ekor dengan lama pemeliharaan 3-4 bulan
    Produksi, 6-8 kg/M3.

Kamis, 03 November 2022

Manfaat Probiotik Untuk Budidaya Ikan


Probiotik adalah mikroorganisme yang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan host (ikan, dalam hal ini). Probiotik dapat membantu menjaga keseimbangan mikrobiota usus ikan dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh ikan.

Beberapa manfaat probiotik untuk ikan diantaranya adalah:

Meningkatkan sistem kekebalan tubuh ikan:
Probiotik dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh ikan dengan menghasilkan zat anti-inflamasi dan anti-mikroba, serta membantu memperbaiki mukosa usus yang rusak.

Probiotik dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh ikan dengan cara yang beragam. Salah satu caranya adalah dengan menghasilkan zat anti-inflamasi dan anti-mikroba. Zat anti-inflamasi adalah zat yang dapat mengurangi peradangan atau inflamasi pada tubuh. Sementara itu, zat anti-mikroba adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme patogen (penyebab penyakit).

Probiotik juga dapat membantu memperbaiki mukosa usus yang rusak. Mukosa usus adalah lapisan tipis yang melapisi dinding usus dan berfungsi sebagai lapisan pertahanan terhadap infeksi. Jika mukosa usus rusak, ikan akan lebih rentan terhadap infeksi. Probiotik dapat membantu memperbaiki mukosa usus dengan menghasilkan zat-zat yang dapat meningkatkan pertumbuhan sel-sel mukosa usus yang sehat.

Selain itu, probiotik dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh ikan dengan menghasilkan zat-zat yang dapat menstimulasi sistem kekebalan tubuh ikan. Probiotik dapat menghasilkan zat-zat yang dapat meningkatkan produksi sel darah putih (leukosit) yang bertugas melindungi tubuh terhadap infeksi, serta meningkatkan aktivitas sel-sel kekebalan tubuh lainnya seperti sel makrofag dan sel limfosit.

Secara keseluruhan, probiotik dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh ikan dengan menghasilkan zat-zat yang dapat mengurangi peradangan, membunuh mikroorganisme patogen, dan meningkatkan pertumbuhan sel-sel mukosa usus yang sehat serta menstimulasi sistem kekebalan tubuh ikan. Dengan demikian, probiotik dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh ikan terhadap infeksi dan penyakit.

Mencegah infeksi:
Probiotik dapat membantu mencegah infeksi bakteri pada ikan dengan menghambat pertumbuhan bakteri patogen (penyebab penyakit) dan mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi.

Probiotik dapat membantu mencegah infeksi pada ikan dengan beberapa cara, diantaranya:

Menghambat pertumbuhan bakteri patogen: 
Probiotik dapat membantu mencegah infeksi dengan menghambat pertumbuhan bakteri patogen (penyebab penyakit) di dalam tubuh ikan. Probiotik dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen dengan cara mengeluarkan zat-zat antibakteri seperti laktat dan asam lemak yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri patogen.

Mengisi ruang yang tidak terisi oleh bakteri patogen: 
Probiotik dapat membantu mencegah infeksi dengan mengisi ruang yang tidak terisi oleh bakteri patogen di dalam tubuh ikan. Probiotik dapat mengisi ruang tersebut dengan cara mengikat dan mengoksidasi bahan-bahan yang dapat dimanfaatkan oleh bakteri patogen sebagai sumber makanan. Dengan demikian, probiotik dapat membantu mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi bakteri pada ikan.

Menstimulasi sistem kekebalan tubuh ikan: 
Probiotik dapat membantu mencegah infeksi dengan menstimulasi sistem kekebalan tubuh ikan. Probiotik dapat menstimulasi sistem kekebalan tubuh ikan dengan menghasilkan zat-zat yang dapat meningkatkan produksi sel darah putih (leukosit) yang bertugas melindungi tubuh terhadap infeksi, serta meningkatkan aktivitas sel-sel kekebalan tubuh lainnya seperti sel makrofag dan sel limfosit.

Secara keseluruhan, probiotik dapat membantu mencegah infeksi pada ikan dengan menghambat pertumbuhan bakteri patogen, mengisi ruang yang tidak terisi oleh bakteri patogen, dan menstimulasi sistem kekebalan tubuh ikan. Dengan demikian, probiotik dapat membantu mengurangi risiko terjadinya infeksi pada ikan.

