Jumat, 23 September 2022
Selasa, 20 September 2022
MANFAAT MAKAN IKAN AIR TAWAR
Sabtu, 10 September 2022
TEKNIK PEMBERIAN PAKAN IKAN GURAMI
Sabtu, 20 Agustus 2022
PANDUAN LENGKAP BUDIDAYA IKAN LELE
Ikan lele
merupakan salah satu jenis ikan yang sanggup hidup dalam kepadatan tinggi. Ikan
ini memiliki tingkat konversi pakan menjadi bobot tubuh yang baik.
Dengan sifat seperti ini, budidaya ikan lele akan sangat menguntungkan bila
dilakukan secara intensif.
Terdapat dua
segmen usaha budidaya ikan lele, yaitu segmen pembenihan dan segmen
pembesaran. Segmen pembenihan betjuan untuk menghasilkan benih ikan lele,
sedangkan segmen pembesaran bertujuan untuk menghasilkan ikan lele siap
konsumsi. Pada kesempatan kali ini alamtani akan membahas tahap-tahap
persiapan budidaya ikan lele segmen pembesaran.
Penyiapan kolam tempat budidaya ikan lele
Ada berbagai
macam tipe kolam yang bisa digunakan untuk tempat budidaya ikan lele.
Setiap tipe kolam memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing bila ditinjau
dari segi usaha budidaya. Untuk memutuskan kolam apa yang cocok, harap
pertimbangkan kondisi lingkungan, ketersediaan tenaga kerja dan sumber
dana ada.
Tipe-tipe
kolam yang umum digunakan dalam budidaya ikan lele adalah kolam tanah, kolam
semen, kolam terpal, jaring apung dan keramba. Namun dalam artikel ini kita
akan membahas kolam tanah, mengingat jenis kolam ini paling banyak
digunakan oleh para peternak ikan.
Tahapan yang
harus dilakukan dalam menyiapkan kolam tanah adalah sebagai
berikut:
a. Pengeringan dan pengolahan tanah
Sebelum
benih ikan lele ditebarkan, kolam harus dikeringkan telebih dahulu. Lama
pegeringan berkisar 3-7 hari atau bergantung pada teriknya sinar matahari.
Sebagai patokan, apabila permukaan tanah sudah retak-retak, kolam bisa dianggap
sudah cukup kering.
Pengeringan
kolam bertujuan untuk memutus keberadaan mikroorganisme jahat yang menyebabkan
bibit penyakit. Mikroorganisme tersebut bisa bekembang dari periode budidaya
ikan lele sebelumnya. Dengan pengeringan dan penjemuran, sebagian besar
mikroorganisme patogen akan mati.
Setelah
dikeringkan, permukaan tanah dibajak atau dibalik dengan cangkul. Pembajakan
tanah diperlukan untuk memperbaiki kegemburan tanah dan membuang gas beracun
yang tertimbun di dalam tanah.
Bersamaan
dengan proses pembajakan, angkat lapisan lumpur hitam yang terdapat di
dasar kolam. Lumpur tersebut biasanya berbau busuk karena menyimpan gas-gas
beracun seperti amonia dan hidrogen sulfida. Gas-gas itu terbentuk dari
tumpukan sisa pakan yang tidak dimakan ikan.
b. Pengapuran dan pemupukan
Pengapuran
berfungsi untuk menyeimbangkan keasaman kolam dan membantu memberantas
mikroorganisme patogen. Jenis kapur yang digunakan adalah dolomit atau kapur
tohor.
Pengapuran
dilakukan dengan cara ditebar secara merata di permukaan dasar kolam. Setelah
ditebari kapur, balik tanah agar kapur meresap ke bagian dalam. Dosis yang
diperlukan untuk pengapuran adalah 250-750 gram per meter persegi, atau
tergantung pada derajat keasaman tanah. Semakin asam tanah semakin banyak kapur
yang dibutuhkan.
Langkah
selanjutnya adalah pemupukan. Gunakan paduan pupuk organik ditambah urea dan TSP. Jenis pupuk
organik yang dianjurkan adalah pupuk kandang atau pupuk kompos. Dosisnya sebanyak 250-500 gram per
meter persegi. Sedangkan pupuk kimianya adalah urea dan TSP masing-masing
15 gram dan 10 gram per meter persegi. Pemupukan dasar kolam bertujuan untuk
menyediakan nutrisi bagi biota air seperti fitoplankton dan cacing. Biota
tersebut berguna untuk makanan alami ikan lele.
c. Pengaturan air kolam
Ketinggian
air yang ideal untuk budidaya ikan lele adalah 100-120 cm. Pengisian kolam
dilakukan secara bertahap. Setelah kolam dipupuk, isi dengan air sampai batas
30-40 cm. Biarkan kolam tersinari matahari selama satu minggu.
