Jumat, 23 September 2022

Feed Conversion Ratio




FCR atau Feed Conversion Ratio adalah rasio antara berat makanan yang diberikan kepada ikan dengan berat ikan yang diperoleh. FCR merupakan salah satu indikator penting dalam budidaya ikan, karena menunjukkan seberapa efisien ikan dalam mengubah makanan menjadi pertambahan berat tubuh. Semakin rendah FCR, berarti semakin efisien ikan dalam mengubah makanan menjadi pertambahan berat tubuh, sehingga menghemat biaya pakan.

FCR dihitung dengan menjumlahkan berat makanan yang diberikan kepada ikan selama periode tertentu, kemudian dibagi dengan pertambahan berat tubuh ikan selama periode yang sama. FCR biasanya diukur dalam satuan gram makanan per gram pertambahan berat tubuh (g/g). Sebagai contoh, jika selama satu bulan, ikan diberikan makanan seberat 10 kg dan mengalami pertambahan berat tubuh sebesar 2 kg, maka FCR-nya adalah 10/2 = 5 g/g.

FCR merupakan salah satu indikator penting dalam mengevaluasi kinerja budidaya ikan. FCR yang tinggi menunjukkan bahwa ikan kurang efisien dalam mengubah makanan menjadi pertambahan berat tubuh, sehingga biaya pakan menjadi lebih tinggi. Sebaliknya, FCR yang rendah menunjukkan bahwa ikan lebih efisien dalam mengubah makanan menjadi pertambahan berat tubuh, sehingga biaya pakan lebih rendah.

Untuk menurunkan FCR, terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, di antaranya adalah kualitas pakan, frekuensi pemberian pakan, laju pertumbuhan ikan, dan kondisi budidaya ikan. Kualitas pakan yang baik akan membantu ikan mengubah makanan menjadi pertambahan berat tubuh dengan lebih efisien, sedangkan frekuensi pemberian pakan yang tepat akan membantu ikan mengoptimalkan penggunaan makanan. Selain itu, laju pertumbuhan ikan yang tepat sesuai dengan usia dan ukuran ikan juga akan membantu menurunkan FCR. Kondisi budidaya ikan yang baik, seperti kualitas air, suhu, dan pH yang sesuai, juga akan membantu menurunkan FCR.

Rumus FCR adalah sebagai berikut:

FCR = 
(berat makanan yang diberikan kepada ikan/pertambahan berat tubuh ikan)

Untuk menghitung FCR, pertama-tama Anda perlu mencatat berat makanan yang diberikan kepada ikan selama periode tertentu, misalnya selama satu bulan. Kemudian, Anda perlu mencatat pertambahan berat tubuh ikan selama periode yang sama. Setelah itu, Anda bisa menghitung FCR dengan menjumlahkan berat makanan yang diberikan kepada ikan, kemudian dibagi dengan pertambahan berat tubuh ikan.

Sebagai contoh, jika selama satu bulan, ikan diberikan makanan seberat 10 kg dan mengalami pertambahan berat tubuh sebesar 2 kg, maka FCR-nya adalah 10/2 = 5 g/g. Artinya, ikan tersebut mengkonsumsi 10 gram makanan untuk setiap 1 gram pertambahan berat tubuh.

Perlu diingat bahwa FCR hanya merupakan indikator yang membantu mengevaluasi kinerja budidaya ikan, dan tidak bisa dijadikan sebagai satu-satunya penentu keberhasilan budidaya ikan. FCR yang rendah tidak selalu menunjukkan bahwa budidaya ikan sukses, dan sebaliknya FCR yang tinggi juga tidak selalu menunjukkan bahwa budidaya ikan gagal. Ada banyak faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam mengevaluasi keberhasilan budidaya ikan, seperti produktivitas, tingkat kematian ikan, dan biaya produksi.

Produktivitas

Produktivitas merupakan salah satu indikator penting dalam mengevaluasi keberhasilan budidaya ikan, karena menunjukkan seberapa banyak ikan yang dihasilkan dalam suatu periode waktu tertentu. Produktivitas bisa diukur dengan menggunakan beberapa indikator, seperti jumlah ikan yang dihasilkan, berat total ikan yang dihasilkan, dan nilai ekonomi ikan yang dihasilkan.

Produktivitas tinggi menunjukkan bahwa budidaya ikan tersebut sukses dalam menghasilkan ikan dalam jumlah yang besar, sehingga meningkatkan pendapatan bagi para petani ikan. Selain itu, produktivitas tinggi juga menunjukkan bahwa budidaya ikan tersebut mampu meningkatkan kualitas ikan yang dihasilkan, sehingga bisa lebih bernilai ekonomis.

Namun, produktivitas tinggi tidak selalu menunjukkan bahwa budidaya ikan tersebut sukses. Ada beberapa faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam mengevaluasi keberhasilan budidaya ikan, seperti tingkat kematian ikan, biaya produksi, dan FCR (Feed Conversion Ratio). Tingkat kematian ikan yang rendah akan meningkatkan produktivitas, sedangkan biaya produksi yang rendah akan membantu meningkatkan margin keuntungan. FCR yang rendah juga akan membantu menghemat biaya pakan, sehingga meningkatkan margin keuntungan.

Tingkat Kematian Ikan

Tingkat kematian ikan merupakan salah satu indikator penting dalam mengevaluasi keberhasilan budidaya ikan, karena menunjukkan seberapa banyak ikan yang mati selama proses budidaya. Tingkat kematian ikan yang tinggi akan menurunkan produktivitas ikan, sehingga mengurangi pendapatan bagi para petani ikan. Selain itu, tingkat kematian ikan yang tinggi juga bisa meningkatkan biaya produksi, karena perlu mengeluarkan biaya untuk membeli bibit ikan yang baru.

Tingkat kematian ikan bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah kualitas air, suhu, pH, kualitas pakan, dan penyakit ikan. Kualitas air yang buruk, seperti kadar oksigen yang rendah, kadar amonia yang tinggi, dan kadar zat-zat kimia lain yang tidak sesuai, bisa menyebabkan tingkat kematian ikan meningkat. Suhu yang tidak sesuai juga bisa menyebabkan tingkat kematian ikan meningkat, terutama jika suhu terlalu tinggi atau terlalu rendah. Kualitas pakan yang buruk juga bisa menyebabkan tingkat kematian ikan meningkat, karena ikan tidak mendapat nutrisi yang cukup. Penyakit ikan juga bisa menyebabkan tingkat kematian ikan meningkat, terutama jika tidak diobati dengan cepat.