Meningkatkan pertumbuhan ikan:
Probiotik dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ikan dengan meningkatkan asimilasi nutrisi dan mengurangi kehilangan nutrisi melalui feses.

Probiotik dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ikan dengan beberapa cara, diantaranya:

Meningkatkan asimilasi nutrisi: Probiotik dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ikan dengan meningkatkan asimilasi nutrisi. Asimilasi nutrisi adalah proses penyerapan nutrisi yang terdapat dalam makanan oleh tubuh ikan. Probiotik dapat meningkatkan asimilasi nutrisi dengan cara meningkatkan aktivitas enzim-enzim yang berperan dalam proses pencernaan makanan, sehingga meningkatkan efisiensi penyerapan nutrisi.

Menghasilkan vitamin dan mineral: Probiotik dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ikan dengan menghasilkan vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh ikan. Beberapa jenis probiotik dapat menghasilkan vitamin B12, vitamin K, dan asam folat yang dapat membantu menunjang pertumbuhan ikan.

Menurunkan kehilangan nutrisi: Probiotik dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ikan dengan mengurangi kehilangan nutrisi melalui feses. Feses merupakan sisa-sisa makanan yang tidak diserap oleh tubuh ikan dan dikeluarkan melalui anus. Probiotik dapat mengurangi kehilangan nutrisi melalui feses dengan cara mengikat dan mengoksidasi bahan-bahan yang dapat dimanfaatkan oleh bakteri patogen sebagai sumber makanan. Dengan demikian, probiotik dapat membantu meningkatkan efisiensi penggunaan nutrisi oleh ikan.

Secara keseluruhan, probiotik dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ikan dengan meningkatkan asimilasi nutrisi, menghasilkan vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh ikan, dan mengurangi kehilangan nutrisi melalui feses. Dengan demikian, probiotik dapat membantu meningkatkan efisiensi penggunaan nutrisi oleh ikan dan menunjang pertumbuhan ikan yang optimal.

Meningkatkan kualitas air: Probiotik dapat membantu menjaga kualitas air dengan mengurangi konsentrasi bahan organik dalam air, sehingga mengurangi risiko terjadinya peristiwa "dead zone" (daerah mati) di perairan.

Probiotik dapat membantu meningkatkan kualitas air dengan mengurangi konsentrasi bahan organik dalam air. Bahan organik adalah bahan yang terdiri dari senyawa-senyawa yang mengandung karbon, seperti protein, lemak, karbohidrat, dan asam nukleat. Bahan organik dapat terdapat dalam air sebagai sisa-sisa makanan yang tidak diserap oleh tubuh ikan dan dikeluarkan melalui feses, serta sisa-sisa tubuh ikan yang mati.

Probiotik dapat mengurangi konsentrasi bahan organik dalam air dengan cara mengikat dan mengoksidasi bahan-bahan yang dapat dimanfaatkan oleh bakteri patogen sebagai sumber makanan. Dengan demikian, probiotik dapat membantu mengurangi pertumbuhan bakteri patogen di dalam air dan meningkatkan oksigenasi air.

Konsentrasi bahan organik yang tinggi dalam air dapat menyebabkan terjadinya peristiwa "dead zone" (daerah mati) di perairan. Dead zone adalah daerah di perairan yang mengalami kekurangan oksigen disebabkan oleh dekomposisi bahan organik yang terjadi di dalam air. Dead zone dapat menyebabkan kematian ikan dan makhluk laut lainnya yang tidak dapat bertahan hidup di daerah tersebut.

Dengan demikian, probiotik dapat membantu meningkatkan kualitas air dengan mengurangi konsentrasi bahan organik dalam air dan mengurangi risiko terjadinya peristiwa dead zone di perairan.

Meningkatkan kualitas produk perikanan: Probiotik dapat membantu meningkatkan kualitas produk perikanan dengan mengurangi bau tidak sedap pada ikan segar atau produk olahan ikan.

Probiotik dapat membantu meningkatkan kualitas produk perikanan dengan mengurangi bau tidak sedap pada ikan segar atau produk olahan ikan. Bau tidak sedap pada ikan dapat disebabkan oleh bakteri patogen yang tumbuh di dalam ikan. Probiotik dapat mengurangi bau tidak sedap pada ikan dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri patogen di dalam ikan.

