Sabtu, 10 Juni 2023

Kelompok Ikan Hias di Mangunegara Siap Berebut Pasar


Smart Fisheries Village Desa Mangunegara Kabupaten Purbalingga adalah sebuah proyek inovatif yang menitikberatkan pada beberapa cluster, dan salah satunya adalah cluster ikan hias. Di dalam cluster ikan hias ini, terdapat beberapa jenis ikan yang sedang dikembangkan. Beberapa di antaranya adalah jenis ikan mas koki ryukin, koki rancu, blue polar, remirezi blue electric, platy sanke, platy cendrawasih, platy kohaku, manfish, green sumatra balon, udang cherry black coco, udang cherry yellow, rasbora galaxy, guppy, dan glowfish.

Untuk memastikan kesuksesan cluster ini, penyuluh perikanan pendamping dengan setia mengawal setiap kegiatan di dalamnya. Mereka bekerja sama erat dengan kelompok ikan hias bernama "Manfish" yang merupakan kepanjangan dari Mangunegara Fisheries atau Perikanan Desa Mangunegara. Kelompok ini terdiri dari individu-individu yang bersemangat dan memiliki motivasi yang kuat di bidang ikan hias. Bersama-sama, mereka bekerja menuju tujuan bersama yaitu mengembangkan ikan hias berkualitas tinggi dan sehat. Upaya mereka meliputi berbagai aspek budidaya ikan, seperti pemberian pakan yang tepat, pencegahan penyakit, dan pemeliharaan habitat yang baik.

Kehadiran penyuluh perikanan sangat penting di dalam cluster ini karena mereka memberikan panduan dan dukungan berharga kepada para pembudidaya ikan hias. Mereka mendeseminasikan (membagikan) pengetahuan tentang teknik pembenihan dengan cara yang lebih modern, memperkenalkan strategi efektif untuk pemasaran dan penjualan, serta memberikan bantuan dalam memperoleh izin dan sertifikasi yang diperlukan. Selain itu, penyuluh perikanan ini juga dapat menyelenggarakan penyuluhan untuk mendidik dan melatih para pembudidaya ikan hias terutama pembenih tentang pengetahuan teknis di bidang budidaya.

Smart Fisheries Village Mangunegara Purbalingga bercita-cita menjadi pusat produksi ikan hias yang tidak hanya melayani para penggemar lokal, tetapi juga pasar nasional dan internasional yang lebih luas. Dengan fokus pada praktik yang berkelanjutan dan menjaga standar kualitas dan kesehatan ikan yang tinggi, cluster ini bertujuan untuk menjadi sumber ikan hias premium yang dapat diandalkan. Jadi, mari kita bersama-sama mendukung usaha mereka dan jangan lupa untuk membeli ikan hias yang indah ini untuk mempercantik akuarium kita. (Max)

Rabu, 10 April 2019

MUSCAB IPKANI Kabupaten Purbalingga Memilih Ketua Baru


Musyawarah Cabang (MUSCAB) IPKANI telah dilaksanakan pada tanggal 10 April 2019. Dilaksanakan di sebuah objek wisata baru yaitu "Watu Kambang" yang berada di Desa Sidanegara Kecamatan Kaligondang, lokasinya sekitar 3 km dari Ibukota Purbalingga. Objek wisata ini milik BUMDes Sidanegara, dipilih sebagai sebuah cara IPKANI mendukung pengembangan wisata baru terutama yang berbasis pada pemanfaatan perairan, sekaligus memperkenalkan peran IPKANI di masyarakat.

Musyawarah ini dihadiri oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Purbalingga, Perwakilan dari PERHIPTANI (Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia), Perwakilan IPKINDO (Ikatan Penyuluh Kehutanan Indonesia) serta seluruh Penyuluh Perikanan Kabupaten Purbalingga.

Musyawarah ini membahas beberapa agenda berupa pemilihan Ketua IPKANI dan membahas program kerja untuk satu tahun kedepan. Dibuat tiga sesi musyawarah yaitu yang pertama sesi  pembentukan kelengkapan sidang berupa pemilihan ketua dan kelengkapan sidang lainnya; sesi yang kedua sidang pemilihan ketua; dan sesi ketiga sidang menyusun program kerja IPKANI untuk satu tahun kedepan.