Sebagai contoh, jika selama satu bulan, ikan diberikan makanan seberat 10 kg dan mengalami pertambahan berat tubuh sebesar 2 kg, serta terdapat 10% ikan yang mati, maka tingkat kematian ikan adalah 10%. Artinya, dari 100 ekor ikan yang dibudidayakan, terdapat 10 ekor yang mati. Tingkat kematian ikan sebesar 10% tersebut bisa dianggap tinggi, karena bisa menurunkan produktivitas ikan dan meningkatkan biaya produksi.

Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan salah satu indikator penting dalam mengevaluasi keberhasilan budidaya ikan, karena menunjukkan seberapa besar biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan ikan. Biaya produksi bisa diukur dengan menjumlahkan semua biaya yang dikeluarkan selama proses budidaya ikan, seperti biaya pakan, biaya obat-obatan, biaya listrik, biaya air, dan biaya tenaga kerja.

Biaya produksi yang rendah akan membantu meningkatkan margin keuntungan bagi para petani ikan, karena harga jual ikan yang dihasilkan bisa lebih tinggi daripada biaya produksi. Selain itu, biaya produksi yang rendah juga menunjukkan bahwa budidaya ikan tersebut mampu mengelola biaya dengan efisien, sehingga meningkatkan keberhasilan usaha.

Selasa, 20 September 2022

MANFAAT MAKAN IKAN AIR TAWAR

MANFAAT MAKAN IKAN AIR TAWAR


Kabupaten Purbalingga wilayahnya tidak ada yang berbatasan langsung dengan lautan, oleh karena itu jarang dijumpai ikan laut, kalaupun ada biasanya dikirim dari Pemalang atau Cilacap.
Adapun pembudidaya ikan di Purbalingga semuanya membudidayakan ikan air tawar, seperti lele, gurami, patin, nila, tawes, mas dll.
Berikut ini adalah manfaat mengkonsumsi ikan air tawar adalah sebagi berikut :
1. Menurunkan risiko penyakit jantung
Mengonsumsi ikan air tawar baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah. Sejumlah penelitian menunjukkan, ikan jenis ini dapat mengurangi risiko serangan jantung dan stroke.
Kandungan lemak yang rendah, tinggi protein, dan asam lemak omega-3 pada ikan baik untuk kesehatan jantung.

2. Kesehatan otak
Ikan ini juga menjaga kesehatan otak. Fungsi otak manusia menurun seiring bertambahnya usia. Konsumsi ikan dapat menghambat penurunan fungsi otak, terutama bagian emosi dan memori.
3. Mengatasi depresi
Rutin makan ikan jenis ini juga dapat mengurangi stres dan depresi. Kandungan omega-3 di dalam ikan dapat berperan sebagai antidepresan.
4. Meningkatkan kualitas tidur
Ikan merupakan salah satu makanan yang dapat memicu pembentukan vitamin D. Vitamin ini dapat membantu meningkatkan kualitas tidur dan juga fungsi tubuh terkait vitamin D.
5. Mengurangi risiko penyakit autoimun
Nutrisi dalam ikan air tawar dapat membantu untuk mengurangi risiko terkena penyakit autoimun seperti diabetes tipe 1, artritis reumatoid, dan sklerosis multipel.


Sabtu, 10 September 2022

TEKNIK PEMBERIAN PAKAN IKAN GURAMI

TEKNIK PEMBERIAN PAKAN IKAN GURAMI


Ikan gurami merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang banyak dibudidayakan oleh petani di eks karesidenan Banyumas. Hal ini karena ikan gurami mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, harga stabildan permintaan pasar juga tinggi.
Meskipun cukup menjanjikan, menjalankan bisnis budidaya ikan gurami tidak boleh dilakukan dengan sembarangan, dan juga tanpa pengetahuan yang memadai. Pasalnya, keberhasilan pembudidayaan ikan gurami dimulai dari teknik pemberian pakannya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pembudidaya agar pembudidayaan ikan guraminya dapat berhasil dan menghasilkan omzet yang tidak sedikit.
Berikut teknik tepat pemberian pakan ikan gurami:
Pemberian pakan yang teratur dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan tubuh ikan lebih cepat. Induk-induk gurami yang sehat dan terjamin makanannya dapat dipijahkan dua kali setahun berturut-turut selama 5 tahun.
Untuk merangsang pertumbuhan gurami, perlu diberikan pakan hewani dan nabati dalam komposisi yang ideal. Gurami tidak dapat diberi 100% pakan pabrik karena dagingnya akan menjadi lembek. Untuk memenuhi pakan nabati, bisa disediakan berbagai jenis hijauan seperti daun sente, kangkung, daun ubi kayu, dan tanaman air atau daun tanaman darat yang lunak serta masih muda.
Jika ditambah enzim kompleks, komposisi pemberian pakan hewani dan nabati yang baik adalah 2% per kg. Berdasarkan pengalaman beberapa petani, pemberian daun sente (Alocasia machoriza), sejenis talas-talasan, menunjukkan pertumbuhan yang paling baik. Pemberian pakan nabati dimulai saat benih seukuran korek atau kira-kira berumur 3,5 bulan.
Pakan diberikan berupa pelet dengan kandungan protein yang disesuaikan dengan ukuran ikan jika:
Ukuran ikan 3—5 cm kadar proteinnya 38%
Ukuran ikan 5—15 cm kadar proteinnya 32%
Ukuran ikan >15 cm kadar proteinnya 28%
Ransum harian pakan buatan dilakukan secara berkala dengan dosis 1—3% dari bobot biomass per hari dengan frekuensi pemberian 1—2 kali per hari, yaitu pagi dan sore. Adapun pakan hijauan diberikan dengan dosis 1—2% dari bobot biomass per hari dengan frekuensi satu kali per hari.
Dengan acuan dosis tersebut, bobot pakan per hari dapat berubah seiring dengan penambahan bobot ikan dalam kolam. Penambahan bobot tersebut sering disebut dengan pertumbuhan. Besarnya pertumbuhan dapat diketahui melalui teknis sampling (mengambil beberapa ekor ikan dan menimbang bobotnya).
Bobot total ikan dalam kolam adalah perkalian antara bobot rata-rata ikan yang di-sampling dengan jumlah ikan yang dipelihara. Penyesuaian jumlah pakan disesuaikan dengan hasil sampling bobot total ikan yang dilakukan setiap dua minggu sekali.