Dengan
kedalaman seperti itu, sinar matahari masih bisa tembus hingga dasar kolam dan
memungkinkan biota dasar kolam seperti fitoplankton tumbuh dengan baik. Air
kolam yang sudah ditumbuhi fitoplankton berwarna kehijauan.
Setelah satu
minggu, benih ikan lele siap ditebar. Selanjutnya, air kolam ditambah secara
berkala sesuai dengan pertumbuhan ikan lele sampai pada ketinggian ideal.
Pemilihan benih ikan lele
Tingkat
kesuksesan budidaya ikan lele sangat ditentukan oleh kualitas benih yang
ditebar. Ada beberapa jenis ikan lele yang biasa dibudidayakan di Indonesia.
Silahkan baca lebih lanjut mengenai jenis-jenis ikan
lele budidaya.
Kami
merekomendasikan jenis ikan lele Sangkuriang yang dikembangkan BBPBAT Sukabumi. Ikan lele
sangkuriang merupakan hasil perbaikan dari lele dumbo. BBPBAT mengembangkan
ikan lele sangkuriang karena kualitas lele dumbo yang saat ini beredar di
masyarakat semakin menurun dari waktu ke waktu.
a. Syarat benih unggul
Benih yang
ditebar harus benih yang benar-benar sehat. Ciri-ciri benih yang sehat
gerakannya lincah, tidak terdapat cacat atau luka dipermukaan tubuhnya, bebas
dari bibit penyakit dan gerakan renangnya normal. Untuk menguji gerakannya,
tempatkan ikan pada arus air. Jika ikan tersebut menantang arah arus air dan
bisa bertahan berarti gerakan renangnya baik.
Ukuran benih
untuk budidaya ikan lele biasanya memiliki panjang sekitar 5-7 cm.
Usahakan ukurannya rata agar ikan bisa tumbuh dan berkembang serempak. Dari
benih sebesar itu, dalam jangka waktu pemeliharaan 2,5-3,5 bulan akan
didapatkan lele ukuran konsumsi sebesar 9-12 ekor per kilogram.
b. Cara menebar benih
Sebelum
benih ditebar, lakukan penyesuaian iklim terlebih dahulu. Caranya, masukan
benih dengan wadahnya (ember/jeriken) ke dalam kolam. Biarkan selama 15 menit
agar terjadi penyesuaian suhu tempat benih dengan suhu kolam sebagai lingkungan
barunya. Miringkan wadah dan biarkan benih keluar dengan sendirinya. Metode ini
bermanfaat mencegah stres pada benih.
Tebarkan
benih ikan lele ke dalam kolam dengan kepadatan 200-400 ekor per meter persegi.
Semakin baik kualitas air kolam, semakin tinggi jumlah benih yang bisa
ditampung. Hendaknya tinggi air tidak lebih dari 40 cm saat benih ditebar. Hal
ini menjaga agar benih ikan bisa menjangkau permukaan air untuk mengambil pakan
atau bernapas. Pengisian kolam berikutnya disesuaikan dengan ukuran tubuh ikan
sampai mencapai ketinggian air yang ideal.
Menentukan
kapasitas kolam
Berikut ini
cara menghitung kapasitas kolam untuk budidaya ikan lele secara intensif.
Asumsi kedalaman kolam 1-1,5 meter (kedalaman yang dianjurkan). Maka kepadatan
tebar bibit lele yang dianjurkan adalah 200-400 ekor per meter persegi. Contoh,
untuk kolam berukuran 3 x 4 meter maka jumlah bibit ikannya minimal (3×4) x 200
= 2400 ekor, maksimal (3×4) x 400 = 4800 ekor.
Catatan:
kolam tanah kapaistasnya lebih sedikit dari kolam tembok.
Pakan untuk budidaya ikan lele
Pakan
merupakan komponen biaya terbesar dalam budidaya ikan lele. Ada banyak sekali
merek dan ragam pakan di pasaran. Pakan ikan lele yang baik adalah pakan yang
menawarkan Food Convertion Ratio (FCR) lebih kecil dari satu. FCR
adalah rasio jumlah pakan berbanding pertumbuhan daging. Semakin kecil nilai
FCR, semakin baik kualitas pakan.