Kegiatan MUSCAB IPKANI ini berjalan lancar tanpa hambatan apapun. Disepakati ketua IPKANI yang baru adalah Bapak Eddyat Priantono yang juga merupakan Koordinator Penyuluh Perikanan Kabupaten Purbalingga menggantikan Bapak Win Pulasmono yang sebentar lagi memasuki masa purna tugas. Program kerja IPKANI juga sudah tersusun dan menjadi program kerja yang di harapkan bermanfaat secara khusus kepada internal organisasi dan bermanfaat secara umum untuk masyarakat.

Selamat bertugas Bapak Eddyat Priantono, S.PKP sebagai nahkoda IPKANI yang baru!


 Sertijab Ketua Ipkani

Rabu, 30 November 2016

Demonstrasi Cara Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal

Jaring Lele, Nyerok Lele, Lele Sangkuriang, Foto Kegiatan

A.    Latar Belakang
Konsumsi makanan merupakan salah satu faktor yang secara langsung berpengaruh terhadap status gizi seseorang, keluarga dan masyarakat. Rendahnya konsumsi makanan atau kurang seimbangnya masukan zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi mengakibatkan terlambatnya pertumbuhan, perkembangan, dan perbaikan jaringan tubuh, terjadinya penyakit dan atau lemahnya daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit serta menurunnya kemampuan kerja. Hal ini tentunya akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang.

Salah satu alternatif bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani adalah ikan. Kandungan protein ikan tidak kalah dengan kandungan protein yang berasal dari daging hewan ternak atau telur. Selain itu ikan adalah sumber protein hewani yang harganya relatif lebih ekonomis dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya, seperti daging sapi dan ayam. Bahkan dengan harga ekonomis tersebut, kandungan proteinnya bahkan lebih tinggi juga lebih sehat, karena adanya kandungan lemak omega 3 yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh.

Namun seiring dengan konsumsi ikan yang semakin meningkat, pemenuhan kebutuhan ikan tidak dapat dipenuhi hanya dari hasil tangkapan. Apalagi jika wilayah itu bukan wilayah pesisir dan hanya memiliki perairan umum yang terbatas. Sehingga ikan hasil produksi budidaya sangat penting artinya.

Wilayah Kecamatan Rembang merupakan wilayah di dataran tinggi dengan topografi  berbukit dan sebaran pemukiman yang tidak merata (biasanya pemukiman terkonsentrasi pada areal yang rata atau memiliki persentase kemiringan yang kecil); memiliki rata-rata areal pekarangan yang sempit; memiliki perairan umum berupa beberapa sungai kecil; sumberdaya air yang relatif terbatas; cukup banyak penduduknya merupakan perantau; jauh dari laut; dan masih tergantung pada pasokan ikan dari luar kecamatan; sehingga cukup strategis jika dilakukan upaya pengenalan teknis budidaya yang cocok dilakukan di wilayah Kecamatan Rembang.
Teknis budidaya ikan yang dianggap cocok dilakukan di sini adalah budidaya ikan lele dengan kolam terpal. Masyarakat yang ada di wilayah Kecamatan Rembang yang rata-rata memiliki lahan pekarangan yang sempit masih bisa melakukan budidaya dengan cara ini, biayanya investasinya pun masih terjangkau, mudah dilakukan meskipun oleh ibu-ibu rumah tangga, dan peluang pasar yang selalu terbuka untuk komoditas ikan lele.

B.    Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan demonstrasi cara budidaya ikan lele di kolam terpal ini waktunya sedikit mundur dari rencana semula. Sebabnya adalah lokasi lahan percontohan yang sudah dibersihkan dan dipersiapkan, yang sebelumnya ada di sebelah selatan gedung kantor BPK Rembang harus di pindah ke lokasi lahan yang ada di sebelah utara. Hal ini karena berdasarkan rencana tata ruang kecamatan yang terbaru, lokasi lahan yang ada di sebelah selatan akan di bangun gedung pemadam kebakaran yang waktunya tidak terlalu lama lagi.