Selain itu, probiotik dapat membantu meningkatkan kualitas produk perikanan dengan mengurangi kehilangan nutrisi melalui feses. Feses merupakan sisa-sisa makanan yang tidak diserap oleh tubuh ikan dan dikeluarkan melalui anus. Probiotik dapat mengurangi kehilangan nutrisi melalui feses dengan cara mengikat dan mengoksidasi bahan-bahan yang dapat dimanfaatkan oleh bakteri patogen sebagai sumber makanan. Dengan demikian, probiotik dapat membantu meningkatkan efisiensi penggunaan nutrisi oleh ikan dan mengurangi kehilangan nutrisi melalui feses.

Secara keseluruhan, probiotik dapat membantu meningkatkan kualitas produk perikanan dengan mengurangi bau tidak sedap pada ikan segar atau produk olahan ikan dan mengurangi kehilangan nutrisi melalui feses. Dengan demikian, probiotik dapat membantu menghasilkan produk perikanan yang lebih berkualitas dan lebih menarik bagi konsumen.

Secara umum, probiotik dapat membantu meningkatkan kesehatan ikan dan menjadi pilihan yang baik untuk pengelolaan budidaya ikan yang bertujuan untuk menghasilkan produk perikanan berkualitas tinggi.

Jumat, 21 Oktober 2022

Bagaimana Membuat Analisis Usaha Perikanan


Untuk membuat analisis usaha budidaya ikan, pertama-tama Anda perlu menentukan jenis ikan yang akan dibudidayakan sesuai dengan kebutuhan pasar dan kondisi lingkungan yang tepat. Selanjutnya, Anda perlu mempersiapkan beberapa hal berikut ini:

Rencana bisnis:
Buatlah rencana bisnis yang menjelaskan tujuan, target pasar, strategi pemasaran, dan proses produksi yang akan dilakukan. Rencana bisnis ini akan menjadi acuan bagi kegiatan budidaya ikan Anda.

Rencana bisnis budidaya ikan merupakan dokumen yang menjelaskan tujuan, target pasar, strategi pemasaran, dan proses produksi yang akan dilakukan dalam usaha budidaya ikan. Rencana bisnis ini akan menjadi acuan bagi kegiatan budidaya ikan Anda dan membantu Anda mengelola usaha dengan lebih efektif dan efisien. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dijelaskan dalam rencana bisnis budidaya ikan:

  1. Tujuan: Jelaskan tujuan dari usaha budidaya ikan Anda, apakah bertujuan untuk mencari keuntungan, meningkatkan produksi ikan, atau tujuan lainnya.
  2. Target pasar: Tentukan target pasar yang akan Anda sasar, seperti konsumen lokal, ekspor, atau pasar lainnya. Selain itu, jelaskan profil konsumen yang akan Anda sasar, seperti rentang usia, jenis kelamin, dan tingkat pendapatan.
  3. Strategi pemasaran: Buatlah strategi pemasaran yang akan Anda lakukan untuk menjangkau target pasar Anda, seperti melalui promosi di media sosial, pameran perikanan, atau cara lainnya.
  4. Proses produksi: Jelaskan proses produksi yang akan Anda lakukan, mulai dari pemilihan bibit hingga penjualan produk akhir. Selain itu, jelaskan jenis-jenis alat dan mesin yang akan Anda gunakan serta bahan-bahan yang akan Anda gunakan selama proses produksi.
  5. Kepemilikan: Jelaskan apakah Anda akan mengelola usaha budidaya ikan secara pribadi atau bersama dengan rekan-rekan atau keluarga. Selain itu, jelaskan apakah Anda akan menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman.
  6. Analisis biaya: Hitunglah biaya yang akan dikeluarkan untuk kegiatan budidaya ikan, seperti biaya bibit, pakan, obat-obatan, dan lain-lain.
  7. Analisis pasar: Lakukan analisis pasar untuk mengetahui kebutuhan dan tren pasar terhadap ikan yang akan dibudidayakan. Analisis ini juga akan membantu Anda menentukan harga jual yang tepat untuk produk ikan Anda.