Sabtu, 20 Agustus 2022

PANDUAN LENGKAP BUDIDAYA IKAN LELE

PANDUAN LENGKAP BUDIDAYA IKAN LELE

 

Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan yang sanggup hidup dalam kepadatan tinggi. Ikan ini memiliki tingkat konversi pakan menjadi bobot tubuh yang baik. Dengan sifat seperti ini, budidaya ikan lele akan sangat menguntungkan bila dilakukan secara intensif.

Terdapat dua segmen usaha budidaya ikan lele, yaitu segmen pembenihan dan segmen pembesaran. Segmen pembenihan betjuan untuk menghasilkan benih ikan lele, sedangkan segmen pembesaran bertujuan untuk menghasilkan ikan lele siap konsumsi. Pada kesempatan kali ini alamtani akan membahas tahap-tahap persiapan budidaya ikan lele segmen pembesaran.

Penyiapan kolam tempat budidaya ikan lele

Ada berbagai macam tipe kolam yang bisa digunakan untuk tempat budidaya ikan lele. Setiap tipe kolam memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing bila ditinjau dari segi usaha budidaya. Untuk memutuskan kolam apa yang cocok, harap pertimbangkan kondisi lingkungan, ketersediaan tenaga kerja dan sumber dana ada.

Tipe-tipe kolam yang umum digunakan dalam budidaya ikan lele adalah kolam tanah, kolam semen, kolam terpal, jaring apung dan keramba. Namun dalam artikel ini kita akan membahas kolam tanah, mengingat jenis kolam ini paling banyak digunakan oleh para peternak ikan.

 

 

 

Tahapan yang harus dilakukan dalam menyiapkan kolam tanah adalah sebagai berikut:

a. Pengeringan dan pengolahan tanah

Sebelum benih ikan lele ditebarkan, kolam harus dikeringkan telebih dahulu. Lama pegeringan berkisar 3-7 hari atau bergantung pada teriknya sinar matahari. Sebagai patokan, apabila permukaan tanah sudah retak-retak, kolam bisa dianggap sudah cukup kering.

Pengeringan kolam bertujuan untuk memutus keberadaan mikroorganisme jahat yang menyebabkan bibit penyakit. Mikroorganisme tersebut bisa bekembang dari periode budidaya ikan lele sebelumnya. Dengan pengeringan dan penjemuran, sebagian besar mikroorganisme patogen akan mati.

Setelah dikeringkan, permukaan tanah dibajak atau dibalik dengan cangkul. Pembajakan tanah diperlukan untuk memperbaiki kegemburan tanah dan membuang gas beracun yang tertimbun di dalam tanah.

Bersamaan dengan proses pembajakan, angkat lapisan lumpur hitam yang terdapat di dasar kolam. Lumpur tersebut biasanya berbau busuk karena menyimpan gas-gas beracun seperti amonia dan hidrogen sulfida. Gas-gas itu terbentuk dari tumpukan sisa pakan yang tidak dimakan ikan.

b. Pengapuran dan pemupukan

Pengapuran berfungsi untuk menyeimbangkan keasaman kolam dan membantu memberantas mikroorganisme patogen. Jenis kapur yang digunakan adalah dolomit atau kapur tohor.

Pengapuran dilakukan dengan cara ditebar secara merata di permukaan dasar kolam. Setelah ditebari kapur, balik tanah agar kapur meresap ke bagian dalam. Dosis yang diperlukan untuk pengapuran adalah 250-750 gram per meter persegi, atau tergantung pada derajat keasaman tanah. Semakin asam tanah semakin banyak kapur yang dibutuhkan.

Langkah selanjutnya adalah pemupukan. Gunakan paduan pupuk organik ditambah urea dan TSP. Jenis pupuk organik yang dianjurkan adalah pupuk kandang atau pupuk kompos. Dosisnya sebanyak 250-500 gram per meter persegi. Sedangkan pupuk kimianya adalah urea dan TSP masing-masing 15 gram dan 10 gram per meter persegi. Pemupukan dasar kolam bertujuan untuk menyediakan nutrisi bagi biota air seperti fitoplankton dan cacing. Biota tersebut berguna untuk makanan alami ikan lele.

c. Pengaturan air kolam

Ketinggian air yang ideal untuk budidaya ikan lele adalah 100-120 cm. Pengisian kolam dilakukan secara bertahap. Setelah kolam dipupuk, isi dengan air sampai batas 30-40 cm. Biarkan kolam tersinari matahari selama satu minggu.

Dengan kedalaman seperti itu, sinar matahari masih bisa tembus hingga dasar kolam dan memungkinkan biota dasar kolam seperti fitoplankton tumbuh dengan baik. Air kolam yang sudah ditumbuhi fitoplankton berwarna kehijauan.

Setelah satu minggu, benih ikan lele siap ditebar. Selanjutnya, air kolam ditambah secara berkala sesuai dengan pertumbuhan ikan lele sampai pada ketinggian ideal.

Panduan budidaya ikan lele

Pemilihan benih ikan lele

Tingkat kesuksesan budidaya ikan lele sangat ditentukan oleh kualitas benih yang ditebar. Ada beberapa jenis ikan lele yang biasa dibudidayakan di Indonesia. Silahkan baca lebih lanjut mengenai jenis-jenis ikan lele budidaya.