Untuk
mencapai hasil maksimal dengan biaya yang minimal, terapkan pemberian pakan
utama dan pakan tambahan secara berimbang. Bila pakan pabrik terasa mahal,
silahkan coba membuat sendiri pakan lele alternatif.
a. Pemberian pakan utama
Sebagai ikan
karnivora, pakan ikan lele harus banyak mengandung protein hewani. Secara umum
kandungan nutrisi yang dibutuhkan ikan lele adalah protein (minimal 30%), lemak
(4-16%), karbohidrat (15-20%), vitamin dan mineral.
Berbagai
pelet yang dijual dipasaran rata-rata sudah dilengkapi dengan keterangan
kandungan nutrisi. Tinggal kita pandai-pandai memilih mana yang bisa dipercaya.
Ingat, jangan sampai membeli pakan kadaluarsa.
Pakan harus
diberikan sesuai dengan kebutuhan. Secara umum setiap harinya ikan lele
memerlukan pakan 3-6% dari bobot tubuhnya. Misalnya, ikan lele dengan bobot 50
gram memerlukan pakan sebanyak 2,5 gram (5% bobot tubuh) per ekor. Kemudian
setiap 10 hari ambil samplingnya, lalu timbang dan sesuaikan lagi jumlah pakan
yang diberikan. Dua minggu menjelang panen, persentase pemberian pakan
dikurangi menjadi 3% dari bobot tubuh.
Jadwal
pemberian pakan sebaiknya disesuaikan dengan nafsu makan ikan. Frekuensinya 4-5
kali sehari. Frekuensi pemberian pakan pada ikan yang masih kecil harus lebih
sering. Waktu pemberian pakan bisa pagi, siang, sore dan malam hari.
Ikan lele
merupakan hewan nokturnal, aktif pada malam hari. Pertimbangkan pemberian pakan
lebih banyak pada sore dan malam hari. Si pemberi pakan harus jeli melihat
reaksi ikan. Berikan pakan saat ikan lele agresif menyantap pakan dan berhenti
apabila ikan sudah terlihat malas untuk menyantapnya.
b. Pemberian pakan tambahan
Selain pakan
utama, bisa dipertimbangkan juga untuk memberi pakan tambahan. Pemberian pakan
tambahan sangat menolong menghemat biaya pengeluaran pakan yang menguras
kantong.
Apabila
kolam kita dekat dengan pelelangan ikan, bisa dipertimbangkan pemberian ikan
rucah segar. Ikan rucah adalah hasil ikan tangkapan dari laut yang tidak layak
dikonsumsi manusia karena ukuran atau cacat dalam penangkapannya. Bisa juga
dengan membuat belatung dari campuran ampas tahu.
Keong mas
dan limbah ayam bisa diberikan dengan pengolahan terlebih dahulu. Pengolahannya
bisa dilakukan dengan perebusan. Kemudian pisahkan daging keong mas dengan
cangkangnya, lalu dicincang. Untuk limbah ayam bersihkan bulu-bulunya sebelum
diumpankan pada lele.
Satu hal
yang harus diperhatikan dalam memberikan pakan ikan lele, jangan sampai telat
atau kurang. Karena ikan lele mempunyai sifat kanibal, yakni suka memangsa
sejenisnya. Apabila kekurangan pakan, ikan-ikan yang lebih besar ukurannya akan
memangsa ikan yang lebih kecil.
Pengelolaan air
Hal penting
lain dalam budidaya ikan lele adalah pengelolaan air kolam. Untuk mendapatkan
hasil maksimal kualitas dan kuantitas air harus tetap terjaga.
Awasi
kualitas air dari timbunan sisa pakan yang tidak habis di dasar kolam. Timbunan
tersebut akan menimbulkan gas amonia atau hidrogen sulfida yang dicirikan
dengan adanya bau busuk.
Apabila
sudah muncul bau busuk, buang sepertiga air bagian bawah. Kemudian isi lagi
dengan air baru. Frekuensi pembuangan air sangat tergantung pada kebiasaan
pemberian pakan. Apabila dalam pemberian pakan banyak menimbulkan
sisa, pergantian air akan lebih sering dilakukan.
Pengendalian hama dan penyakit
Hama yang
paling umum dalam budidaya ikan lele antara lain hama predator seperti linsang,
ular, sero, musang air dan burung. Sedangkan hama yang menjadi pesaing antara
lain ikan mujair. Untuk mencegahnya yaitu dengan memasang saringan pada jalan
masuk dan keluar air atau memasang pagar di sekeliling kolam.