Analisis pasar merupakan proses mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang kebutuhan dan tren pasar terhadap produk ikan yang akan dibudidayakan. Analisis pasar ini akan membantu Anda menentukan harga jual yang tepat untuk produk ikan Anda serta membantu Anda mengembangkan strategi pemasaran yang tepat. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisis pasar budidaya ikan:

Kebutuhan pasar: Tentukan kebutuhan pasar terhadap ikan yang akan dibudidayakan, seperti jenis ikan, ukuran ikan, dan kualitas ikan. Anda dapat mengetahui kebutuhan pasar dengan cara melakukan survei kepada konsumen atau mengumpulkan informasi dari sumber-sumber lain, seperti data statistik dari instansi terkait.

Tren pasar: Tentukan tren pasar terhadap ikan yang akan dibudidayakan, seperti permintaan yang naik atau turun, tren makan ikan, dan tren gaya hidup masyarakat. Anda dapat mengetahui tren pasar dengan cara memantau media sosial, media cetak, atau melakukan survei kepada konsumen.

Persaingan:
Identifikasi persaingan yang ada dalam pasar ikan yang akan dibudidayakan, seperti jenis ikan yang ditawarkan, harga jual, dan kualitas produk. Analisis persaingan ini akan membantu Anda menentukan strategi pemasaran yang tepat agar produk ikan Anda dapat bersaing di pasar.

Harga jual: Tentukan harga jual yang tepat untuk produk ikan Anda dengan mempertimbangkan kebutuhan pasar, tren pasar, dan persaingan yang ada. Anda juga perlu mempertimbangkan biaya produksi yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan produk ikan agar usaha budidaya ikan Anda menguntungkan.

Analisis biaya: Hitunglah biaya yang akan dikeluarkan untuk kegiatan budidaya ikan, seperti biaya bibit, pakan, obat-obatan, dan lain-lain. Analisis biaya ini akan membantu Anda menentukan harga jual yang tepat agar usaha budidaya ikan Anda menguntungkan.

Analisis biaya merupakan proses mengidentifikasi dan menghitung semua biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan budidaya ikan. Analisis biaya ini akan membantu Anda menentukan harga jual yang tepat agar usaha budidaya ikan Anda menguntungkan. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisis biaya budidaya ikan:

  1. Biaya bibit: Hitunglah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bibit ikan yang akan dibudidayakan, termasuk biaya transportasi jika bibit diperoleh dari daerah yang jauh.
  2. Biaya pakan: Hitunglah biaya yang dikeluarkan untuk membeli pakan ikan, termasuk biaya transportasi jika pakan diperoleh dari daerah yang jauh.
  3. Biaya obat-obatan: Hitunglah biaya yang dikeluarkan untuk membeli obat-obatan yang dibutuhkan dalam kegiatan budidaya ikan, termasuk biaya transportasi jika obat-obatan diperoleh dari daerah yang jauh.
  4. Biaya perawatan: Hitunglah biaya yang dikeluarkan untuk perawatan ikan, seperti biaya perawatan kolam, pembersihan kolam, dan lain-lain.
  5. Biaya operasional: Hitunglah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan kegiatan budidaya ikan, seperti biaya listrik, air, dan transportasi.
  6. Biaya lain-lain: Hitunglah biaya-biaya lain yang mungkin terjadi selama kegiatan budidaya ikan, seperti biaya asuransi, biaya konsultasi, dan lain-lain.

Analisis resiko:

Identifikasi resiko-resiko yang mungkin terjadi selama kegiatan budidaya ikan, seperti bencana alam, penyakit, atau kekurangan pasokan pakan. Buatlah langkah-langkah untuk mengatasi atau meminimalkan resiko tersebut.

Analisis resiko merupakan proses mengidentifikasi dan mengevaluasi resiko-resiko yang mungkin terjadi selama kegiatan budidaya ikan. Analisis resiko ini akan membantu Anda mengantisipasi dan mengatasi resiko-resiko tersebut sehingga usaha budidaya ikan Anda dapat berjalan dengan lancar. Berikut ini adalah beberapa contoh resiko yang mungkin terjadi dalam budidaya ikan dan cara mengatasinya:

  1. Bencana alam: Resiko bencana alam seperti banjir, kekeringan, atau gempa bumi dapat merusak kolam budidaya ikan dan mempengaruhi kondisi ikan. Anda dapat mengatasi resiko ini dengan membuat rencana evakuasi dan menyediakan alat-alat pertolongan pertama yang dibutuhkan.
  2. Penyakit: Resiko penyakit pada ikan dapat menyebabkan kematian ikan dan merugikan usaha budidaya ikan. Anda dapat mengatasi resiko ini dengan memelihara kebersihan kolam, mengontrol pemberian pakan, dan melakukan pengobatan secara teratur.
  3. Kekurangan pasokan pakan: Resiko kekurangan pasokan pakan dapat terjadi karena kelangkaan bahan baku pakan atau karena kenaikan harga pakan yang tinggi. Anda dapat mengatasi resiko ini dengan memiliki sumber pakan yang bervariasi atau dengan menyimpan stok pakan untuk jangka waktu yang cukup lama.
  4. Gangguan hama: Resiko gangguan hama seperti hama ikan atau hama tumbuhan dapat menurunkan produksi ikan.
  5. Analisis keuntungan: Hitunglah keuntungan yang diperkirakan akan dihasilkan dari kegiatan budidaya ikan Anda dengan membandingkan harga jual dengan biaya yang dikeluarkan. Analisis ini akan membantu Anda menentukan apakah usaha budidaya ikan tersebut menguntungkan atau tidak.

Analisis keuntungan merupakan proses menghitung keuntungan yang diperkirakan akan dihasilkan dari kegiatan budidaya ikan. Analisis keuntungan ini akan membantu Anda menentukan apakah usaha budidaya ikan tersebut menguntungkan atau tidak. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisis keuntungan budidaya ikan:
  1. Harga jual: Tentukan harga jual yang tepat untuk produk ikan Anda dengan mempertimbangkan kebutuhan pasar, tren pasar, dan persaingan yang ada. Anda juga perlu mempertimbangkan biaya produksi yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan produk ikan agar usaha budidaya ikan Anda menguntungkan.
  2. Jumlah produk ikan yang dihasilkan: Tentukan jumlah produk ikan yang diperkirakan akan dihasilkan dari kegiatan budidaya ikan Anda dalam periode waktu tertentu. Jumlah ini akan mempengaruhi keuntungan yang diperoleh.
  3. Biaya produksi: Hitunglah semua biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan budidaya ikan, seperti biaya bibit, pakan, obat-obatan, dan lain-lain. Biaya ini akan mempengaruhi keuntungan yang diperoleh.
  4. Pendapatan: Hitunglah pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk ikan dengan mengalikan harga jual dengan jumlah produk ikan yang dihasilkan.

Kamis, 20 Oktober 2022

HAMA DAN PENYAKIT PADA IKAN GURAMI

HAMA DAN PENYAKIT PADA IKAN GURAMI

 


Hama Penyakit Ikan Gurami

Penyakit

Gangguan yang dapat menyebabkan matinya ikan adalah penyakit yang disebut penyakit non parasiter dan penyakit yang disebabkan parasit. Gangguan-gangguan non parasiter bisa berupa pencemaran air seperti adanya gas-gas beracun berupa asam belerang atau amoniak; kerusakan akibat penangkapan atau kelainan tubuh karena keturunan. Penanggulangannya adalah dengan mendeteksi keadaan kolam dan perilaku ikan-ikan tersebut. Memang diperlukan pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk mengetahuinya. ikan-ikan yang sakit biasanya menjadi kurus dan lamban gerakannya. Gangguan lain yang berupa penyakit parasiter, yang diakibatkan oleh bakteri, virus, jamur dan berbagai mikroorganisme lainnya. Bila ikan terkena penyakit yang disebabkan parasit, dapat dikenali sebagai berikut:

Penyakit pada kulit; pada bagian-bagian tertentu berwarna merah terutama di bagian dada, perut dan pangkal sirip.

Penyakit pada insang; tutup insang mengembang. Lembaran insang menjadi pucat, kadang-kadang tampak semburat merah dan kelabu

Penyakit pada organ dalam; perut ikan membengkak, sisik berdiri. Pencegahan timbulnya penyakit ini dapat dilakukan dengan mengangkat ikan dan melakukan penjemuran kolam beberapa hari agar parasit pada segala stadium mati. Parasit yang menempel pada tubuh ikan dapat disiangi dengan pinset. Pengobatan bagi ikan-ikan yang sudah cukup memprihatikan keadaannya, dapat dilakukan dengan menggunakan bahan kimia diantaranya:

Pengobatan dengan Kalium Permanganat (PK)

Sediakan air sumur atau sumber air lainnya yang bersih dalam bak penampungan sesuai dengan berat ikan yang akan diobati.