Kami merekomendasikan jenis ikan lele Sangkuriang yang dikembangkan BBPBAT Sukabumi. Ikan lele sangkuriang merupakan hasil perbaikan dari lele dumbo. BBPBAT mengembangkan ikan lele sangkuriang karena kualitas lele dumbo yang saat ini beredar di masyarakat semakin menurun dari waktu ke waktu.

a. Syarat benih unggul

Benih yang ditebar harus benih yang benar-benar sehat. Ciri-ciri benih yang sehat gerakannya lincah, tidak terdapat cacat atau luka dipermukaan tubuhnya, bebas dari bibit penyakit dan gerakan renangnya normal. Untuk menguji gerakannya, tempatkan ikan pada arus air. Jika ikan tersebut menantang arah arus air dan bisa bertahan berarti gerakan renangnya baik.

Ukuran benih untuk budidaya ikan lele biasanya memiliki panjang sekitar 5-7 cm. Usahakan ukurannya rata agar ikan bisa tumbuh dan berkembang serempak. Dari benih sebesar itu, dalam jangka waktu pemeliharaan 2,5-3,5 bulan akan didapatkan lele ukuran konsumsi sebesar 9-12 ekor per kilogram.

b. Cara menebar benih

Sebelum benih ditebar, lakukan penyesuaian iklim terlebih dahulu. Caranya, masukan benih dengan wadahnya (ember/jeriken) ke dalam kolam. Biarkan selama 15 menit agar terjadi penyesuaian suhu tempat benih dengan suhu kolam sebagai lingkungan barunya. Miringkan wadah dan biarkan benih keluar dengan sendirinya. Metode ini bermanfaat mencegah stres pada benih.

Tebarkan benih ikan lele ke dalam kolam dengan kepadatan 200-400 ekor per meter persegi. Semakin baik kualitas air kolam, semakin tinggi jumlah benih yang bisa ditampung. Hendaknya tinggi air tidak lebih dari 40 cm saat benih ditebar. Hal ini menjaga agar benih ikan bisa menjangkau permukaan air untuk mengambil pakan atau bernapas. Pengisian kolam berikutnya disesuaikan dengan ukuran tubuh ikan sampai mencapai ketinggian air yang ideal.

Menentukan kapasitas kolam

Berikut ini cara menghitung kapasitas kolam untuk budidaya ikan lele secara intensif. Asumsi kedalaman kolam 1-1,5 meter (kedalaman yang dianjurkan). Maka kepadatan tebar bibit lele yang dianjurkan adalah 200-400 ekor per meter persegi. Contoh, untuk kolam berukuran 3 x 4 meter maka jumlah bibit ikannya minimal (3×4) x 200 = 2400 ekor, maksimal (3×4) x 400 = 4800 ekor.

Catatan: kolam tanah kapaistasnya lebih sedikit dari kolam tembok.

Pakan untuk budidaya ikan lele

Pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam budidaya ikan lele. Ada banyak sekali merek dan ragam pakan di pasaran. Pakan ikan lele yang baik adalah pakan yang menawarkan Food Convertion Ratio (FCR) lebih kecil dari satu. FCR adalah rasio jumlah pakan berbanding pertumbuhan daging. Semakin kecil nilai FCR, semakin baik kualitas pakan.

Untuk mencapai hasil maksimal dengan biaya yang minimal, terapkan pemberian pakan utama dan pakan tambahan secara berimbang. Bila pakan pabrik terasa mahal, silahkan coba membuat sendiri pakan lele alternatif.

a. Pemberian pakan utama

Sebagai ikan karnivora, pakan ikan lele harus banyak mengandung protein hewani. Secara umum kandungan nutrisi yang dibutuhkan ikan lele adalah protein (minimal 30%), lemak (4-16%), karbohidrat (15-20%), vitamin dan mineral.

Berbagai pelet yang dijual dipasaran rata-rata sudah dilengkapi dengan keterangan kandungan nutrisi. Tinggal kita pandai-pandai memilih mana yang bisa dipercaya. Ingat, jangan sampai membeli pakan kadaluarsa.

Pakan harus diberikan sesuai dengan kebutuhan. Secara umum setiap harinya ikan lele memerlukan pakan 3-6% dari bobot tubuhnya. Misalnya, ikan lele dengan bobot 50 gram memerlukan pakan sebanyak 2,5 gram (5% bobot tubuh) per ekor. Kemudian setiap 10 hari ambil samplingnya, lalu timbang dan sesuaikan lagi jumlah pakan yang diberikan. Dua minggu menjelang panen, persentase pemberian pakan dikurangi menjadi 3% dari bobot tubuh.

Jadwal pemberian pakan sebaiknya disesuaikan dengan nafsu makan ikan. Frekuensinya 4-5 kali sehari. Frekuensi pemberian pakan pada ikan yang masih kecil harus lebih sering. Waktu pemberian pakan bisa pagi, siang, sore dan malam hari.

Ikan lele merupakan hewan nokturnal, aktif pada malam hari. Pertimbangkan pemberian pakan lebih banyak pada sore dan malam hari. Si pemberi pakan harus jeli melihat reaksi ikan. Berikan pakan saat ikan lele agresif menyantap pakan dan berhenti apabila ikan sudah terlihat malas untuk menyantapnya.

b. Pemberian pakan tambahan

Selain pakan utama, bisa dipertimbangkan juga untuk memberi pakan tambahan. Pemberian pakan tambahan sangat menolong menghemat biaya pengeluaran pakan yang menguras kantong.

Apabila kolam kita dekat dengan pelelangan ikan, bisa dipertimbangkan pemberian ikan rucah segar. Ikan rucah adalah hasil ikan tangkapan dari laut yang tidak layak dikonsumsi manusia karena ukuran atau cacat dalam penangkapannya. Bisa juga dengan membuat belatung dari campuran ampas tahu.

Keong mas dan limbah ayam bisa diberikan dengan pengolahan terlebih dahulu. Pengolahannya bisa dilakukan dengan perebusan. Kemudian pisahkan daging keong mas dengan cangkangnya, lalu dicincang. Untuk limbah ayam bersihkan bulu-bulunya sebelum diumpankan pada lele.

Satu hal yang harus diperhatikan dalam memberikan pakan ikan lele, jangan sampai telat atau kurang. Karena ikan lele mempunyai sifat kanibal, yakni suka memangsa sejenisnya. Apabila kekurangan pakan, ikan-ikan yang lebih besar ukurannya akan memangsa ikan yang lebih kecil.