Penyakit
pada budidaya ikan lele bisa datang dari protozoa, bakteri dan virus. Ketiga
mikroorganisme ini menyebabkan berbagai penyakit yang mematikan. Beberapa
diantaranya adalah bintik putih, kembung perut dan luka di kepala dan ekor.
Untuk
mencegah timbulnya penyakit infeksi adalah dengan menjaga kualitas air,
mengontrol kelebihan pakan, menjaga kebersihan kolam, dan mempertahankan suhu
kolam pada kisaran 28oC. Selain penyakit infeksi, ikan lele juga
bisa terserang penyakit non-infeksi seperti kuning, kekurangan vitamin dan lain-lain..
Panen budidaya ikan lele
Ikan lele
bisa dipanen setelah mencapai ukuran 9-12 ekor per kg. Ukuran sebesar itu
bisa dicapai dalam tempo 2,5-3,5 bulan dari benih berukuran 5-7 cm. Berbeda
dengan konsumsi domestik, ikan lele untuk tujuan ekspor biasanya mencapai
ukuran 500 gram per ekor.
Satu hari
(24 jam) sebelum panen, sebaiknya ikan lele tidak diberi pakan agar tidak buang
kotoran saat diangkut. Pada saat ikan lele dipanen lakukan sortasi
untuk misahkan lele berdasarkan ukurannya. Pemisahan ukuran berdampak pada
harga. Ikan lele yang sudah disortasi berdasarkan ukuran akan meningkatkan
pendapatan bagi peternak.
Jumat, 12 Agustus 2022
Pengaruh Plankton Pada Ikan Budidaya
- Mempengaruhi kandungan oksigen: Alga yang tergolong dalam plankton dapat menghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis, yang dapat meningkatkan kandungan oksigen di air. Sebaliknya, jika jumlah alga plankton meningkat secara drastis, dapat menyebabkan terjadinya fenomena algal bloom, yang dapat menguras oksigen di air dan menyebabkan kematian ikan.
- Mempengaruhi kandungan nutrisi: Plankton dapat membantu mengolah nutrisi di air, seperti nitrogen dan fosfor, menjadi bentuk yang dapat diabsorbsi oleh tanaman air. Namun, jika jumlah plankton meningkat secara drastis, dapat menyebabkan terjadinya eutrofikasi, yaitu peningkatan konsentrasi nutrisi di air yang dapat menyebabkan perubahan kualitas air.
- Mempengaruhi kandungan partikel: Plankton dapat mengandung partikel-partikel kecil seperti debu, polusi udara, dan patogen yang dapat merusak kualitas air.
- Mempengaruhi kekeruhan air: Plankton dapat menyebabkan kekeruhan air, terutama jika jumlah plankton meningkat secara drastis. Kekeruhan air dapat menghambat penyerapan cahaya oleh tanaman air, yang dapat mengganggu proses fotosintesis dan menyebabkan perubahan kualitas air.
- Mempengaruhi kelimpahan ikan: Plankton merupakan sumber makanan utama bagi ikan, sehingga kelimpahan plankton dapat mempengaruhi kelimpahan ikan di air.
- Mengatur intensitas cahaya: Intensitas cahaya yang tinggi dapat meningkatkan produksi plankton, sehingga dapat mempengaruhi kualitas air. Untuk mengontrol plankton, dapat dilakukan dengan mengatur intensitas cahaya yang masuk ke dalam kolam atau akuarium.
- Menggunakan pakan yang tepat: Memberikan pakan yang tepat dan seimbang dapat membantu mengontrol pertumbuhan plankton. Jika ikan mendapat asupan nutrisi yang cukup, maka akan terjadi konsumsi plankton yang lebih tinggi, sehingga dapat mengurangi jumlah plankton di air.
- Menjaga kebersihan kolam atau akuarium: Menjaga kebersihan kolam atau akuarium dapat membantu mengontrol pertumbuhan plankton. Membersihkan sisa pakan dan mengganti air secara teratur dapat mengurangi nutrisi yang tersedia bagi plankton, sehingga dapat mengurangi pertumbuhan mereka.
- Menggunakan obat-obatan yang tepat: Jika terjadi pertumbuhan plankton yang berlebihan, dapat dilakukan dengan menggunakan obat-obatan yang tepat sesuai dengan saran dokter hewan. Namun, perlu diingat bahwa penggunaan obat-obatan harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dengan dosis yang tepat agar tidak merusak kualitas air atau mengganggu pertumbuhan ikan.
- Menjaga stabilitas kondisi air: Mengontrol kondisi air seperti pH, suhu, dan kekeruhan dapat membantu mengontrol pertumbuhan plankton. Pastikan bahwa kondisi air sesuai dengan kebutuhan ikan yang dipelihara, agar pertumbuhan plankton dapat terkontrol dengan baik.