Buat larutan PK sebanyak 2 gram/10 liter atau 1,5 sdt/100 l air.

Rendam ikan yang akan diobati dalam larutan tersebut selama 30-60 menit dengan diawasi terus menerus.

Bila belum sembuh betul, pengobatan ulang dapat dilakukan 3 atau 4 hari kemudian.

Pengobatan dengan Neguvon. Ikan direndam pada larutan neguvon dengan 2-3,5% selama 3 mernit. Untuk pembe-rantasan parasit di kolam, bahan tersebut dilarutkan dalam air hingga konsentrasi 0,1% Neguvon lalu disiramkan ke dalam kolam yang telah dikeringkan. Biarkan selama 2 hari.

Pengobatan dengan garam dapur. Hal ini dilakukan di pedesaan yang sulit mendapatkan bahan-bahan kimia. 

 

Caranya:

  • siapkan wadah yang diisi air bersih. setiap 100 cc air bersih dicampurkan 1-2 gram (NaCl), diaduk sampai rata;
  • ikan yang sakit direndam dalam larutan tersebut. Tetapi karena obat ini berbahaya, lamanya perendaman cukup 5-10 menit saja.
  • Setelah itu segera ikan dipindahkan ke wadah yang berisi air bersih untuk selanjutnya dipindahkan kembali ke dalam kolam;
  • pengobatan ulang dapat dilakukan 3-4 hari kemudian dengan cara yang sama.

 

Hama

Bagi benih gurame musuh yang paling utama adalah gangguan dari ikan liar/pemangsa dan beberapa jenis ikan peliharaan seperti tawes, gurame dan sepat. Musuh lainnya adalah biawak, katak, ular dan bermacam-macam burung pemangsa.

 

Senin, 10 Oktober 2022

CARA MEMBUAT PAKAN LELE ALTERNATIF

CARA MEMBUAT PAKAN LELE ALTERNATIF

  

Pakan merupakan komponen paling penting dalam usaha budidaya ikan, termasuk ikan lele. Sialnya, harga pakan lele tidak murah. Sebagian besar bahan bakunya diimpor. Hal ini banyak dikeluhkan para peternak ikan.

Untuk menjawab kendala di atas, ada baiknya kita mengetahui bagaimana cara membuat pakan lele alternatif dan sebagai subtitusi pelet buatan pabrik. Terdapat dua tipe pakan alternatif yang akan dipaparkan di sini, yakni pakan dari bahan-bahan utama dan pakan yang memanfaatkan bahan sisa-sisa.

Pakan dari bahan utama dibuat dari bahan-bahan yang memiliki kandungan nutrisi sesuai dengan kebutuhan ikan lele. Sedangan pakan tambahan didapatkan dari bahan-bahan organik sisa atau yang harganya murah dan ketersediaanya melimpah.

Kandungan nutrisi pakan

Pakan lele yang baik harus memenuhi rasio pemberian pakan dengan penambahan bobot tubuh kurang dari satu (Feed Conversion Ratio/FCR>1). Artinya, setiap pemberian pakan sebanyak 1 kg akan menambah bobot tubuh sebanyak 1 kg. Jadi semakin kecil rasio FCR-nya, semakin baik pakannya.

Penyediaan pakan lele untuk pakan utama harus memiliki kandungan nutrisi yang lengkap. Pakan tersebut harus mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Protein berfungsi sebagai sumber energi utama. Jenis ikan karnivora semacam lele membutuhkan protein yang tinggi yaitu lebih dari 35% dari berat pakan.

Lemak dibutuhkan sebagai sumber energi tambahan penting. Selain sebagai sumber energi, lemak sangat penting untuk kelangsungan hidup ikan, melarutkan beberapa jenis vitamin dan menjaga keseimbangan daya apung ikan dalam air. Penambahan lemak pada pakan juga mempengaruhi rasa dan mutu pakan. Lele membutuhkan lemak dengan kadar 4-5 persen dari berat pakan. Kadar lemak tidak boleh berlebihan karena bisa menyebabkan penimbunan lemak pada usus dan hati ikan, sehingga ikan jadi kurang nafsu makannya.