Pengelolaan air

Hal penting lain dalam budidaya ikan lele adalah pengelolaan air kolam. Untuk mendapatkan hasil maksimal kualitas dan kuantitas air harus tetap terjaga.

Awasi kualitas air dari timbunan sisa pakan yang tidak habis di dasar kolam. Timbunan tersebut akan menimbulkan gas amonia atau hidrogen sulfida yang dicirikan dengan adanya bau busuk.

Apabila sudah muncul bau busuk, buang sepertiga air bagian bawah. Kemudian isi lagi dengan air baru. Frekuensi pembuangan air sangat tergantung pada kebiasaan pemberian pakan. Apabila dalam pemberian pakan banyak menimbulkan sisa, pergantian air akan lebih sering dilakukan.

Pengendalian hama dan penyakit

Hama yang paling umum dalam budidaya ikan lele antara lain hama predator seperti linsang, ular, sero, musang air dan burung. Sedangkan hama yang menjadi pesaing antara lain ikan mujair. Untuk mencegahnya yaitu dengan memasang saringan pada jalan masuk dan keluar air atau memasang pagar di sekeliling kolam.

Penyakit pada budidaya ikan lele bisa datang dari protozoa, bakteri dan virus. Ketiga mikroorganisme ini menyebabkan berbagai penyakit yang mematikan. Beberapa diantaranya adalah bintik putih, kembung perut dan luka di kepala dan ekor.

Untuk mencegah timbulnya penyakit infeksi adalah dengan menjaga kualitas air, mengontrol kelebihan pakan, menjaga kebersihan kolam, dan mempertahankan suhu kolam pada kisaran 28oC. Selain penyakit infeksi, ikan lele juga bisa terserang penyakit non-infeksi seperti kuning, kekurangan vitamin dan lain-lain..

Panen budidaya ikan lele

Ikan lele bisa dipanen setelah mencapai ukuran 9-12 ekor per kg. Ukuran sebesar itu bisa dicapai dalam tempo 2,5-3,5 bulan dari benih berukuran 5-7 cm. Berbeda dengan konsumsi domestik, ikan lele untuk tujuan ekspor biasanya mencapai ukuran 500 gram per ekor.

Satu hari (24 jam) sebelum panen, sebaiknya ikan lele tidak diberi pakan agar tidak buang kotoran saat diangkut. Pada saat ikan lele dipanen lakukan sortasi untuk misahkan lele berdasarkan ukurannya. Pemisahan ukuran berdampak pada harga. Ikan lele yang sudah disortasi berdasarkan ukuran akan meningkatkan pendapatan bagi peternak.

 

Jumat, 12 Agustus 2022

Pengaruh Plankton Pada Ikan Budidaya



Plankton merupakan organisme kecil yang terdiri dari bakteri, protozoa, alga, dan invertebrata lainnya yang terdapat di air. Plankton dapat mempengaruhi kualitas air dengan cara-cara sebagai berikut:
  1. Mempengaruhi kandungan oksigen: Alga yang tergolong dalam plankton dapat menghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis, yang dapat meningkatkan kandungan oksigen di air. Sebaliknya, jika jumlah alga plankton meningkat secara drastis, dapat menyebabkan terjadinya fenomena algal bloom, yang dapat menguras oksigen di air dan menyebabkan kematian ikan.
  2. Mempengaruhi kandungan nutrisi: Plankton dapat membantu mengolah nutrisi di air, seperti nitrogen dan fosfor, menjadi bentuk yang dapat diabsorbsi oleh tanaman air. Namun, jika jumlah plankton meningkat secara drastis, dapat menyebabkan terjadinya eutrofikasi, yaitu peningkatan konsentrasi nutrisi di air yang dapat menyebabkan perubahan kualitas air.
  3. Mempengaruhi kandungan partikel: Plankton dapat mengandung partikel-partikel kecil seperti debu, polusi udara, dan patogen yang dapat merusak kualitas air.
  4. Mempengaruhi kekeruhan air: Plankton dapat menyebabkan kekeruhan air, terutama jika jumlah plankton meningkat secara drastis. Kekeruhan air dapat menghambat penyerapan cahaya oleh tanaman air, yang dapat mengganggu proses fotosintesis dan menyebabkan perubahan kualitas air.
  5. Mempengaruhi kelimpahan ikan: Plankton merupakan sumber makanan utama bagi ikan, sehingga kelimpahan plankton dapat mempengaruhi kelimpahan ikan di air.

Untuk mengontrol plankton dalam budidaya ikan, beberapa hal yang dapat dilakukan adalah:
  1. Mengatur intensitas cahaya: Intensitas cahaya yang tinggi dapat meningkatkan produksi plankton, sehingga dapat mempengaruhi kualitas air. Untuk mengontrol plankton, dapat dilakukan dengan mengatur intensitas cahaya yang masuk ke dalam kolam atau akuarium.
  2. Menggunakan pakan yang tepat: Memberikan pakan yang tepat dan seimbang dapat membantu mengontrol pertumbuhan plankton. Jika ikan mendapat asupan nutrisi yang cukup, maka akan terjadi konsumsi plankton yang lebih tinggi, sehingga dapat mengurangi jumlah plankton di air.
  3. Menjaga kebersihan kolam atau akuarium: Menjaga kebersihan kolam atau akuarium dapat membantu mengontrol pertumbuhan plankton. Membersihkan sisa pakan dan mengganti air secara teratur dapat mengurangi nutrisi yang tersedia bagi plankton, sehingga dapat mengurangi pertumbuhan mereka.
  4. Menggunakan obat-obatan yang tepat: Jika terjadi pertumbuhan plankton yang berlebihan, dapat dilakukan dengan menggunakan obat-obatan yang tepat sesuai dengan saran dokter hewan. Namun, perlu diingat bahwa penggunaan obat-obatan harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dengan dosis yang tepat agar tidak merusak kualitas air atau mengganggu pertumbuhan ikan.
  5. Menjaga stabilitas kondisi air: Mengontrol kondisi air seperti pH, suhu, dan kekeruhan dapat membantu mengontrol pertumbuhan plankton. Pastikan bahwa kondisi air sesuai dengan kebutuhan ikan yang dipelihara, agar pertumbuhan plankton dapat terkontrol dengan baik.
Kematian massal plankton dapat memiliki beberapa dampak negatif bagi ekosistem air, di antaranya:
  1. Mengurangi sumber makanan bagi ikan dan organisme lain: Plankton merupakan sumber makanan utama bagi ikan dan organisme lain yang terdapat di air. Jika terjadi kematian massal plankton, maka sumber makanan bagi ikan dan organisme lain tersebut berkurang, sehingga dapat menyebabkan kekurangan gizi atau bahkan kematian.
  2. Mengurangi produksi oksigen: Alga plankton merupakan sumber oksigen di air, karena dapat menghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis. Jika terjadi kematian massal plankton, maka produksi oksigen di air akan berkurang, sehingga dapat menyebabkan kekurangan oksigen bagi organisme lain yang terdapat di air.
  3. Mengubah kondisi air: Plankton dapat mempengaruhi kondisi air dengan cara mengolah nutrisi di air menjadi bentuk yang dapat diabsorbsi oleh tanaman air. Jika terjadi kematian massal plankton, maka kondisi air dapat berubah, seperti terjadi peningkatan konsentrasi nutrisi yang dapat menyebabkan perubahan kualitas air.
  4. Mengubah kelimpahan ikan: Plankton merupakan sumber makanan utama bagi ikan, sehingga kelimpahan plankton dapat mempengaruhi kelimpahan ikan di air. Jika terjadi kematian massal plankton, maka kelimpahan ikan di air dapat berkurang.