- Mengurangi sumber makanan bagi ikan dan organisme lain: Plankton merupakan sumber makanan utama bagi ikan dan organisme lain yang terdapat di air. Jika terjadi kematian massal plankton, maka sumber makanan bagi ikan dan organisme lain tersebut berkurang, sehingga dapat menyebabkan kekurangan gizi atau bahkan kematian.
- Mengurangi produksi oksigen: Alga plankton merupakan sumber oksigen di air, karena dapat menghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis. Jika terjadi kematian massal plankton, maka produksi oksigen di air akan berkurang, sehingga dapat menyebabkan kekurangan oksigen bagi organisme lain yang terdapat di air.
- Mengubah kondisi air: Plankton dapat mempengaruhi kondisi air dengan cara mengolah nutrisi di air menjadi bentuk yang dapat diabsorbsi oleh tanaman air. Jika terjadi kematian massal plankton, maka kondisi air dapat berubah, seperti terjadi peningkatan konsentrasi nutrisi yang dapat menyebabkan perubahan kualitas air.
- Mengubah kelimpahan ikan: Plankton merupakan sumber makanan utama bagi ikan, sehingga kelimpahan plankton dapat mempengaruhi kelimpahan ikan di air. Jika terjadi kematian massal plankton, maka kelimpahan ikan di air dapat berkurang.
- Alga plankton: Alga plankton merupakan jenis plankton yang terdiri dari alga-alga kecil yang terdapat di air. Alga plankton dapat terbagi menjadi dua jenis, yaitu alga plankton merah (Rhodophyta) dan alga plankton hijau (Chlorophyta). Alga plankton merah dapat menghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis, sementara alga plankton hijau dapat menyerap karbon dioksida dan mengeluarkan oksigen.
- Bakteri plankton: Bakteri plankton merupakan jenis plankton yang terdiri dari bakteri-bakteri kecil yang terdapat di air. Bakteri plankton dapat terbagi menjadi dua jenis, yaitu bakteri plankton autotrof dan bakteri plankton heterotrof. Bakteri plankton autotrof dapat menghasilkan makanan sendiri melalui proses fotosintesis, sedangkan bakteri plankton heterotrof dapat mengonsumsi makanan yang dihasilkan oleh organisme lain.
- Protozoa plankton: Protozoa plankton merupakan jenis plankton yang terdiri dari protozoa-protozoa kecil yang terdapat di air. Protozoa plankton dapat mengonsumsi makanan yang dihasilkan oleh organisme lain, seperti alga plankton atau bakteri plankton, serta dapat mengeluarkan sisa metabolisme yang dapat digunakan sebagai makanan oleh organisme lain.
- Invertebrata plankton: Invertebrata plankton merupakan jenis plankton yang terdiri dari invertebrata-invertebrata kecil yang terdapat di air, seperti krustasea, moluska, dan arthropoda. Invertebrata plankton dapat mengonsumsi makanan yang dihasilkan oleh organisme lain, serta dapat mengeluarkan sisa metabolisme yang dapat digunakan sebagai makanan oleh organisme lain.
Rabu, 10 Agustus 2022
HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA IKAN LELE
Hama dan
penyakit ikan lele banyak ragamnya, beternak lele tanpa memperhitungkan resiko
serangan hama dan penyakit akan membawa malapetaka.
Serangan
hama dan penyakit ikan lele bisa dihindari dengan memperbaiki manajemen
budidaya. Namun meskipun begitu, tetap saja masih ada faktor eksternal yang
tidak bisa dielakkan 100 persen. Banyak hal-hal tidak terduga yang bisa terjadi
ketika kita membudidayakan ikan lele.
Sumber hama
dan penyakit ikan lele dari faktor internal, antara lain pengaturan pakan yang
tidak tepat, benih yang membawa bibit penyakit, sampai pengaturan air yang
buruk. Sedangkan dari faktor eksternal antara lain iklim, cuaca, sumber air,
serangan wabah regional dan lain sebagainya.
Pengendalian hama ikan lele
Dalam
beternak lele, hama merupakan gangguan yang bersumber dari organisme besar baik
yang sifatnya predator, penggangu dan pesaing. Hama ikan lele yang bersifat
predator adalah musang, linsang, dan ular. Di daerah perkotaan kucing pun
kadangkala menjadi hama yang perlu di waspadai. Selain itu, ada juga katak yang
merupakan predator bagi benih lele yang masih kecil.