Karbohidrat terdiri dari senyawa serat kasar dan bahan bebas tanpa nitrogen. Fungsi utama karbohidrat adalah sebagai sumber energi. Selain berfungsi sebagai nutrisi, karbohidrat juga bisa menjadi bahan perekat dalam pembuatan pakan lele. Kandungan karbohidrat pada pakan lele sebaiknya ada pada kisaran 4-6 persen.

Vitamin merupakan zat organik yang dibutuhkan ikan dalam jumlah kecil, namun peranannya sangat vital. Perannya untuk mempertahankan kondisi dan daya tahan tubuh. Vitamin umumnya tidak dapat disintesis oleh tubuh ikan, jadi harus dipenuhi dari luar atau pakan. Kebutuhan vitamin akan menurun seiring dengan pertumbuhan besar ikan.

Satu lagi yang dibutuhkan dalam jumlah kecil namun penting, yakni mineral. Mineral ini memainkan peran penting dalam membangun struktur tulang ikan dan dalam fungsi metabolisme. Mineral terdiri dari makromineral dan mikromineral. Makromineral yang terkandung dalam tubuh ikan diantaranya kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium (Na), kalium (K), fosfor (K), klorida (Cl) dan sulfur (S). Sedangkan mikromineral antara lain besi (Fe), seng (Zn), mangan (Mn), tembaga (Cu), iodium (I), kobalt (Co), nikel (Ni) fluor (F), krom (Cr), silikon (Si) dan selenium (Se).

Membuat pakan lele alternatif

Pakan alternatif pengganti pelet bisa kita buat dari berbagai bahan. Kandungan utama pelet yang paling dominan adalah tepung ikan. Tepung ikan digunakan karena kandungan proteinnya yang tinggi dan gizi lainnya. Namun harga tepung ikan ini mahal, oleh karena itu kita bisa mencampurnya dengan bahan-bahan lain yang lebih murah tanpa mengurangi kandungan protein yang ada.

Pakan lele alternatif yang kita buat harus disesuaikan dengan kebutuhan standar ikan lele untuk tumbuh dan berkembang dengan baik dan cepat (lihat kembali tabel di atas). Untuk itu, ada banyak bahan alternatif yang bisa kita dapatkan, sebaiknya yang menjadi acuan adalah kandungan protein. Berikut tabel berbagai bahan beserta kandungannya dalam satuan persen (%):

Bahan

Protein

Lemak

Tepung Ikan

62.99

8.4

Tepung Kedelai

36,6

14.30

Bungkil Kelapa

18.46

15.73

Tepung Jagung

10.40

0.53

Dedak Halus

15.58

6.8

Tepung Tapioka

2.6

2.6

Misalnya, kita ingin membuat pakan lele dari campuran 50 kg tepung ikan (kandungan protein 62,9%) dengan 50 kg dedak halus (15,58%), apakah campuran tersebut memenuhi kebutuhan protein ikan lele?

  • Jumlah protein dalam tepung ikan = 62,9% x 50 kg = 31,45 kg
  • Jumlah protein dalam dedak halus = 15,58 x 50 kg = 7,79 kg
  • Jumlah total protein dari tepung ikan dan dedak halus = 39,24 kg
  • Artinya dari total berat bahan baku 100 kg didapat protein 39,24 kg atau 39,24% dari adonan tersebut adalah protein. Hal ini mencukupi untuk pakan lele dimana minimal tersedia kandungan protein kasar sebanyak 30%.
  • Untuk memperkaya kandungan nutrisi, kita bisa menambahkannya dengan berbagai vitamin ikan yang tersedia di pasaran.

Membuat pakan lele tambahan

Disebut pakan tambahan karena tujuannya untuk melengkapi pemberian pakan utama. Kandungan nutrisi pada pakan lele tambahan tidak bisa ditakar dengan tepat. Namun kandungannya masih bisa kita kira-kira. Pemberian pakan lele tambahan dalam budidaya lele intensif bisa menekan biaya pengeluaran pakan, sehingga peternak bisa menikmati keuntungan yang lebih besar. Bahan-bahan berikut disarikan dari pengalaman-pengalaman para peternak lele.

a. Limbah peternakan unggas

Beruntung bagi peternak yang lokasinya dekat dengan peternakan unggas (ayam atau puyuh). Peternakan unggas biasanya menghasilkan limbah berupa ayam mati dalam jumlah yang kontinyu. Limbah tersebut bisa kita gunakan untuk pakan lele. Karena ikan lele pada hakikatnya adalan hewan karnivora.