Persiapan
Pada akhirnya persiapan lahan dan pembuatan kolam yang semula harus sudah selesai tanggal 25 Maret 2016 terpaksa mundur hingga tanggal 11 April 2016. Pengisian dan persiapan air kolam juga mundur hingga tanggal 21 April 2016. Kolam terpal yang dibuat adalah kolam yang ada di atas tanah dengan kerangka kolam dari bahan bambu. Selain Praktis dan cepat dalam proses pembuatannya, juga dapat dipindahkan jika sewaktu-waktu lokasi kolam akan digunakan untuk keperluan lain.

Penebaran Benih
Setelah semua kegiatan persiapan selesai, penebaran benih lele dilakukan pada tanggal 21 April 2016. Adapun cara penebaran benih ikan lele ini sesuai teknis budidaya yaitu dengan melakukan aklimatisasi/penyesuaian terlebih dahulu agar benih lele ini tidak kaget dan stres karena adanya perubahan paramater lingkungan budidaya awal ke lingkungan baru. Perubahan parameter ini contohnya suhu.

Benih ikan lele yang di tebar adalah dengan ukuran 7-9 cm. Benih yang ditebar berjumlah 1500 ekor dan di beli dari pedagang benih ikan Desa Larangan Kecamatan Pengadegan. Hal ini karena pembenih Lele di Kecamatan Rembang sedang tidak berproduksi karena sebagian besar ganti komoditas ke jenis ikan lain.

Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan dimulai sejak dilakukan penebaran. Sebelumnya setelah dilakukan penebaran, benih ikan lele di puasakan/tidak diberi makan selama satu hari. Tujuannya adalah menghindari/menghilangkan stres lanjutan dari proses pengangkutan. Perlu diketahui bahwa selama pengangkutan, benih ikan lele kemungkinan akan mengalami stres, jika kondisi demikian maka benih tidak mau makan atau hasrat makannya akan menurun. Apabila di beri pakan, pakan tidak dimanfaatkan dan banyak yang tersisa dan hanya akan mencemari air kolam.

Frekuensi pemberian pakan sebanyak tiga kali yaitu pagi hari, siang hari dan sore/malam hari. Jumlah pakan yang diberikan adalah sebanyak kurang lebih 3-5% bobot ikan. Pemberian pakan secara ad libitum yaitu dengan memberikan pakan sedikit demi sedikit hingga ikan merasa kenyang dan tidak terlihat agresif memanfatkan pakan.

Perlakuan yang diberikan adalah dengan menambahkan probiotik dengan Merk EM4 Perikanan dan diberikan 2 hari sekali dengan dosis yang ditingkatkan 3x mengingat kondisi air kolam ikan lele yang pekat dan banyak sisa kotoran dan pakan di kolam terpal. Tujuan dari penggunaan probiotik ini adalah menjaga kualitas air kolam tetap baik, mengurangi bau, dan meningkatkan kecernakan pakan, serta menjaga ikan tetap sehat. Selama pemeliharaan hingga tanggal 15 Juli 2016 ini telah menghabiskan pakan sebanyak kurang lebih 150 Kg.

Pemanenan
Rencana ikan lele ini di panen dengan target ukuran ikan lele pada saat panen, minimal 100 gr/ekor dan target waktu pemeliharaan selama 2 bulan 10 hari. Oleh karena itu perkiraan panen jatuh pada akhir Bulan Juni tanggal 30 dan masih dalam Bulan Puasa/Ramadhan menjelang Lebaran. Namun karena satu dan lain hal, rencana panen saat bulan puasa tidak bisa terlaksana. Hingga pada hari ini, tanggal 15 Juli 2016, dengan umur pemeliharaan selama 2 bulan 24 hari, baru terlaksana panen tahap I dengan total panen sebanyak 75 Kg. Adapun rata-rata ikan lele yang dipanen berukuran 125 gr/ekor atau satu kilo berisi 8 ekor ikan lele.