Hama yang
dikategorikan pengganggu adalah belut, terutama untuk yang beternak lele di
kolam tanah. Binatang ini seringkali membuat lubang di pematang sehingga kolam
bocor. Hama yang dikategorikan pesaing adalah Ikan gabus atau mujair, karena
ikan ini bisa berkembang biak dalam kolam melalui saluran masuk atau keluar
air.
Penanggulangan
dari serangan hama bisa dilakukan dengan berbagai hal seperti memagari
pinggiran kolam, menyaring jalan masuk dan keluar air, sampai menutup kolam
dengan paranet. Apabila kita beternak lele secara intensif, biasanya gangguan
hama jarang terjadi karena kolam relatif terawasi terus menerus.
Pengendalian penyakit ikan lele
Penyakit
ikan lele hampir sama dengan penyakit yang ditemui pada ikan tawar lainnya.
Penyakit yang biasa menyerang terdiri dari penyakit infeksi yang disebabkan
jamur, protozoa, bakteri dan virus. Berikut beberapa penyakit ikan lele yang
disebabkan oleh infeksi:
- Penyakit bintik putih (white
spot), penyebabnya adalah protozoa dari jenis Ichthyphyhirius
multifillis. Penyakit ini menyerang hampir semua jenis ikan air tawar.
Pada ikan lele banyak menyerang benih. Bintik-bintik putih tumbuh pada
permukaan kulit dan insang. Bila terkena ikan akan mengosok-gosokkan
badannya ke dinding atau dasar kolam. Peyakit ikan lele ini dipicu oleh
kualitas air yang buruk, suhu air terlalu dingin dan kepadatan tebar ikan
yang tinggi. Untuk mencegah agar ikan tidak terkena white spot,
pertahankan suhu air pada kisaran 28oC dan gunakan air yang
baik kualitasnya. Pengobatan untuk jenis penyakit ikan lele ini antara
lain dengan cara merendam ikan dalam larutan formalin 25 cc per meter
kubik air ditambah dengan malacit green 0,15 gram per meter kubik air
selama 24 jam. Pada ikan lele yang sudah besar, penyakit ini juga bisa
dihilangkan dengan memindahkan ikan ke kolam dengan suhu 28oC.
- Penyakit gatal (Trichodiniasis)
disebabkan oleh protozoa jenis Trichodina sp. Gejala penyakit ikan
lele Trichodiniasis adalah ikan terlihat lemas, warna tubuh kusam
dan sering menggosok-gosokan badannya ke dinding dan dasar kolam. Penyakit
ikan lele ini menular karena kontak langsung dan juga lewat perantara air.
Kepadatan ikan yang terlalu tinggi dan kekurangan oksigen disinyalir
memicu perkembangannya. Penyakit ikan lele ini bisa dicegah dengan
mengatur kepadatan tebar dan menjaga kualitas air. Penyakit ini bisa
dihilangkan dengan merendam ikan dalam larutan formalin 40 ppm selama
12-24 jam.
- Serangan bakteri Aeromonas
hydrophila. Penyakit ikan lele yang ditimbulkan bakter ini menyebabkan
perut ikan menggembung berisi cairan getah bening, terjadi pembengkakan
pada pangkal sirip dan luka-luka disekujur tubuh ikan. Faktor pemicu
penyakit ikan lele ini adalah penumpukan sisa pakan yang membusuk di dasar
kolam. Untuk mencegahnya, upayakan pemberian pakan yang lebih tepat dan
pertahankan suhu air 28oC. Pengobatan yang paling umum pada
ikan benih adalah pemberian antibiotik Oksitetrasiklin (OTC).
Caranya dengan mencampurkan OTC dengan pakan, takarannya 50 mg per kg
pakan. Berikan selama 7-10 hari. Apabila penyakit ikan lele ini menyerang
kolam pembesaran, gantilah air kolam dua kali sehari. Pada saat
penggantian air, tambahkan garam dapur dengan takaran 100-200 gram per
meter kubik.
- Penyakit Cotton wall disease,
penyebabnya bakteri Flexibacter Columnaris. Bakteri ini menyerang organ
dalam seperti insang. Gejala yang ditimbulkannya adalah terjadi luka atau
lecet-lecet pada permukaan tubuh, ada lapisan putih atau bintik putih,
gerakan renang lambat dan ikan banyak mengambang. Faktor pemicunya adalah
pembusukan sisa pakan didasar kolam dan suhu air yang naik terlalu tinggi.