Bangkai ayam atau puyuh sebaiknya tidak diberikan begitu saja untuk menghindari terjangkitnya penyakit pada ikan. Bangkai harus dibersihkan terlebih dahulu bulu dengan cara direbus. Selain menghilangkan bulu, proses perebusan berfungsi untuk membunuh bibit penyakit yang mungkin terkandung dalam bangkai. Perebusan bisa dilakukan dalam drum-drum besar.

Setelah direbus diamkan bangkai tersebut sampai dingin, lalu berikan pada ikan lele pada hari yang sama. Pakan diberikan dengan cara digantung dan celupkan pakan dalam air kolam. Setelah habis angkat kerangka yang tersisa jangan sampai menjadi residu dalam kolam.

b. Keong mas atau bekicot

Disebagian tempat, keong mas merupakan hama bagi petani padi. Kita bisa memanfaatkan daging keong yang kaya protein untuk pakan lele tambahan. Keong mas mudah ditemukan di daerah pesawahan. Cara mengumpulkannya pun mudah, apalagi kalau tempat kita ada di pedesaan. Tinggal pasang plang, terima keong mas lalu nego, beres urusan.

Sama seperti bangkai unggas, keog mas hendaknya tidak diberikan secara langsung. Rebus terlebih dahulu keong mas atau bekicot dalam air mendidih selama beberapa menit. Perebusan ini fungsinya untuk mengempukan daging, memudahkan pelepasan cangkang, dan membunuh bibit penyakit yang tidak dikehendaki. Setelah direbus, lepaskan cangkangnya dengan cara dicukil menggunakan garpu. Kemudian, daging keong didinginkan dan dicincang kecil-kecil.

c. Belatung

Belatung (maggot) merupakan sumber protein yang baik buat ikan lele. Belatung dihasilkan dari lalat. Ada beberapa jenis belatung yang cocok untuk dijadikan, salah satunya dari lalat black soldier fly (Hermetia illucens). Mengapa black soldier fly? Karena belatung ini memiliki kandungan protein kasar hingga 40% dan menurut penelitan BBPBAT cocok untuk pakan lele tambahan.

Untuk membiakkan belatung ini cukup sediakan ember, daun pisang, ampas tahu, sisa ikan asin dan bisa ditambahkan kotoran ayam. Caranya masukkan ampas tahu sebagai bahan utama kedalam ember, lalu tambahkan air bersih dan aduk hingga rata. Kemudian tambahkan ikan asin dan kotoran ayam, lalu tutup permukaannya dengan daun pisang kering agar lalat black soldier fly mau bertelur. Tempatkan ember ditempat teduh dan terlindung dari air hujan.

Setelah kira-kira 3 minggu atau bisa saja kurang dari itu, belatung sudah siap dipanen. Caranya campurkan air pada media kultur, lalu saring untuk memisahkan media kultur dari belatung. Belatung siap diberikan sebagai pakan lele. Untuk bahan baku media kultur sebanyak 100 kg kira-kira akan dihasilkan belatung 60 kg. Perhatikan, jangan menyimpan belatung segar terlalu lama karena bisa berubah menjadi lalat.

d. Ikan rucah

Bagi para peternak yang lokasinya berdekatan dengan tempat pelelangan ikan, opsi ini bisa menjadi pilihan yang efektif. Ikan rucah atau ikan sisa tangkaapan yang kecil-kecil yang tidak dikonsumsi manusia biasanya dijual dengan harga murah. Ikan ini bisa kita manfaatkan untuk pakan lele tambahan.

Ikan rucah biasanya tidak banyak mengandung tulang atau duri. Bagi ikan rucah seperti ini tidak memerlukan pengolahan terlebih dahulu. Bisa langsung dicincang dan diberikan pada lele. Namun bagi ikan yang banyak mengandung tulang atau duri, sebaiknya direbus dahulu.