Lele Konsumsi, Pecel Lele


Pasca Panen
Pemasaran hasil produksi ikan lele hasil kegiatan demonstrasi cara yang dilakukan BPK Rembang dijual pada pada pegawai di lingkungan kantor Kecamatan Rembang dengan harga dibawah harga eceran namun itu di atas harga panen dari pembudidaya. Beberapa pertimbangan adalah; 1). ikan lele hanya di hargai sesuai standar harga panen jika di jual ke pedagang pengepul; 2). ikan lele tidak bisa dijual sesuai harga pasar karena memang tidak ada yang bersedia mengecerkan secara langsung ke konsumen; 3). harga jual yang lebih rendah dari harga pasar adalah sebagai salah satu cara untuk menarik semakin banyak konsumen untuk mengkonsumsi ikan dan terlebih lagi untuk ikut terjun melakukan budidaya.

Sebagai informasi, untuk saat ini harga eceran adalah Rp 20.000 – 22.000 per kg dan harga panen dari pembudidaya adalah berkisar Rp 13.000 – 15.000 per kg. Sedangkan BPK Rembang menjual hasil panen ikan lele dengan harga Rp 17.000 per kilogram.

Memasak Lele, Menggoreng Lele

Ternyata banyak ibu-ibu yang setelah mengikuti kegiatan apel pagi di Kantor Camat, tertarik membeli dan bahkan ada yang bersedia berlangganan. Mereka membeli satu, dua, atau tiga kilo untuk konsumsi sendiri. Sebagian lagi, ikan lele yang memiliki ukuran di atas 143 gr/ekor atau satu kilo isi 7, di beli warung makan yang ternyata bersedia membeli 20 kg/ hari..

Tentu pembeli senang karena mereka mendapatkan lele yang terjamin kesehatan dan kebersihannya dengan harga yang lebih murah.

Budidaya Lele

C.    Kesimpulan
Kegiatan demonstrasi cara Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal ini mempunyai arti strategis bagi penyuluh di BPK Rembang khususnya dan perkembangan perikanan di Kecamatan Rembang pada umumnya. Karena dengan kegiatan ini penyuluh itu kemudian tahu, mengerti, dan mampu melaksanakan secara mandiri, sehingga ketika mereka berhadapan dengan masyarakat yang ada di wilayah binaan mereka dapat menjelaskan secara rinci teknis budidaya ikan lele di kolam terpal, meskipun mereka adalah bukan penyuluh perikanan. Bagi masyarakat tentu ini menjadi ilmu baru bagi mereka, bahwa jika budidaya lele di kolam terpal dan dengan pelaksanaannya sesuai dengan teknis budidaya dan anjuran penyuluh, usaha budidaya akan berhasil dan menguntungkan.


Makli W. Mushodiq


Selasa, 08 November 2016

Nelayan Sungai Di Kec Karanganyar Siap Menjaga Sungai

Karanganyar-Purbalingga.  Para nelayan sungai di Kec. Karanganyar khususnya di wilayah desa Bungkanel, Maribaya dan Buara dalam beberapa hari kedepan menyatakan siap menjaga sungai.  Hal ini berkaitan dengan telah dilakukannya penebaran bibit ikan (restocking) di tiga lokasi yaitu sungai Tuntung Gunung Desa Buara, sungai Laban Desa Bungkanel dan sungai Kuning di Desa Maribaya.  Penjagaan sungai dimaksudkan supaya bibit ikan yang ditebar tidak dijala atau diseser oleh masyarakat.  Bibit ikan yang ditebar dalam beberapa hari masih membutuhkan adaptasi di lingkungan sungai sehingga perlu dilakukan upaya pengamanan.   

Penebaran bibit ikan yang difasilitasi oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Purbalingga ini dilakukan atas usulan dari pemerintah desa dikarenakan makin banyaknya masyarakat/nelayan sungai yang menangkap ikan di sungai tetapi tidak ada benih yang ditebar sehingga hasil tangkapan berkurang.  Adapun jenis ikan yang ditebar yaitu Tawes, Nilem dan Nila dengan jumlah bibit 9.000 ekor untuk desa Bungkanel dan desa Buara sedangkan bibit 6.000 ekor untuk desa Maribaya karena sungainya relatif dangkal.