Untuk mengurangi risiko terjadinya kematian massal plankton, penting untuk memelihara kualitas air yang baik, menjaga kebersihan kolam atau akuarium, serta menggunakan pakan yang tepat sesuai dengan kebutuhan ikan yang dipelihara. Jika terjadi kematian massal plankton, segera lakukan tindakan yang tepat untuk mengurangi risiko terjadinya dampak negatif bagi ekosistem air.


Di kolam, biasanya terdapat beberapa jenis plankton seperti:
  1. Alga plankton: Alga plankton merupakan jenis plankton yang terdiri dari alga-alga kecil yang terdapat di air. Alga plankton dapat terbagi menjadi dua jenis, yaitu alga plankton merah (Rhodophyta) dan alga plankton hijau (Chlorophyta). Alga plankton merah dapat menghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis, sementara alga plankton hijau dapat menyerap karbon dioksida dan mengeluarkan oksigen.
  2. Bakteri plankton: Bakteri plankton merupakan jenis plankton yang terdiri dari bakteri-bakteri kecil yang terdapat di air. Bakteri plankton dapat terbagi menjadi dua jenis, yaitu bakteri plankton autotrof dan bakteri plankton heterotrof. Bakteri plankton autotrof dapat menghasilkan makanan sendiri melalui proses fotosintesis, sedangkan bakteri plankton heterotrof dapat mengonsumsi makanan yang dihasilkan oleh organisme lain.
  3. Protozoa plankton: Protozoa plankton merupakan jenis plankton yang terdiri dari protozoa-protozoa kecil yang terdapat di air. Protozoa plankton dapat mengonsumsi makanan yang dihasilkan oleh organisme lain, seperti alga plankton atau bakteri plankton, serta dapat mengeluarkan sisa metabolisme yang dapat digunakan sebagai makanan oleh organisme lain.
  4. Invertebrata plankton: Invertebrata plankton merupakan jenis plankton yang terdiri dari invertebrata-invertebrata kecil yang terdapat di air, seperti krustasea, moluska, dan arthropoda. Invertebrata plankton dapat mengonsumsi makanan yang dihasilkan oleh organisme lain, serta dapat mengeluarkan sisa metabolisme yang dapat digunakan sebagai makanan oleh organisme lain.

Rabu, 10 Agustus 2022

HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA IKAN LELE

HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA IKAN LELE

 

Hama dan penyakit ikan lele banyak ragamnya, beternak lele tanpa memperhitungkan resiko serangan hama dan penyakit akan membawa malapetaka.

Serangan hama dan penyakit ikan lele bisa dihindari dengan memperbaiki manajemen budidaya. Namun meskipun begitu, tetap saja masih ada faktor eksternal yang tidak bisa dielakkan 100 persen. Banyak hal-hal tidak terduga yang bisa terjadi ketika kita membudidayakan ikan lele.

Sumber hama dan penyakit ikan lele dari faktor internal, antara lain pengaturan pakan yang tidak tepat, benih yang membawa bibit penyakit, sampai pengaturan air yang buruk. Sedangkan dari faktor eksternal antara lain iklim, cuaca, sumber air, serangan wabah regional dan lain sebagainya.

Pengendalian hama ikan lele

Dalam beternak lele, hama merupakan gangguan yang bersumber dari organisme besar baik yang sifatnya predator, penggangu dan pesaing. Hama ikan lele yang bersifat predator adalah musang, linsang, dan ular. Di daerah perkotaan kucing pun kadangkala menjadi hama yang perlu di waspadai. Selain itu, ada juga katak yang merupakan predator bagi benih lele yang masih kecil.

Hama yang dikategorikan pengganggu adalah belut, terutama untuk yang beternak lele di kolam tanah. Binatang ini seringkali membuat lubang di pematang sehingga kolam bocor. Hama yang dikategorikan pesaing adalah Ikan gabus atau mujair, karena ikan ini bisa berkembang biak dalam kolam melalui saluran masuk atau keluar air.

Penanggulangan dari serangan hama bisa dilakukan dengan berbagai hal seperti memagari pinggiran kolam, menyaring jalan masuk dan keluar air, sampai menutup kolam dengan paranet. Apabila kita beternak lele secara intensif, biasanya gangguan hama jarang terjadi karena kolam relatif terawasi terus menerus.