Pencegahannya dengan mengontrol pemberian pakan dan mempertahankan suhu air
pada 28oC. Apabila ada anggaran lebih, berikan vaksin pada
benih ikan. Utuk mengobati penyakit ikan lele adalah dengan memberikan OTC
50 mg per kg pakan yang diberikan 7-10 hari. Cara lainnya, rendam ikan
dalam larutan OTC dengan dosis 3-5 ppm selama 12-24 jam. Ikan lele yang
diberi antibiotik baru bisa dikonsumsi setelah dua minggu.
- Penyakit karena serangan Channel
catfish virus (CCV). Virus ini tergolong kedalam virus herpes. Ikan
yang terinfeksi tampak lemah, berenang berputar-putar, sering tegak vertikal
di permukaan, dan pendarahan dibagian sirip dan perut. Faktor pemicu
penyakit ikan lele ini adalah fluktuasi suhu air, penurunan kualitas air
dan kepadatan tebar yang tinggi. Untuk mencegah serangan virus ini adalah
dengan cara memperbaiki manajemen budidaya, menjaga kebersihan kolam dan
pemberian pakan yang berkualitas. Pengobatan ikan yang telah terinfeksi
jenis virus ini belum diketahui. Namun penyakit ikan lele ini bisa pulih
dengan meningkatkan kebersihan kolam seperti mengganti air kolam hingga ikan
terlihat pulih.
Selain
penyakit ikan lele di atas, terdapat juga sejumlah penyakit yang bukan
disebabkan oleh infeksi melainkan disebabkan oleh kondisi lingkungan, seperti
keracunan dan lain sebagainya. Berikut beberapa penyakit non-infeksi yang penting
diketahui dalam beternak lele:
- Penyakit kuning (Jaundice),
penyakit ini akibat dari kesalahan nutrisi pakan. Penyebabnya antara lain
kualitas pakan yang buruk, seperti telah kadaluarsa atau pakan disimpan di
tempat lembab sehingga pakan rusak. Beberapa keterangan mengatakan jaundice
bisa disebabkan oleh pemberian jeroan atau ikan rucah secara kontinyu.
Keterangan lain mengatakan serangan jaundice bisa datang apabila
dalam air kolam banyak terdapat alga merah.
- Pecah usus atau Reptured
Intestine Syndrom (RIS). Penyakit ikan lele ini terlihat dari
gejalanya yang khas yaitu pecahnya usus. Penyebabnya adalah pemberian
pakan yang berlebihan. Ikan lele merupakan ikan yang rakus, berapapun
pakan yang kita berikan akan disantapnya sehingga akan memecahkan usus
bagian tengah atau belakang. Untuk menghindarinya, lakukan pengaturan
pemberian pakan yang efektif. Kebutuhan pakan ikan lele per hari adalah
3-6% dari berat tubuhnya dan harus diberikan secara bertahap, pagi, siang,
sore atau malam hari.
- Kekurangan vitamin, kasus
kekurangan vitamin yang paling sering pada ikan lele adalah kekurangan
vitamin C. Kekurangan vitamin ini akan mengakibatkan tubuh ikan bengkok
dan tulang kepala retak-retak. Apabila terlihat penyakit ikan seperti ini,
berikan vitamin mix yang banyak dijual di pasar. Dosisinya 1 gram per kg
pakan lele diberikan selama 5-7 hari.
- Penyakit keracunan, penyakit
ini ditimbulkan karena faktor lingkungan seperti air yang tercemar
pestisida, atau akibat kimia industri lainnya. Untuk menanggulanginnya,
usahakan penggantian air kolam minimal sebanyak 20% setiap dua kali sehari.
Rabu, 20 Juli 2022
MANFAAT MAKAN IKAN
Sejuta Manfaat Ikan Konsumsi Bagi Kesehatan Anda - Ikan merupakan jenis makanan sehat yang rendah lemak jenuh, tinggi protein, dan merupakan sumber penting asam lemak omega 3.Ikan baik untuk tambahan diet karena kaya akan vitamin, mineral, dan nutrisi yang dibutuhkan agar tubuh tetap sehat. Orang yang sering makan ikan cenderung mengonsumsi lebih sedikit daging dan keju
Beberapa
cara sehat untuk memasukkan ikan dalam program diet Anda di antaranya bisa
dengan cara dipanggang, rebus, dan dikukus. Ikan sangat direkomendasikan oleh
banyak pakar kesehatan sebagai makanan dengan manfaat kesehatan yang kompleks.
|
1. Kesehatan kardiovaskular
Asam lemak
omega 3 dalam ikan telah terbukti manfaatnya bagi jantung, arteri, dan vena
yang membentuk sistem kardiovaskular.