Pelaksanaan penebaran ikan telah dilakukan pada hari Kamis tanggal 21 Juli 2016 yang dihadiri oleh Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Purbalingga, Ir. Sediyono beserta staff; Staff Kecamatan; Kepala Desa dan Perangkat Desa; Penyuluh Perikanan Kec. Karanganyar; Babinsa; nelayan sungai serta masyarakat sekitar.  Dalam sambutannya, Kepala Dinas mengingatkan kepada semua unsur masyarakat untuk menjaga dan melestarikan sumberdaya ikan dengan menjaga kebersihan sungai.  Adapun dalam melakukan aktifitas penangkapan ikan tidak menggunakan cara penyetruman atau meracuni sungai dengan bahan kimia berbahaya karena selain melanggar Undang-Undang No. 45 Tahun 2009 tentang Perikanan juga berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain.  Harapannya dengan penebaran bibit ikan ini bisa menambah kesadaran dalam melestarikan lingkungan sungai dan bisa meningkatkan pendapatan nelayan dan atau masyarakat dengan upaya penangkapan ikan yang lestari.

Kontributor : Priya Kusumayadi, S.Pi. selaku Penyuluh Perikanan Muda di Kecamatan Karanganyar - Kabupaten Purbalingga

Minggu, 31 Juli 2016

Siswa SMK 1 Randudongkal Prakerin di UPI Poklahsar Prima Melati Bojongsari-Purbalingga

BOJONGSARI - Sejak Rabu tanggal 27 Juli 2016 yang lalu, Unit Pengolahan Ikan (UPI) Poklahsar Prima Melati di Desa Patemon Kecamatan Bojongsari kedatangan Siswi SMK 1 Randudongkal, Kabupaten Pemalang. Kedatangan mereka bertujuan untuk memulai kegiatan Prakerin (Praktek Kerja Idustri) di UPI Poklahsar Prima Melati selama 4 bulan kedepan.
Prakerin di Unit Pengolahan Ikan
Siswi-siswi SMK 1 Randudongkal diantar oleh Guru untuk memulai Prakerin
Ketua Poklahsar Prima Melati, Yelfia, S.Pi mengatakan bahwa tahun ini merupakan tahun pertama SMK Randudongkal mengirimkan siswa-siswinya untuk melakukan kegiatan Prakerin di Poklahsar Prima Melati. Menyusul kegiatan yang sama yang telah rutin dilakukan oleh SMK Negeri 1 Mrebet selama 3 Tahun terakhir.

"Ini adalah tahun pertama, SMK dari luar kabupaten mengirimkan siswa-siswinya untuk melakukan kegiatan prakerin disini. Harapannya, kedepan, kami bisa terus menjalin kerjasama dengan dunia pendidikan khususnya dalam membimbing siswa-siswi SMK yang mempunyai jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian/ Perikanan dalam melakukan prakerin", jelas Yelfia.

UPI Poklahsar Prima Melati merupakan salah satu UPI binaan Penyuluh Perikanan Kecamatan Bojongsari dan telah eksis mengembangkan produk olahan ikan air tawar sejak tahun 2012. Dibawah bendera brand "Marisa", setidaknya ada 9 varian produk yang telah rutin diproduksi, mulai dari olahan kering berupa Abon dan Kerupuk ikan, juga olahan Beku berupa Nugget, Otak-otak, dan Bakso ikan.

Poklahsar Prima Melati juga menjamin bahwa semua produk-produknya tidak mengandung bahan-bahan pewarna dan pengawet. Semua diolah dengan higienis dan hanya memakai bahan-bahan dan bumbu-bumbu yang alami serta tidak mengandung MSG!

(IPKANI/ Marbowo Leksono-Bojongsari)

Kamis, 07 Juli 2016

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1437 Hijriyah

Lebaran

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1437 Hijriyah
Taqabbalallahu minna wa minkum wa ja'alana minal'aidin wal faizin
Semoga Alloh menerima (puasa) kita dan menjadikankita kembali (dalam keadaan suci) dan termasuk orang-orang yang mendapatkan kemenangan.

Aamiin..