Pengendalian penyakit ikan lele

Penyakit ikan lele hampir sama dengan penyakit yang ditemui pada ikan tawar lainnya. Penyakit yang biasa menyerang terdiri dari penyakit infeksi yang disebabkan jamur, protozoa, bakteri dan virus. Berikut beberapa penyakit ikan lele yang disebabkan oleh infeksi:

  • Penyakit bintik putih (white spot), penyebabnya adalah protozoa dari jenis Ichthyphyhirius multifillis. Penyakit ini menyerang hampir semua jenis ikan air tawar. Pada ikan lele banyak menyerang benih. Bintik-bintik putih tumbuh pada permukaan kulit dan insang. Bila terkena ikan akan mengosok-gosokkan badannya ke dinding atau dasar kolam. Peyakit ikan lele ini dipicu oleh kualitas air yang buruk, suhu air terlalu dingin dan kepadatan tebar ikan yang tinggi. Untuk mencegah agar ikan tidak terkena white spot, pertahankan suhu air pada kisaran 28oC dan gunakan air yang baik kualitasnya. Pengobatan untuk jenis penyakit ikan lele ini antara lain dengan cara merendam ikan dalam larutan formalin 25 cc per meter kubik air ditambah dengan malacit green 0,15 gram per meter kubik air selama 24 jam. Pada ikan lele yang sudah besar, penyakit ini juga bisa dihilangkan dengan memindahkan ikan ke kolam dengan suhu 28oC.
  • Penyakit gatal (Trichodiniasis) disebabkan oleh protozoa jenis Trichodina sp. Gejala penyakit ikan lele Trichodiniasis adalah ikan terlihat lemas, warna tubuh kusam dan sering menggosok-gosokan badannya ke dinding dan dasar kolam. Penyakit ikan lele ini menular karena kontak langsung dan juga lewat perantara air. Kepadatan ikan yang terlalu tinggi dan kekurangan oksigen disinyalir memicu perkembangannya. Penyakit ikan lele ini bisa dicegah dengan mengatur kepadatan tebar dan menjaga kualitas air. Penyakit ini bisa dihilangkan dengan merendam ikan dalam larutan formalin 40 ppm selama 12-24 jam.
  • Serangan bakteri Aeromonas hydrophila. Penyakit ikan lele yang ditimbulkan bakter ini menyebabkan perut ikan menggembung berisi cairan getah bening, terjadi pembengkakan pada pangkal sirip dan luka-luka disekujur tubuh ikan. Faktor pemicu penyakit ikan lele ini adalah penumpukan sisa pakan yang membusuk di dasar kolam. Untuk mencegahnya, upayakan pemberian pakan yang lebih tepat dan pertahankan suhu air 28oC. Pengobatan yang paling umum pada ikan benih adalah pemberian antibiotik Oksitetrasiklin (OTC). Caranya dengan mencampurkan OTC dengan pakan, takarannya 50 mg per kg pakan. Berikan selama 7-10 hari. Apabila penyakit ikan lele ini menyerang kolam pembesaran, gantilah air kolam dua kali sehari. Pada saat penggantian air, tambahkan garam dapur dengan takaran 100-200 gram per meter kubik.
  • Penyakit Cotton wall disease, penyebabnya bakteri Flexibacter Columnaris. Bakteri ini menyerang organ dalam seperti insang. Gejala yang ditimbulkannya adalah terjadi luka atau lecet-lecet pada permukaan tubuh, ada lapisan putih atau bintik putih, gerakan renang lambat dan ikan banyak mengambang. Faktor pemicunya adalah pembusukan sisa pakan didasar kolam dan suhu air yang naik terlalu tinggi. Pencegahannya dengan mengontrol pemberian pakan dan mempertahankan suhu air pada 28oC. Apabila ada anggaran lebih, berikan vaksin pada benih ikan. Utuk mengobati penyakit ikan lele adalah dengan memberikan OTC 50 mg per kg pakan yang diberikan 7-10 hari. Cara lainnya, rendam ikan dalam larutan OTC dengan dosis 3-5 ppm selama 12-24 jam. Ikan lele yang diberi antibiotik baru bisa dikonsumsi setelah dua minggu.
  • Penyakit karena serangan Channel catfish virus (CCV). Virus ini tergolong kedalam virus herpes. Ikan yang terinfeksi tampak lemah, berenang berputar-putar, sering tegak vertikal di permukaan, dan pendarahan dibagian sirip dan perut. Faktor pemicu penyakit ikan lele ini adalah fluktuasi suhu air, penurunan kualitas air dan kepadatan tebar yang tinggi. Untuk mencegah serangan virus ini adalah dengan cara memperbaiki manajemen budidaya, menjaga kebersihan kolam dan pemberian pakan yang berkualitas. Pengobatan ikan yang telah terinfeksi jenis virus ini belum diketahui. Namun penyakit ikan lele ini bisa pulih dengan meningkatkan kebersihan kolam seperti mengganti air kolam hingga ikan terlihat pulih.

Selain penyakit ikan lele di atas, terdapat juga sejumlah penyakit yang bukan disebabkan oleh infeksi melainkan disebabkan oleh kondisi lingkungan, seperti keracunan dan lain sebagainya. Berikut beberapa penyakit non-infeksi yang penting diketahui dalam beternak lele:

  • Penyakit kuning (Jaundice), penyakit ini akibat dari kesalahan nutrisi pakan. Penyebabnya antara lain kualitas pakan yang buruk, seperti telah kadaluarsa atau pakan disimpan di tempat lembab sehingga pakan rusak. Beberapa keterangan mengatakan jaundice bisa disebabkan oleh pemberian jeroan atau ikan rucah secara kontinyu. Keterangan lain mengatakan serangan jaundice bisa datang apabila dalam air kolam banyak terdapat alga merah.
  • Pecah usus atau Reptured Intestine Syndrom (RIS). Penyakit ikan lele ini terlihat dari gejalanya yang khas yaitu pecahnya usus. Penyebabnya adalah pemberian pakan yang berlebihan. Ikan lele merupakan ikan yang rakus, berapapun pakan yang kita berikan akan disantapnya sehingga akan memecahkan usus bagian tengah atau belakang. Untuk menghindarinya, lakukan pengaturan pemberian pakan yang efektif. Kebutuhan pakan ikan lele per hari adalah 3-6% dari berat tubuhnya dan harus diberikan secara bertahap, pagi, siang, sore atau malam hari.
  • Kekurangan vitamin, kasus kekurangan vitamin yang paling sering pada ikan lele adalah kekurangan vitamin C. Kekurangan vitamin ini akan mengakibatkan tubuh ikan bengkok dan tulang kepala retak-retak. Apabila terlihat penyakit ikan seperti ini, berikan vitamin mix yang banyak dijual di pasar. Dosisinya 1 gram per kg pakan lele diberikan selama 5-7 hari.
  • Penyakit keracunan, penyakit ini ditimbulkan karena faktor lingkungan seperti air yang tercemar pestisida, atau akibat kimia industri lainnya. Untuk menanggulanginnya, usahakan penggantian air kolam minimal sebanyak 20% setiap dua kali sehari.