Dengan mengkonsumsi ikan secara teratur dapat membantu mencegah penyakit
jantung dan gagal jantung dengan mencegah akumulasi trigliserida, mengurangi
tingkat trigliserida berlebih, meningkatkan HDL (kolesterol baik), dan mencegah
pembekuan darah.
Studi para ahli dari Harvard School of Public Health menyimpulkan, makan sampai dua
porsi ikan dalam seminggu dapat mengurangi risiko kematian akibat penyakit
jantung tiga kali lipat.
2. Menurunkan tekanan darah
Minyak ikan
sangat berguna untuk menurunkan tekanan darah, tetapi peran mereka dalam
pencegahan belum jelas. Namun, mengasup banyak minyak ikan tidak
dianjurkan.
3. Menurunkan berat badan
Menurut
sebuah penelitian yang dilakukan di University of Georgia, minyak ikan dengan
DHA membantu mengatasi konversi pra-sel lemak ke dalam sel lemak sehingga
mengurangi lemak yang menumpuk secara keseluruhan.
Mengkonsumsi kapsul minyak ikan diikuti dengan berolahraga efektif menurunkan
lebih banyak lemak daripada olahraga tetapi tanpa asupan suplemen minyak ikan.
4. Menekan risiko kanker
Omega 3
dalam ikan telah terbukti membantu mencegah tiga jenis kanker yang paling umum,
yakni kanker payudara, kolon, dan prostat. Suplemen minyak ikan juga dapat membantu
pasien yang menderita hiperlipidemia.
5. Meningkatkan fungsi otak
Asam lemak
omega-3 pada ikan dapat membantu perkembangan otak Anda. Asupan omega-3 yang
tepat dapat membantu meningkatkan fokus mental pada anak-anak dan orang dewasa.
Sebuah studi baru menunjukkan, suplemen minyak ikan dapat meningkatkan memori
pada orang dewasa.
Para peneliti juga menemukan manfaat asam lemak omega-3 pada ikan dalam
meningkatkan perkembangan otak bayi dan anak-anak.
6. Melawan peradangan
Minyak ikan,
memiliki sifat anti-inflamasi. Oleh karena itu, ikan efektif dalam mengurangi
peradangan dalam darah dan jaringan. Asam lemak omega-3, khususnya EPA, banyak
ditemukan dalam minyak ikan dan memiliki efek positif pada respons inflamasi
sehingga sangat membantu dalam mengurangi radang sendi, prostatitis (radang
prostat), dan sistitis (radang kandung kemih).
7. Menyehatkan mata
Mengkonsumsi
ikan dalam jumlah yang teratur sangat baik karena mempunyai kemampuan dalam
memperbaiki penglihatan. Ikan dapat melawan degenerasi makula (bagian tengah
retina), glaukoma, dan sindrom mata kering.
Sebuah studi baru menemukan bahwa orang yang makan setidaknya dua porsi ikan
per minggu lebih kecil kemungkinan mengalami degenerasi makula terkait
(penyebab utama kebutaan terkait usia) dibandingkan orang yang tidak makan ikan
sama sekali.
Para peneliti mengatakan, asam lemak omega-3 dapat mengurangi risiko inflamasi
dan meningkatkan fungsi pembuluh darah.
8. Perawatan kulit
Mengkonsumsi
ikan membantu menjaga kulit tetap halus. Menurut sebuah penelitian yang
diterbitkan dalam Journal of Lipid Research, asam lemak omega-3 EPA yang ada dalam minyak
ikan dapat membantu mencegah keriput dan menunda proses penuaan kulit. Bahkan,
menurut beberapa studi terbaru, suplemen minyak ikan dapat menjaga kulit dari
kerusakan akibat paparan sinar matahari.
9. Mengatasi depresi
Kandungan
Asam lemak omega-3 dalam minyak ikan baik untuk mengurangi depresi dan
kecemasan. Studi telah meneliti bahwa masyarakat yang mengonsumsi banyak ikan
maka akan memiliki tingkat depresi yang lebih rendah.
Tips
Ikan
Konsumsi sangat baik di berikan kepada balita karena kandungan Omega - 3 dapat
membantu pembentukan otak balita sehingga akan menambah tingkat kecerdasanya
nanti.
Ahli gizi
kesehatan masyarakat dari Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat
(FKM) Universitas Indonesia (UI), Prof. Dr. dr. Ratna Djuwita, MPH,
mengatakan,“Asupan lemak esensial Omega 3 dan 6 untuk mendukung tumbuh kembang
anak yang optimal itu sangat penting.”