 

Rabu, 20 Juli 2022

MANFAAT MAKAN IKAN

MANFAAT MAKAN IKAN

 

Sejuta Manfaat Ikan Konsumsi Bagi Kesehatan Anda - Ikan merupakan jenis makanan sehat yang rendah lemak jenuh, tinggi protein, dan merupakan sumber penting asam lemak omega 3.Ikan baik untuk tambahan diet karena kaya akan vitamin, mineral, dan nutrisi yang dibutuhkan agar tubuh tetap sehat. Orang yang sering makan ikan cenderung mengonsumsi lebih sedikit daging dan keju 

Beberapa cara sehat untuk memasukkan ikan dalam program diet Anda di antaranya bisa dengan cara dipanggang, rebus, dan dikukus. Ikan sangat direkomendasikan oleh banyak pakar kesehatan sebagai makanan dengan manfaat kesehatan yang kompleks.

 

Berikut ini adalah beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan mengonsumsi ikan

1. Kesehatan kardiovaskular

Asam lemak omega 3 dalam ikan telah terbukti manfaatnya bagi jantung, arteri, dan vena yang membentuk sistem kardiovaskular.

Dengan mengkonsumsi ikan secara teratur dapat membantu mencegah penyakit jantung dan gagal jantung dengan mencegah akumulasi trigliserida, mengurangi tingkat trigliserida berlebih, meningkatkan HDL (kolesterol baik), dan mencegah pembekuan darah.

Studi para ahli dari Harvard School of Public Health menyimpulkan, makan sampai dua porsi ikan dalam seminggu dapat mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung tiga kali lipat.

 

2. Menurunkan tekanan darah

Minyak ikan sangat berguna untuk menurunkan tekanan darah, tetapi peran mereka dalam pencegahan belum jelas. Namun, mengasup banyak  minyak ikan tidak dianjurkan.

 

3. Menurunkan berat badan 

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di University of Georgia, minyak ikan dengan DHA membantu mengatasi konversi pra-sel lemak ke dalam sel lemak sehingga mengurangi lemak yang menumpuk secara keseluruhan.

Mengkonsumsi kapsul minyak ikan diikuti dengan berolahraga efektif menurunkan lebih banyak lemak daripada olahraga tetapi tanpa asupan suplemen minyak ikan.

 

4. Menekan risiko kanker 

Omega 3 dalam ikan telah terbukti membantu mencegah tiga jenis kanker yang paling umum, yakni kanker payudara, kolon, dan prostat. Suplemen minyak ikan juga dapat membantu pasien yang menderita hiperlipidemia.

 

5. Meningkatkan fungsi otak 

Asam lemak omega-3 pada ikan dapat membantu perkembangan otak Anda. Asupan omega-3 yang tepat dapat membantu meningkatkan fokus mental pada anak-anak dan orang dewasa. Sebuah studi baru menunjukkan, suplemen minyak ikan dapat meningkatkan memori pada orang dewasa.

Para peneliti juga menemukan manfaat asam lemak omega-3 pada ikan dalam meningkatkan perkembangan otak bayi dan anak-anak.

 

6. Melawan peradangan 

 

Minyak ikan, memiliki sifat anti-inflamasi. Oleh karena itu, ikan efektif dalam mengurangi peradangan dalam darah dan jaringan. Asam lemak omega-3, khususnya EPA, banyak ditemukan dalam minyak ikan dan memiliki efek positif pada respons inflamasi sehingga sangat membantu dalam mengurangi radang sendi, prostatitis (radang prostat), dan sistitis (radang kandung kemih).

 

7. Menyehatkan mata 

 

Mengkonsumsi ikan dalam jumlah yang teratur sangat baik karena mempunyai kemampuan dalam memperbaiki penglihatan. Ikan dapat melawan degenerasi makula (bagian tengah retina), glaukoma, dan sindrom mata kering.

Sebuah studi baru menemukan bahwa orang yang makan setidaknya dua porsi ikan per minggu lebih kecil kemungkinan mengalami degenerasi makula terkait (penyebab utama kebutaan terkait usia) dibandingkan orang yang tidak makan ikan sama sekali.

Para peneliti mengatakan, asam lemak omega-3 dapat mengurangi risiko inflamasi dan meningkatkan fungsi pembuluh darah.

 

8. Perawatan kulit 

 

Mengkonsumsi ikan membantu menjaga kulit tetap halus. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Lipid Research, asam lemak omega-3 EPA yang ada dalam minyak ikan dapat membantu mencegah keriput dan menunda proses penuaan kulit. Bahkan, menurut beberapa studi terbaru, suplemen minyak ikan dapat menjaga kulit dari kerusakan akibat paparan sinar matahari.

 

9. Mengatasi depresi 

 

Kandungan Asam lemak omega-3 dalam minyak ikan baik untuk mengurangi depresi dan kecemasan. Studi telah meneliti bahwa masyarakat yang mengonsumsi banyak ikan maka akan memiliki tingkat depresi yang lebih rendah.

 

Tips 

 

Ikan Konsumsi sangat baik di berikan kepada balita karena kandungan Omega - 3 dapat membantu pembentukan otak balita sehingga akan menambah tingkat kecerdasanya nanti.

 

Ahli gizi kesehatan masyarakat dari Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI), Prof. Dr. dr. Ratna Djuwita, MPH, mengatakan,“Asupan lemak esensial Omega 3 dan 6 untuk mendukung tumbuh kembang anak yang optimal itu sangat penting.”